Ada kalanya merasa jikalau Taeyong itu sudah berjuang terlalu keras. Bekerja dengan gigihnya. Bertanggung jawab atas segalanya. Dan karena itu semua kamu merasa Taeyong berhak untuk barang sebentar saja berisitirahat, tanpa perlu memikirkan hal lainya.
Badan dia tetaplah badan seorang manusia yang ada kalanya penat dan lelah. Apalagi menanggung banyak sekali beban yang ada dikedua pundaknya.
Tanggung jawab akan pekerjaan yang sekarang tengah dia emban tak luput dari salah satu dari sekian banyaknya beban yang Taeyong tanggung.
Kamu sudah melarang Taeyong untuk bekerja sekarang, karena setelah kepulangan kalian dari Granada, Taeyong masih merasakan lelah. Tetapi karena ada pekerjaan yang sudah melambai-lambai untuk segera dikerjakan, mau tidak mau Taeyong harus melakukannya.
Serta dikarena rasa khawatirmu pada sang suami yang sangat-sangat waspada sekarang. Berujung menyuruh Taeyong melakukan meeting dirumah kalian saja.
Awalnya kamu pikir meetingnya tidak seramai sekarang, ternyata tidak sedikit orang yang datang. Dan rata-rata kamu sendiri sudah mengenal mereka semua. Teman-teman satu profesi seperti Taeyong.
Ada Bang Ceye, beserta Bang Brian dan Bang Jae dari Enam Hari. Belum lagi ada Xiaojun beserta Kakakmu sendiri, Kak Winsu.
Senang sekali rasanya melihat golongan para tampan-tampan tengah berkumpul seperti ini, ah memanjakan mata. Eh astagfirullah, jaga mata, jaga mata.
Kamu tengah menyiapkan makanan ringan serta minuman teruntuk para tamu yang kini tengah tertawa di ruang keluarga. Andai ada Jaehwan, sudah dipastikan suasananya semakin ramai. Kok tiba-tiba kangen akan sosok juragan emang ya?
"Dek, kemarin kakak lupa kasih tau kamu. Mba Nana, minta kamu buat jadi asisten dia, sekaligus ngatur butiknya nanti. Kasian, soalnya geraknya jadi terbatas, seiring usia kandungannya."
Kamu yang tengah membuat es sirup seketika langsung menatap kearah Kak Wisnu, "Sebenernya mau-mau aja Kak bantuin mba Nana. Cuman posisinya kemarin aku udah ditawarin kerjaan sama Xiaojun di kantornya. Kalau sekarang aku tolak rasanya kurang sopan, tapi kalau Kakak yang bilang, kayaknya Xiaojun juga bakalan paham."
"Oke deh, nanti Kakak yang jelasin ke Ojun. Istri Kakak tuh enggak mau kalau sampai bisnisnya dipegang sama orang lain, makanya dia kekeh minta kamu aja yang bantuin. Salahnya dari kemarin enggak langsung ngomong."
"Pokoknya Kakak ngomong dulu sama Xiaojun ya."
Tepat saat itu, minuman yang kamu buat sudah selesai dan langsung dibawa oleh Wisnu ke teman-temannya, sekaligus berbicara dengan Xiaojun yang tengah tertawa sambil memegang gitarnya.
Sebentar, sepertinya ada yang salah. Jika ada Taeyong dan Xiaojun, biasanya ada Mark. Kok sekarang tidak ada adik bontot, kemana dia? Tidak lucu kan jika kedua Abangnya itu membuang sang adik...
"Jun, Mark kemana?" Tanyamu padanya yang kini tengah menghampirimu.
"Ada Kak, kenapa emang?"
"Kok tumben enggak diajak?"
"Sengaja Kak, kita males soalnya. Jadi memang enggak diajak. Maklum kita terlalu capek sama Mark jadi yaudah kita tinggal."
Seketika kamu tertawa sambil memukul-mukul lengan Xiaojun pelan. Kebiasaan, sering sekali meninggalkan si adik bontot seperti Mark yang polos sekali, subhanallah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT Husband Series 💚 Lee Taeyong 💚
FanficGimana kalau kamu itu menjadi pelabuhan terakhir untuk seorang Taeyong? Menjadi suamimu serta menjadi ayah dari anak-anakmu kelak nanti. Ini cerita tentang kamu dan suamimu Lee Taeyong. Cerita dari awal bagaimana kalian bertemu dan akhirnya saling...