3. Tiga anak

16.6K 857 1
                                    

    Sepasang anak kembar terlihat gembira setelah pelajaran mereka usai. Keduanya memang masih berada di taman kanak-kanak, meski tak banyak belajar, setidaknya mereka merasa sangat senang karena dapat berbaur dengan baik bersama teman-temannya.

    Tak lama mereka menunggu, datang sebuah mobil yang sangat mereka kenali. Ya, itu adalah sang mommy. Mereka berlari dengan gembira menuju tempat dimana mommy-nya memarkirkan mobil.

   "Mommy ..." Airel berteriak antusias sembari memeluk Aubree yang sudah memposisikan dirinya untuk berjongkok. Kemudian disusul dengan Aidan yang juga ikut serta dalam dekapan Aubree.

  "Bagaimana sekolahnya?"

  "Seru mom. Teman-temannya baik," ujar Airel menjawab pertanyaan Aubree.

   "Iya mom, untuk hari ini belum ada yang mengejek kami seperti biasanya."

   Aubree tertegun dengan perkataan dari putra sulungnya. Ia sangat tau dengan jelas apa maksud dari ucapan tersebut. Biasanya setiap mereka memiliki teman, hanya akan bertahan selama beberapa waktu sebelum akhirnya teman atau orang tua temannya mengetahui tentang mereka yang katanya anak Haram.

   "Aidan, masih ingat kan apa yang mommy katakan?"

    "Aidan dan Airella adalah anak mommy Aubree, tidak ada yang namanya anak haram, karena Daddy kami sedang bekerja di tempat yang jauh," ucap Aidan dan Airel hampir serentak. Kemudian Aubree mengelus puncak kepala kedua anaknya dengan sayang.

   "Ya sudah, sekarang kita pulang, yuk!"

   "Tunggu mom," Airel menghentikan langkah Aubree dan Aidan.

   "Aidan, itu bukannya teman kita yang ada di kelas tadi ya?" Aidan melirik pada arah yang ditunjuk oleh Airel.

   "He'em," gumam Aidan membalas ucapan Airel.

   "Mommy, sepertinya dia belum dijemput. Kasihan kalau harus menunggu sendiri, kita ajak boleh ya, mom?" Aubree tersenyum, merasa bangga dengan kebaikan hati anaknya. Hingga sesaat kemudian ia mengangguk.

   "Aidan, Ayo kita ajak dia." Dengan terpaksa Aidan mengikuti langkah Airel. Sementara Airel berlari dengan antusias.

   "Hay ..." Sapa Airel pada anak laki-laki yang ada dihadapannya.

   "Hay ..." Jawab anak laki-laki tersebut yang terlihat agak ragu.

   "Namaku Airella, panggil saja Airel. Dan ini kakak ku, namanya Aidan. Kita bertiga sekelas, loh!" Airel berucap dengan semangat. Sementara lawan bicaranya hanya mengangguk dan tersenyum kikuk. Merasa takut melihat tatapan Aidan yang tampak tidak suka padanya.

   "Kamu belum dijemput ya?"

   "Iya, sepertinya daddy-ku masih banyak pekerjaan."

   "Mau ikut dengan kami tidak? Biar nanti, mommy ku yang mengantarkan mu pulang."

    "Apakah boleh?"

    "Tentu saja."

    Ketiga anak kecil itu pun menghampiri Aubree yang menunggu didekat mobilnya. Setibanya mereka disana, Aubree dibuat terkejut kala menyadari bahwa teman anaknya adalah anak laki-laki yang pagi tadi bersama dengan Arthur.

   "Mommy, ini dia teman baru Airel."

   "Halo sayang ..." Sapa Aubree.

   "Halo, aunty."

   "Mommy, cepetan Aidan udah laper," Ujar Aidan saat melihat Aubree yang menatap teman baru Airel itu dengan lekat.

    "Oh, iya ..."

☃️☃️☃️

   "Jadi, mau kemana lagi sekarang?" Tanya Aubree pada tiga anaknya.

    Ya, anaknya hanya dua namun hari ini rasanya ia seperti memiliki tiga anak. Sungguh, Aubree tidak keberatan, justru ia merasa sangat senang karena anak-anaknya bisa memiliki teman.

   "Airel mau pulang. Arsen boleh ikut kita pulang 'kan mom?"

   "Mommy sih gak masalah, tapi Arsen kan belum izin sama orangtuanya."

    "Aunty, Arsen mau ikut sama aunty aja. Lagian biasanya Daddy pulang malam, jadi Arsen cuma ditinggal sama bibi doang."

   "Okey, kalau gitu Arsen ikut kita pulang ke rumah."

   "ASYIIKK!!"

   "Gak usah teriak juga, Airel!" Kesal Aidan, dengan tingkah adiknya. Sementara Arsen semakin lebar mengembangkan senyumnya. Merasa senang bisa berada ditengah-tengah keluarga ini.

    "Mommy Arsen juga kerja?" Pertanyaan dari Aubree membuat senyum yang awalnya mengembang pada bibir indah Arsen hilang seketika.

    "Arsen gak punya mommy, aunty." Arsen terlihat sendu. Aubree tertegun, mencoba untuk memikirkan tentang apa yang sebenarnya telah terjadi selama enam tahun ini sampai-sampai Arsen hidup tanpa mommy-nya.

   "Kalau begitu, mommy kita bisa menjadi mommy nya Arsen juga. Iya 'kan, Aidan?" Aidan hanya mengangguk dengan malas menanggapi ucapan Airel.

   "Mommy mau kan jadi mommy-nya Arsen juga?" Pertanyaan Airel beralih pada Aubree.

     Aubree terdiam, hingga sesaat kemudian mengembangkan senyumnya. "Iya, mommy bisa menjadi mommy-nya Arsen juga." Aubree mengerti, kondisi Arsen tidak jauh berbeda dengan apa yang selama ini dirasakan oleh Aidan dan Airel.

    "Berarti, Arsen boleh manggil aunty dengan sebutan mommy?"

     "Boleh sayang," jawab Aubree lembut, mengarahkan pandangannya pada kaca yang berada dihadapannya. Melihat bagaimana raut bahagia yang terpancar dari wajah Arsen.

    Hingga kemudian Aubree mengernyitkan dahinya, melihat bahwa Arsen dan Aidan memiliki perawakan yang cukup mirip. Hal itu membuat senyum Aubree memudar. Ia menyadari akan sesuatu yang memang tidak dapat dihindari.

    "Mommy, Airel seneng deh. Karena sekarang, Airel punya dua saudara. Dan mommy jadi punya tiga anak deh," ujar Airel yang masih dengan menampakkan keceriaannya yang kentara.

     "Iya sayang, mommy juga seneng," jawab Aubree sembari mengelus rambut Airel yang duduk disamping kursi kemudi. Sementara dua anaknya yang lain, Aidan dan Arsen duduk pada bangku belakang.

    Anaknya? Ya, entah apa yang menjadi awal mulanya, namun sepertinya Aubree benar-benar menganggap Arsen sebagai anaknya meski mereka baru saja bersama selama dua jam terakhir ini.

    Apa mungkin ini adalah pengaruh dari Daddy Arsen yang masih memiliki tempat dihatinya? Entahlah, yang jelas Aubree merasa senang dengan keberadaan ketiga anaknya itu.

☃️☃️☃️


Terimakasih sudah membaca^^

Jangan lupa vote dan komennya
Follow akun aku juga, yuk-!

💞💞


Daddy's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang