4. Keluarga?

15K 761 2
                                    

"Mommy, Arsen mau tidur disini saja, boleh ya?" Mohon Arsen.

Aubree terdiam, kemudian melirik jam yang tergantung pada dinding. Sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sungguh, Aubree merasa tak enak hati membawa anak orang tanpa izin seperti ini. Hanya saja, ia bingung bagaimana cara untuk memberitahu Arthur tentang keberadaan Arsen.

Aubree tidak bisa menghubungi Arthur. Hal itu jelas karena Aubree tak lagi menyimpan nomor pria itu, atau bahkan mungkin pria itu memang sudah mengganti nomornya. Sementara Arsen sendiri, menolak dengan keras untuk diantar pulang.

"Iya, sekarang Arsen disini dulu, nanti mommy yang akan mengabari Daddy Arsen."

 "Terimakasih mommy!" Arsen tersenyum senang dengan bergelayut manja pada pelukan Aubree.

Beberapa waktu berlalu, Aubree semakin akrab dengan Arsen. Sepertinya Arsen sangat menyukainya. Dan Aubree sendiri, juga merasa sangat menyayangi Arsen.

Untunglah Airel tak merasa iri dengan kemanjaan Arsen pada Aubree. Dan untuk Aidan, masih sama seperti biasanya. Tak terlalu memikirkan hal yang sekiranya tidak penting.

"Sekarang kalian bawa piringnya ke tempat kotor, biar nanti mommy yang cuci."

"Baik mommy."

"Aidan, Airel, dan Arsen, sekarang waktunya kalian belajar ya."

"Okey, mommy!" Airel dan Arsen berlari dengan gembira. Sementara Aidan masih terdiam di atas tempat duduknya.

"Mommy, apa mommy merasa ada sesuatu yang aneh?" Aubree mengernyit bingung, mendengar pertanyaan dari Aidan.

"Apa mommy tidak merasa bahwa aku dan Arsen sedikit memiliki kemiripan? Dengan aku dan Airel yang hanya memiliki mommy serta Arsen yang hanya hidup dengan daddy nya. Apa mungkin kami bertiga adalah saudara? Dan Daddy Arsen adalah Daddy kami juga?"

Aubree tertegun. Anaknya yang satu ini, sungguh cepat sekali tumbuh dewasa. Aubree senang dengan anaknya yang pintar itu, namun terkadang ia juga merasa takut akan pemikiran anaknya yang kelewat dewasa. Ia tidak ingin, pangeran kecilnya tumbuh dengan cepat dan menanggung beban hidup yang sebenarnya hanya ingin Aubree tanggung seorang diri.

"Aidan, sepertinya kau terlalu banyak berpikir. Tidak ada hal seperti itu, Daddy mu masih bekerja di tempat yang jauh."

Mendengar jawaban mommy nya, Aidan hanya mengangguk. Tak ingin memperpanjang pertanyaannya, yang nantinya akan mengganggu pikiran sang mommy.

"Maaf mommy, mommy bisa melupakan pertanyaan konyol ku ini. Sepertinya aku terlalu terbawa oleh angan ku."

"Jangan mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal lagi. Akan berbahaya jika didengar oleh adikmu, ia akan menyalah pahami nya nanti."

"Baiklah. Sekarang aku akan menyusul adik-adikku untuk ikut belajar."

Aubree masih terpaku ditempatnya. Pikirannya menerawang. Mendengar perkataan adik-adikku dari mulut Aidan, sungguh mengusik sesuatu dalam lubuk hatinya.

Mungkin memang benar dengan Arsen yang merupakan saudara Aidan dan Airel. Namun sepertinya, kemiripan itu hanya dikarenakan mereka memiliki Daddy yang sama. Tidak dengan dirinya yang merupakan ibu kandung Arsen.

Suara bel terdengar. Menyadarkan Aubree dari pikirannya. Dengan segera Aubree bangkit menuju pintu apartemennya. Ketika Aubree membuka pintu, ia dikejutkan dengan sosok pria yang membelakanginya.

"Hay..." sapa pria itu setelah membalikkan badannya.

"Arthur, kau—"

"Ya, aku tau, Arsen ada disini 'kan?"

Daddy's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang