7. Mommy Arsen

10.5K 505 6
                                    

Vote dulu yuk😚
Kalo enggak, aku bakal marah loh😠😠

☃️☃️☃️


Siang ini, seperti biasa Arsen akan ditemani oleh baby sitter nya untuk menghabiskan waktu dikarenakan kesibukan sang Daddy. Mungkin benar, jika Arsen memiliki banyak sekali mainan-mainan mahal yang ia inginkan, hanya saja, mainan tanpa teman tidak ada artinya, bukan?

Di rumah besar milik Daddynya, Arsen hanya tinggal bersama dengan sang Daddy dan beberapa pengurus rumah. Sesekali Oma dan Opa nya juga akan berkunjung.

Jika kalian bertanya dimana mommy Arsen, jawabannya adalah Tidak Tahu!

Sejak awal Arsen tak pernah mengenal mommy nya. Beberapa kali Arsen menanyakan hal itu pada Daddy, jawaban yang ia dapat selalu saja tak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

Tapi, pada titik tertentu ia bisa mengetahui bahwa dirinya bukanlah anak kandung Arthur. Hal ini pernah beberapa kali terdengar olehnya dari pembicaraan para pekerja di rumahnya. Saat ini, Arsen masih belum benar-benar mengerti apa arti sebenarnya dari kata Adopsi.

Yang jelas, satu hal yang pasti, Arsen harus menahan diri. Seseorang mengatakan padanya, bahwa ia harus tau diri dengan posisinya itu.

Entah dengan alasan apa, Daddynya bahkan juga melarang ia untuk bermain dengan teman-teman nya diluar. Padahal 'kan Arsen sangat ingin memiliki teman. Jika hanya bermain dengan para pekerja dirumahnya, ia tidak merasa puas karena tidak seumuran. Namun lagi-lagi ia harus menahan diri, dan menuruti hal itu.

Malam hari tiba, seperti biasa Arthur baru akan kembali dirumahnya pada pukul itu.

"Daddy!" Girang Arsen melihat kehadiran Arthur.

"Hay boy!" Arthur memeluk putranya gemas.

"Apa kau sudah makan malam?" Tanya Arthur sembari mengacak-acak rambut Arsen. Dan dibalas anggukan kepala olehnya.

"Arthur, apa kau tak melihat kehadiran mama mu ini?" Protes Karin.

"Mama, mengapa tidak mengabari terlebih dahulu?"

"Mama ingin menjenguk cucu mama, tidak perlu izinmu." Arthur acuh dengan ucapan mamanya. Memang begitulah sang mama.

"Arthur, kau tidak akan mungkin begini selamanya 'kan?" Tanya sang mama setelah membujuk Arsen untuk kembali ke kamar tidurnya dan beristirahat.

"Apa maksud mama?"

"Kau tidak mungkin terus-terusan merawat Arsen seperti in-,"

"DIA PUTRAKU MA!"

"Maaf, bukan itu maksud mama. Yang mama maksud adalah kau harus menikah. Tak mungkin selamanya kau merawat Arsen seorang diri. Dia juga butuh sosok ibu." Arthur menghela nafas panjang.

"Aku akan memikirkannya."

"Ar, mama bisa membantumu untuk-"

"Tidak ma, untuk calon istriku biarkan aku yang menentukannya sendiri."

"Yah, kau memang selalu begitu. Tapi apa kau tak mau mempertimbangkan Shella? Dia juga yang selama ini menjaga Arsen 'kan, dan tampaknya mereka cukup dekat."

"Ma, biarkan ini menjadi urusanku!" Ujar Arsen penuh penekanan. Ia tau, pembahasan mengenai hal ini tidak akan mudah selesai ditangan sang mama.

"Mama hanya ingin kau mendapatkan kebahagiaan mu sendiri Arthur. Mama... Mama tak memiliki banyak waktu untuk mu selama ini, bahkan mama tidak mengenal sosok kecilmu. Setidaknya biarkan mama membantu kebahagiaanmu untuk selanjutnya. Mama sangat menyayangimu."

Daddy's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang