37. Kita saudara

1.9K 111 0
                                    

"Daddy?!" Kaget Arsen dan Aidan hampir serentak.

"Ikut daddy, jelaskan apa yang terjadi sekarang." Ujar Arthur sembari berjalan menuju ruang kerjanya. Aidan dan Arsen saling bertatap tajam sebelum akhirnya mengikuti langkah Arthur.

"Aidan, jelaskan padaku apa yang membuat kalian bertengkar seperti itu."

Aidan terdiam, memandang Arsen yang hanya menundukkan wajahnya. Ia bingung harus bagaimana, jika menjelaskan alasan perkelahian mereka, maka semua yang terjadi akan diketahui oleh Arthur.

"Dad, ini salahku. Aku sungguh minta maaf dan berjanji sesuatu seperti ini tidak akan terjadi lagi." Jelas Aidan akhirnya. Ia memilih untuk mengambil jalan tengah dan melindungi kedua adiknya.

"Aku tau seperti apa dirimu Aidan, kau tidak mungkin akan bertengkar dengan adikmu tanpa alasan yang jelas."

"IYA DAD, SEMUA INI SALAHKU!" Ujar Arsen dengan suara keras. Ucapan Arthur seakan mengatakan bahwa dialah penyebab semua masalah ini, sementara Aidan hanyalah anak baik yang tidak mungkin memulai permasalahan lebih dahulu.

"Arsen, kau berteriak padaku?!" Geram Arthur.

"Aku lelah dengan semua permainan kalian! Sebenarnya aku ini siapa di rumah ini?!"

"APA MAKSUD UCAPAN MU ARSEN?"

"Sepertinya semua yang dikatakan Oma benar. Cih, ku kira aku bisa hidup tenang tanpa mempedulikan omong kosongnya, ternyata semakin lama dipikirkan semua omongannya adalah suatu kebenaran."

"Oma? Apa maksudmu?" Arthur dibuat semakin bingung dengan perkataan Arsen. Sementara Arsen hanya diam dengan tangan terkepal. Ia tidak ingin mengatakan tentang pertemuannya dengan Karin.

"Dad, sepertinya kau harus menjelaskan sesuatu pada Arsen. Ia masih menganggap bahwa dirinya adalah anak adopsi." Penjelasan Aidan memberikan sedikit penerangan pada Arthur, membuatnya sedikit demi sedikit memahami situasi saat ini.

"Arsenio Gibsen, dengar, kau adalah anak ku dan Aubree. Kau anak kandung kami. Maafkan Daddy karena tidak pernah menjelaskan apapun. Daddy dan Mommy berpikir, kau tidak lagi membutuhkan penjelasan karena itu justru akan membuatmu menerima luka dengan fakta yang baru diketahui ini."

"Aku tidak pernah berharap menjadi anak kandung kalian. Menerima fakta bahwa aku hanya anak angkat adalah sesuatu yang jauh lebih baik daripada kebenaran yang kudengar dari Oma."

"Apa yang dikatakan Karin padamu, Arsen?"

"Kau tidak perlu tau dad. Saat ini aku benar-benar berharap bahwa aku bukan lah anakmu." Arsen hendak keluar dari ruangan itu, namun langkahnya terhenti saat melihat Aubree dan Airel yang sudah berdiri di ambang pintu.

Aubree segera memeluk erat tubuh Arsen. Arsen hanya diam, hatinya ingin membalas pelukan itu, namun kepalanya mengingat ucapan Karin, membuatnya tersenyum miris.

Sekilas Arsen memandang Airel yang juga memandangnya dengan tatapan sedih. Arsen benci ini. Ia benci di kasihani, terlebih oleh orang yang ia sukai.

"Arsen, maaf... Maafkan mommy, ini semua salah Mommy... Maaf sayang, maaf..." Aubree terisak dalam pelukan itu.

"Sudah mom, kau tidak perlu bersandiwara seperti ini lagi." Aubree tersentak, kaget dengan perkataan Arsen.

"Arsen, jaga ucapan mu, bagaimana mungkin kau bisa berkata seperti itu dengan Mommy mu?!" Bentak Arthur. Membuat semua orang yang berada disana cukup terkejut.

"Mommy ku? Coba sekarang jelaskan padaku, mengapa aku tidak tinggal bersama dengannya ketika kecil? Mengapa hanya Aidan dan Airel saja yang tinggal dengan dia? Karena takut aku membebani hidupnya? Hingga dia membuat pilihan untuk menjualku atau membunuhku. Apa orang seperti itu bisa ku anggap sebagai ibu?!"

Daddy's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang