24. Triplet

4.1K 147 2
                                    

Sebelum Arthur dan Aubree pergi untuk mengunjungi mansion Gennady, mereka terlebih dahulu menjemput ketiga anaknya pulang dari sekolah.

"Berapa lama Mommy akan pergi? Airel tidak mau ditinggal sendiri ... Huwaa" rengek Airel ketika mommy dan Daddy nya berpamitan untuk pergi.

"Mommy dan Daddy tidak akan lama sayang, Airel juga tidak akan ditinggal sendiri, 'kan ada Aidan dan Arsen ..." Arthur berusaha membujuk.

"Lalu, apakah akan ada hadiah yang akan dibawakan jika Airel bersedia ditinggal?" Aubree tersenyum, "tentu sayang, apapun yang kau inginkan ..."

"Maka, berikan aku mainan yang sangattt banyakk ..." Ucap Airel diikuti gerakan tangannya yang membesar.

"Arsen juga! Arsen juga mauu!" Seru Arsen tak kalah semangat.

"Iya sayang. Lalu, Aidan, apa yang kau inginkan?"

"Aku, Aku mau ..." Gumam Aidan tampak berpikir.

"Katakan saja, nak." Ujar Arthur.

"Aku mau mainan robot edisi terbaru tahun ini, emm apakah boleh?" Tanya Aidan ragu. Disaat seperti ini, Aidan tetaplah anak laki-laki kecil yang suka bermain.

"Apapun yang kau inginkan."

"Arsen juga mau itu dad, Arsen ingin robot keluaran terbaru itu!"

"Airel jugaaa!"

"Kau perempuan sayang, robot bukanlah mainan untuk anak perempuan."

"Tapi Airel ingin mainan yang sama seperti Aidan dan Arsen ..." Airel memasang tampang sedihnya.

"Tak apa Airel, nanti aku akan meminjamkan milikku untuk mu," ujar Arsen lembut.

"Ya, kau juga bisa meminjam punyaku," Aidan turut menawarkan diri.

"Untuk Airel, Daddy akan memberikan boneka Barbie terbaru, bagaimana?"

"Ya dad, Airel mau!"

"Nah, sekarang kita sudah sampai rumah. Beberapa hari ke depan, baik-baik lah di rumah dan jangan nakal ya!"

"Yes Mom!"

_____________

"Airel, Arsen, Sudah cukup mainnya. Ini sudah terlalu malam, waktunya untuk tidur!" Begitu mendengarkan intrupsi dari Aidan, keduanya pun segera merapikan mainan mereka.

Kini, kamar baru sudah di rombak. Pada awalnya, masing-masing dari mereka akan diberikan kamar sendiri-sendiri, namun dikarenakan Airel masih takut untuk itu, jadilah satu kamar dengan tiga ranjang yang berbeda.

Arthur menyiapkan satu ruangan yang paling luas, sehingga mereka bisa tidur dan bermain di tempat yang sama tanpa harus berganti-ganti ruangan.

Shella benar-benar sudah mengundurkan diri dari mansion Arthur, ia tak lagi bekerja disana.

Sementara pengasuh baru belum ditemukan, pelayan lain di mansion itulah yang diminta untuk mengawasi mereka. Tak banyak yang perlu diperhatikan, karena selama ada Aidan, Airel dan Arsen masih berada dalam jangkauan.

Beberapa waktu berlalu, Aidan tampaknya sudah terlelap pada alam bawah sadarnya. Sementara Arsen masih saja membalikkan badannya ke kanan dan ke kiri. Seperti orang yang sedang gelisah. Ya, percakapannya dengan sang Oma kemarin masih saja terngiang dalam pikirannya. Apa benar dia menyukai Airel?

"Airel, apa kau sudah tidur?" Tanya Arsen dengan suara berbisik.

"Belum, aku merindukan mommy ..." Ternyata Airel dan Arsen sama-sama dalam keadaan gelisah, meski dengan kegelisahan yang berbeda.

Daddy's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang