13. Kebersamaan

6.2K 309 24
                                    

Hai aku update 🎉
Happy reading 💘

_____________

Membuka mata di pagi hari, Aubree menyadari kesalahannya kemarin malam. Akibat terbawa suasana, Aubree justru menyerah pada Arthur dan membiarkan hal itu terjadi begitu saja.

Tidak. Aubree tidak membencinya, hanya saja ia menyesali hal ini karena berdampak buruk pada hatinya yang sudah ia tahan bertahun-tahun lamanya menjadi luluh begitu saja.

Merasakan badannya lengket, Aubree bergegas bangkit dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Permainan Arthur tidak berubah, masih begitu nikmat. Ia pandai mengatur kapan harus bermain lembut dan kapan ia harus mempercepat gerakannya, masih sama seperti sebelumnya.

Kalau dipikir-pikir, setelah tidak bersama Aubree, dengan siapa Arthur menyalurkan hasrat nya? Membayangkan Arthur bermain dengan wanita lain saja, Aubree sudah tidak sanggup.

"Bree, Apa yang kau pikirkan, hm?" Tanya Arthur tiba-tiba saat Aubree hendak bangkit dari tempat tidur. Tak lupa tangan Arthur menahan pinggang Aubree agar tidak menjauh.

Aubree hanya diam saja, rasanya suasananya menjadi canggung mengingat Aubree yang mencoba menolak Arthur namun dengan mudahnya lengah dan terjebak permainan Arthur hanya dengan beberapa sentuhannya.

"Bree, apa kau marah?" Aubree tetap hening.

"Ataukah kau malu?" Kata terakhir Arthur membuat wajah Aubree memanas karena tepat sasaran.

Melihat reaksi Aubree membuat Arthur terkekeh, dan semakin memanjakan tubuhnya dengan menggesekkan kepalanya pada tubuh Aubree.

"Ar... Aku ingin mandi!" Kesal Aubree dengan tingkah manja Arthur.

"Ayo mandi bersama ..." Ajak Arthur.

"Tidak! Arthur, kau jangan memanfaatkan kebaikanku ya!"

"Baiklah baiklah, silahkan mandi tuan putri ..."

Saat Aubree hendak melangkahkan kakinya, sesuatu di bawah sana terasa sakit.

"Awww-!!" Keluh Aubree saat tiba-tiba merasakan rasa sakit itu.

"Bree!? Kau kenapa?" Panik Arthur yang segera bangkit dari tempat tidur dan segera berdiri di samping Aubree.

"Kau bertanya kenapa, disaat semua ini adalah hasil dari ulah mu!?"

"Ha, apakah begitu sakit? Apa aku terlalu kasar kemarin?" Wajah Arthur tampak pucat dengan kekhawatirannya.

Enam tahun tidak melakukan hubungan badan, membuat Aubree merasa sakit sama seperti saat pertama kali melakukannya.

"Sudahlah, kau pergi saja. Aku bisa mengatasinya sendiri."

"Tidak, biarkan aku membantu mu ya? Apakah aku harus pergi membeli obatnya?"

"Tak perlu, aku hanya ingin mandi. Kau keluar saja!"

"Tidak Bree, aku harus bertanggung jawab. Biarkan aku membawamu ke kamar mandi ya," Arthur bersikeras.

Melihat kegigihan Arthur, akhirnya Aubree mengalah dan membiarkannya. Arthur segera menggendong Aubree dan membawanya ke kamar mandi.

Dengan kegigihan Arthur yang merasa ingin bertanggung jawab dan membantu Aubree, pada akhirnya justru mereka mandi bersama. Benar-benar hanya sekedar mandi, tidak ada sesuatu yang lain. Arthur memegang kata-katanya, ia justru membersihkan tubuh Aubree dengan lembut dan penuh kehati-hatian.

Beberapa waktu berlalu, Aubree meminta Arthur untuk keluar dari kamarnya karena ia hendak memakai baju. Sebenarnya sama saja, toh Arthur sudah melihat dan mencicipi setiap inchi tubuh Aubree. Namun tetap saja, Aubree merasa malu.

Daddy's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang