Sebelum kita melanjutkan bagaimana kehidupan si kembar dan Arsen saat mereka beranjak dewasa, mari kita kembali pada permasalahan saat itu.
Setelah serangan yang terjadi pada perusahaan Gibsen, kota di gemparkan dengan berita tersebut, hingga kabar itu terdengar hingga ke telinga Andrew.
Mendengar kabar itu, Andrew segera bergegas dan menuju kota tempat putra dan putrinya berada. Hal yang paling ia khawatir kan adalah, putrinya Aubree yang saat ini sudah menjadi bagian dari pemegang saham dengan total 30% ditambah dengan milik anak-anaknya.
Tentu saja Aubree sendiri belum mengetahui tentang hal ini. Itu karena Arthur yang memberikan saham tersebut secara rahasia dan mengambil tanda tangan Aubree tanpa memberi tahu maksud dan tujuannya.
Arthur berencana memberikan kabar ini sebagai hadiah ulangtahun untuk anak kembarnya yang tak genap 2 bulan lagi.
"Papa, kau kemari?!" Arthur terkejut melihat Andrew yang sudah berada di perusahaannya bersama dengan Calvin di sisinya.
"Tentu saja aku bergegas kemari, ini adalah masalah besar. Serangan yang dilakukan pada perusahaan mu ini bisa menjadi masalah fatal jika tidak segera di selesaikan."
"Maaf pa, aku gagal dalam hal ini."
"Aku tidak ingin mendengarkan permintaan maaf mu, lagipula ini bukan perusahaan ku, ini adalah perusahaan Gibsen yang tidak ada sangkut pautnya dengan ku."
"Akan tetapi, karena putri dan cucuku dapat terlibat dalam permasalahan ini, maka aku harus turun tangan untuk membantu mereka. Salah-salah kau sebagai pimpinan bisa di tahan di penjara." Sambung Andrew.
"Permisi tuan, ada dua orang yang tidak di ketahui identitas nya bersikeras ingin bertemu denganmu. Dan pesannya, ia bisa membantu menyelesaikan permasalahan perusahaan ini." Ujar sekertaris Arthur yang memasuki ruangan di tengah percakapan.
Andrew mengangguk, mengisyaratkan pada Arthur yang memandangnya untuk membiarkan orang tersebut memasuki ruangan.
"Persilakan mereka masuk"
"Baik tuan" ujar sang sekretaris dan bergegas keluar ruangan.
"Maaf mengganggu waktu berbincang kalian."
"Anda siapa?" Tanya Arthur.
"Nyonya Vero?" Ucap Andrew tak yakin.
"Wah ternyata anda tau siapa saya ya, haha."
"Ya, kita pernah bertemu dalam rapat tahun lalu di kota A."
"Oh ya, sepertinya anda bagian dari salah satu anggota yang datang di pertemuan itu."
"Oh, tidak perlu terlalu formal. Ada keperluan apa anda datang kemari?" Tanya Andrew.
"Maka kau juga tidak perlu terlalu formal pada ku. Aku hanya datang untuk membantu kerabat ku."
"Kerabat? Siapa?" Tanya Arthur.
"Tentu saja kau, Arthur Gibsen."
"Maksudmu kau memiliki hubungan kerabat dengan Arthur?"
"Yahh, hanya kerabat jauh. Sangat jauh. Sebelumnya aku ingin tau, apakah kepala keluarga Gibsen saat ini sudah mengetahui tentang masalah yang terjadi?"
"Aku belum menceritakan apapun padanya, tapi seharusnya ia sudah mendengar beritanya sekarang." Jelas Arthur.
"Maka, haruskah kita menuggu nya?"
☃️☃️☃️☃️
Leaman keluar dari lift dan bergegas menuju ruangan putranya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat kehadiran orang-orang asing disana. Ada Andrew, Veronica, dan Cedric yang tengah duduk menunggu kehadiran Leaman.
"Aku disini untuk melindungi putriku," ujar Andrew bahkan ketika Leaman tidak menanyakan maksud kedatangannya.
"Tuan Leaman, saya Veronica." Ujar Vero sembari menjulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri dengan pria tua dihadapannya.
"Leaman." Sahutnya.
"Suami Karin yang tak mampu melindungi putranya dan berhasil dikelabui oleh istrinya, benar 'kan?" Wajah Leaman memerah dengan sindiran yang diucapkan oleh Veronica.
"Hahaha, tenang saja saya disini bukan untuk berdebat dengan anda. Hanya saja, kita membutuhkan pendapat anda untuk menentukan siapa yang ingin anda lindungi."
"Maksudnya?" Leaman bingung.
"Apakah anda akan melindungi putra dan perusahaan anda saat ini atau anda justru akan memilih untuk berada di pihak istri anda yang merupakan dalang di balik semua permasalahan ini?" Jelas Vero.
"Apa? Semua ini ulah Karin?!"
"Ya pa. Kami berhasil menemukan bukti bahwa mama yang merencanakan semua ini. Namun bukti tersebut tidak cukup kuat untuk bisa langsung menjeratnya."
"Pantas saja kelakuannya terlihat aneh belakangan ini. Tentu saja aku akan memilih untuk melindungi putra ku."
"Baik, kalau begitu silahkan tanda tangan disini sebagai bukti bahwa anda berada di pihak Arthur dan tidak ikut campur dengan urusan yang melibatkan Karin. Jika ini berhasil, maka anda akan selamat, namun sebaliknya, jika kita gagal anda akan ikut terjerumus bersama dengan Arthur dan juga saya." Jelas Veronica.
"Mengapa kau bersikeras untuk membantu?" Tanya Andrew.
"Yah, ini urusan pribadi. Namun, ada hal besar yang perlu aku selesaikan. Dan ini, bisa menjadi rencana yang membantuku. Apakah kau ingin bertaruh, Gennady?"
"Kau ... Baiklah, aku akan ikut menandatangani surat itu." Putus Andrew.
"Cedric, keluarkan laporan serta bukti-bukti yang sudah kita siapkan. Kehancuran Karin ada di depan mata kita."
Semua orang memandang heran dengan ekspresi Veronica yang tidak dapat dibaca. Namun, tidak ada jalan lain, mereka harus mempercayakan semua nya padanya. Berharap, rencana yang dimiliki oleh Veronica dapat menguntungkan pihak mereka.
"Ini ... Karin adalah wakil kelompok Alonso?!"
"Yup! Tidak terduga bukan? Namun itulah kenyataannya. Karin adalah wanita licik yang bisa menjalankan rencananya selama puluhan tahun ini tanpa tercium sama sekali."
"Tapi, apa tujuannya?"
"Ia ingin menghancurkan keluarga Gibsen hingga sehancur-hancurnya. Dan setelah nama Gibsen tidak ada lagi di dunia ini, semua kepemilikan yang selama ini ia simpan akan menjadi miliknya dan akan diteruskan pada putrinya."
"Putri? Mama punya Putri lain?"
"Hahaha, Karin adalah wanita kotor yang rela melakukan segalanya untuk menjalankan rencananya. Dan ya, sekotor itulah kelompok Alonso. Seharusnya tidak ada jalan bagi bagian dari kami untuk memiliki keturunan lain bersama dengan orang yang bukan merupakan bagian dari Alonso, akan tetapi Karin adalah pengecualian."
"Kami? Apakah artinya kau juga anggota Alonso?" Vero mengangguk.
"Dan aku membenci fakta itu! Karena itulah, setelah kita menyerahkan laporan dan bukti-bukti kebusukan Karin dan anggota nya, kita bisa menghancurkan nya berserta dengan orang-orang di pihaknya saat ini. Itulah tujuanku."
"Tunggu apa lagi, segera lakukan sesuai rencana sebelum Karin bergerak lebih jauh."
![](https://img.wattpad.com/cover/252073726-288-k528968.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's [END]
RomanceF O L L O W S E B E L U M M E M B A C A ! ! "Bagaimana sekolahnya?" "Seru mom. Teman-temannya baik," ujar Airel menjawab pertanyaan Aubree. "Iya mom, untuk hari ini belum ada yang mengejek kami seperti biasanya." Aidan menimpali. Aubree tertegun...