"Arthur, aku sudah mengatur jadwal mu untuk bertemu dengan Austin siang ini," jelas Calvin.
"Ya, baiklah." Jawab Arthur sembari tetap berada pada posisi nyamannya dengan bersandar pada kursi kerjanya.
Siang itupun, akhirnya, Arthur pergi untuk memenuhi janjinya bertemu dengan Austin. Memang sudah lama mereka tidak bertemu. Jika diingat, terakhir kali mereka melakukan pertemuan adalah dua tahun yang lalu, dan itupun hany karena kepentingan bisnis.
Calvin mengatur tempat pertemuan mereka di salah satu restaurant dengan ruang VIP. Alasannya, karena tidak ingin terganggu dengan orang-orang sekitar yang cukup berisik.
Jujur saja, Arthur sendiri tidak tau tujuan pastinya dalam pertemuan kali ini, namun Arthur berharap, Austin mau memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya mengenai Aubree.
"Hai kak!" Sapa Austin.
"Sudah lama aku tak melihatmu, kau terlihat semakin dewasa sekarang."
"Ya begitulah ... Btw, kau sudah bertemu dengan Aubree?"
"Ya, aku bertemu dengannya. Ada sebenarnya, Mengapa sesuatu seperti ini bisa terjadi?" Tanya Arthur.
"Kau tau, enam tahun yang lalu Aubree memilih untuk pergi dari rumah..."
"Mengapa? Apa terjadi masalah di rumah? Tidak mungkin mama akan membiarkannya begitu saja. Papa juga pasti tidak akan tenang membiarkan Aubree tinggal di luar. Terlebih, di kota yang berbeda?"
"Aubree Hamil." Jawaban singkat untuk pertanyaan panjangnya itu, membuat Arthur membeku.
Benar! Apa yang dia pikirkan sampai-sampai meragukan Aubree. Jika diingat kembali, enam tahun lalu adalah waktu dimana ia dan Aubree masih menghabiskan waktu bersama. Jadi, besar kemungkinan bahwa Aidan dan Airel adalah anaknya.
Ya Tuhan, mengapa Arthur tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya?! Lantas, mengapa Aubree tidak memberitahukannya tentang ini?
Apa Aubree masih tidak percaya bahwa ia bisa menyelesaikan semua permasalahan yang akan mereka hadapi?
"Aubree Hamil ..." Ulang Arthur lagi.
"Ya, dan aku tau, kalian memiliki hubungan saat itu."
"Kau tau?"
"Ya, aku mengetahuinya. Bahkan aku sudah tau tentang itu sejak lama." Arthur terdiam mendengarkan penjelasan Austin.
"Kau tau? Pertama kali aku mengetahui hal ini adalah saat aku dan Aubree masih berada di kelas 3 SMA. Dimana saat itu kondisinya Aubree sedang jatuh sakit, sehingga ia tidak datang ke sekolah. Dan saat siang harinya, aku juga mengalami beberapa gejala yang membuatku pulang lebih awal," Austin memberi jeda pada ucapannya.
"Aku berniat melihat kondisi Aubree setibanya di rumah. Karena setahuku tidak ada orang di rumah saat itu. Kau tau apa yang aku lihat? Kalian disana, sedang saling bercumbu dan bermesraan," sambung Austin lagi.
"Aku kaget. Sangat. Bahkan tidak percaya, bahwa kakak yang ku jadikan panutan melakukan hal tak senonoh dengan adik perempuannya. Aku ingin marah, karena aku sangat menyayangi Aubree dan aku takut kau hanya memanfaatkannya saja saat itu. Namun, aku belum punya keberanian untuk menghadapimu. Hingga akhirnya aku memendam semuanya dan berusaha menjadi lebih kuat agar bisa melawan mu. Hingga suatu hari, aku mendengar kenyataan yang sebenarnya dari Papa, bahwa kau bukanlah anak kandung keluarga kami.
Setelah mendengar hal itu, perasaan ku masih campur aduk. Ada keraguan di hatiku untuk memberitahukan soal hubungan kalian pada mama dan papa. Namun sebelum memberitahu mereka, aku berniat untuk mengawasi hubungan kalian terlebih dahulu. Aku harus memastikan bahwa kau bukan hanya mempermainkan perasaan Aubree dan memanfaatkannya. Dan akhirnya aku tau, kalian benar-benar saling mencintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's [END]
DragosteF O L L O W S E B E L U M M E M B A C A ! ! "Bagaimana sekolahnya?" "Seru mom. Teman-temannya baik," ujar Airel menjawab pertanyaan Aubree. "Iya mom, untuk hari ini belum ada yang mengejek kami seperti biasanya." Aidan menimpali. Aubree tertegun...