⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kia melihat sesuatu yang aneh terjadi pada Jeno hari ini. Tidak biasanya cowok itu memasang wajah bingung seperti sekarang ini. Kia mencoba menghampiri Jeno dan melihat isi dari kertas yang ada di tangannya. Ternyata itu adalah formulir pendaftaran osis. Kia sekarang tau apa yang membuat Jeno kebingungan sekarang ini. Kia kemudian memutuskan untuk membuka suaranya.
"Udah ikut aja. Dari dulu kan lo pingin jadi osis, siapa tau keinginan lo jadi ketos terwujud." Ucapan Kia membuat Jeno seketika terkejut.
"Lo nggak mau ikutan juga gitu ?? Kalo ini, tadi gue ditawarin sama pak Wisnu buat daftar osis. Terus pak Wisnu juga mau nyalonin gue buat maju jadi ketos. Siapa tau nanti kalo lo ikut, lo bisa jadi wakil gue." Jelas Jeno sambil menawari Kia untuk menjadi calon waketos.
"Nggak mau Jen, nanti yang ada malah ngerusak reputasi lo. Masa iya Jeno anak baik-baik dan berprestasi gandengannya sama Kia yang barbar dan keluar masuk bk. Yang ada nanti malah lo nggak bakalan jadi. Dan pak Wisnu kan nggak suka banget sama gue, mana bisa gue jadi pasangan lo buat jadi waketos. Lagian gue juga nggak minat tuh daftar osis." Jawab Kia sambil mengedikkan kedua bahunya.
"Tapi kalo gue daftar osis terus sibuk sama kegiatan osis gue, lo gi--"
"Udah Jen, gue gapapa. Gue udah gede juga. Nanti gue bakalan minta tolong lo kalo lo lagi free. Lo tetep sahabat gue kok gimanapun kondisinya." Jawab Kia meyakinkan Jeno.
"Udah gih buruan daftar, nanti gue yang bakalan jadi tim sukses lo." Pinta Kia yang membuat Jeno tersenyum lebar sampai matanya berbentuk bulan sabit. Jeno kemudian mengambil pulpen dan mengisi formulir tersebut.
Setelah mengisi formulir, Jeno mengajak Kia ke ruang guru untuk menyerahkan formulirnya pada pak Wisnu. Tapi pak Wisnu menatap sinis kearah Kia. Yang ditatap hanya bersikap bodoamat sambil memberikan senyuman tulusnya. Benar-benar senyuman tulus yang sama sekali tidak dibuat-buat.
"Tenang aja pak, saya cuma nganterin Jeno. Nggak bermaksud buat daftar osis juga, nggak berminat. Not my style." Jawab Kia yang malah membuat pak Wisnu makin kesel sama dia. Jeno menyenggol lengan Kia agar tidak melanjutkan ucapannya itu.
"Jeno, bapak cuma ngasih saran sama kamu. Kalo bisa kamu nyari temen yang bisa bawa pengaruh baik buat kamu. Yang nggak toxic buat kehidupan kamu."
"Jangan kayak saya kan pak ?? Saya tau kok, bapak bilang kayak gitu buat nyindir saya. Karena saya tau kalau bapak nggak suka sama saya karena saya keseringan tidur sama bolos di jam nya bapak." Sahut Kia terus terang membuat Jeno buru-buru mengajak Kia untuk keluar dari sana.
"Kita keluar yuk ?? Balik ke kelas atau ke kantin gitu." Tawar Jeno tapi dihentikan oleh Kia.
"Kenapa ?? Lo takut gue masuk bk cuma karena ngomong terus terang ??" Ucapan Kia itu sukses membuat Jeno mengusap wajahnya kasar.
"Kamu tuh ya, udah keluar masuk bk, jadi murid nggak pernah jaga sikap, sering bolos pelajaran, di pelajaran matematika saya selalu tidur dan nggak pernah dapat nilai bagus. Mau jadi apa kamu nanti hah ??!! Saya pastikan kamu nggak bakalan bisa masuk ke perguruan tinggi negeri dengan sikap kamu yang seperti itu !!" Bentak pak Wisnu sambil berdiri dari tempat duduknya.
Kia mengepalkan tangannya dengan kuat. Bisa-bisanya gurunya sendiri berbicara seperti itu dihadapan semua guru dan ada beberapa murid disana. Membuat semua mata tertuju pada meja pak Wisnu, lebih tepatnya pada Kia. Kia jelas malu dirinya diperlakukan seperti itu dengan gurunya sendiri, apalagi di depan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible (END)
Fanfiction⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 16 Februari 2021 . . . . . Kisah dari Jeno (Lee Jeno) yang mempunyai seorang sahabat sejak dia kecil bernama Kia (Kim So Hyun). Mereka yang saling bertetangga membuat hu...