13. Lo Ganggu, Tapi Lo Peduli

62 16 3
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Beberapa hari setelah kejadian Kia kecelakaan, dia masih belum tau siapa orang dibalik kecelakaannya ketika menabrak pohon waktu itu. Kia sama sekali tidak bisa menyembunyikan kejadian itu dari Jeno. Karena ketika Jeno menuju ke rumah Kia ditengah-tengah kegiatan pengambilan suara waktu itu, Jeno sempat mendapati mobil Kia tidak ada di garasi. Dan setelah Kia sembuh, Jeno langsung bertanya tentang hal itu. Mau tidak mau Kia menceritakan semuanya pada Jeno.

Hari ini Kia merebahkan dirinya di ranjang milik Jeno. Setelah pulang sekolah, dia sama sekali tidak ingin berada dirumah. Karena lagi-lagi papanya memarahinya karena nilai matematikanya turun 2 nilai dari sebelumnya. Dan itu sukses membuat Kia mendapat pukulan di punggungnya menggunakan sapu. Sangat menyakitkan, itu membuat Kia tidak berniat ada dirumah. Papanya jadi semakin ketat mengawasi Kia sekarang. Bahkan papanya tidak ragu untuk bertanya langsung tentang nilai Kia pada guru Kia disekolah.

"Lo ?? Kok lo ada disini ??" Ternyata ada seseorang yang barusaja memasuki kamar Jeno dengan menenteng tas laptopnya, itu Dara.

"Gue ?? Gue mah emang sering kesini. Hampir tiap hari malah. Ayah sama bunda aja udah nggak heran kok. Harusnya itu gue yang tanya, ngapain lo ada disini ??" Tanya Kia balik. Kemudian Jeno datang dari arah belakang sambil membawa beberapa camilan dan 4 gelas minuman ?? Jadi akan ada orang lagi yang datang ??

"Satunya lagi buat siapa ?? Ada yang dateng lagi ??" Tanya Kia memastikan. Jeno mengangguk sebagai jawaban.

"Gue ada tugas kelompok sama Narendra, dan Dara kesini karena ada proposal osis yang harus dikerjain. Jadi sekalian aja kerjain dua sekaligus." Jelas Jeno sambil mengambil laptopnya di meja belajar.

Ya, Jeno dan Dara resmi menjadi ketos dan waketos dengan suara terbanyak yang mereka dapat. Jadi mau tidak mau Kia akan sering bertemu dengan cewek itu. Kia sekarang sudah menggulung tubuhnya di dalam selimut milik Jeno. Mengabaikan tatapan tidak enak dari Dara.

"Heh !! Makan siang dulu !! Lo pasti belum makan kan !!" Ucap Jeno sambil menepuk selimut yang berisi Kia didalamnya. Dia berusaha menarik selimut itu tapi tetap tidak bisa. Jeno menepuk selimut itu lagi yang sepertinya tepat mengenai punggung Kia tapi sekarang dengan sedikit lebih keras.

"Aduh !! Sakit Jeno !!" Pekik Kia sambil keluar dari dalam selimut milik Jeno itu. Jeno sangat terkejut ketika mendapati wajah Kia dengan mata yang berkaca-kaca. Sekeras itukah dia memukul Kia tadi ??

"Lo kenapa ?? Gue terlalu keras mukulnya ?? Kok lo nangis ??" Tanya Jeno galagapan.

"Sakit Jen..." Lirih Kia sambil berusaha mengusap punggungnya tadi.

"Jangan bilang lo habis..." Tanya Jeno sengaja menggantungkan ucapannya karena dia sadar kalau disana masih ada Dara.

"BUNDA !!!" Teriak Jeno dari dalam kamar kemudian mengajak Kia untuk turun menuju ke kamar bundanya.

Nana yang barusaja datang terlihat bingung. Ketika dia mau masuk ke kamar milik Jeno, dia sudah dihadapkan dengan Jeno yang menarik Kia untuk menuju ke salahsatu ruangan yang ada dibawah. Membuat dia jadi bingung sendiri. Tapi bukannya masuk ke kamar Jeno, dia malah mengikuti kemana Jeno pergi secara diam-diam. Dia sangat ingin tau ada apa dengan mereka berdua.

"Kenapa lo nggak bilang sih kalo habis dipukul sama papa lo ?? Ya ampun Ki, itu sampe berbekas merah gitu loh. Kalo nggak buruan diobati bisa biru itu Kia !!" Ucap Jeno frustasi.

Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang