⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
Happy Reading 💚💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Semakin hari kondisi Kia semakin membaik. Dia juga sudah mulai bersekolah, tapi dia sekolah di rumahsakit. Lebih seperti home schooling. Pak Jhonny yang selalu bolak-balik untuk mengantarkan tugas-tugas Kia dan ulangan harian Kia. Kia memahami materinya yang tertinggal dibantu oleh Wendy juga. Tak jarang dia juga mengkuti kelas online.
Mau tidak mau Kia harus melakukan itu semua karena dia ingin lulus bersama kedua kembarannya. Dengan perundingan dan negosiasi panjang, akhirnya keluarga Arsenio memutuskan untuk melakukan sekolah jarak jauh seperti ini. Yudha juga mengajak pihak sekolah berunding tentang hal ini dan pihak sekolah menyetujuinya. Yudha melakukan berbagai cara untuk menuruti keinginan Kia meskipun Kia masih belum mau berbicara dengannya.
Sekarang, ditemani dengan Mark dan pak Jhonny, Kia mengerjakan soal ujian akhir semester satu. Dihadapannya juga ada kamera yang mengawasinya yang terhubung secara langsung dengan pemgawas di kelasnya. Kia mengerjakannya dengan serius sambil sesekali melihat jam yang melingkar di tangannya. Dia menghentikan kegiatannya begitu jam sudah menunjukkan kalau waktu habis. Kia kemudian memberikan lembar jawabannya pada pak Jhonny. Meregangkan otot-ototnya yang mulai kaku kemudian menolehkan kepalanya kearah Mark.
"Bang, nggak kuliah ??" Tanya Kia.
"Lagi nggak ada kelas, jadi bunda nyuruh abang buat kesini. Sekalian kan abang juga jarang ketemu sama kamu." Ucap Mark. Kia mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Gimana keadaan kamu ?? Udah baikan ??" Tanya Mark sambil mendekat kearah Kia. Kia mengangguk.
"Lumayan sih bang. Tapi ya kadang suka kerasa sakit aja di bekas jahitannya." Jelas Kia.
"Terus kanker kamu itu gimana sekarang ??" Tanya pak Jhonny sambil membereskan barang-barang, bersiap ke sekolah untuk menyetorkan hasil milik Kia. Ini hari terakhir, jadi pak Jhonny bisa berbicara sebentar dengan Kia.
"Masih harus kemo pak. Belum tau perkembangannya. Nggak ada yang jelasin ke saya." Jawab Kia.
"Kata Rendi, kamu juga kadang suka lupa minum obatnya dek. Kan kata dokter Dimas kamu nggak boleh sampai lupa minum obat." Tutur Mark.
"Yara, katanya kamu mau cepet masuk ke sekolah ketemu sama Chandra. Tapi kalo kamu sering lupa minum obat, gimana caranya kamu sembuh ??" Tanya pak Jhonny sambil menatap lembut kearah Kia. Kia yang mendapat pesan seperti itu hanya menundukkan kepalanya.
"Iya pak. Habis ini saya nggak bakalan lupa lagi." Ucap Kia.
"Oh iya, bapak cuma mau menyampaikan. Sebentar lagi ada seleksi beasiswa buat kuliah di Oxford. Kamu mau ikut ??" Tawar pak Jhonny. Kia terdiam, dia sebenarnya bingung ingin kuliah dimana. Tapi dia sudah tau jurusan yang akan dia ambil nantinya. Ya, meskipun itu akan lintas jurusan.
"Kalau saya sarankan sih, mending kamu ikut aja. Urusan keterima enggaknya dipikir belakangan." Ucap pak Jhonny.
"Kalo misalnya saya keterima disana gimana pak ??" Tanya Kia.
"Ya tinggal jalanin lah." Ucap pak Jhonny enteng.
"Ambil kedokteran boleh emangnya pak kan saya anak IPS ??" Tanya Kia ragu.
"Kenapa nggak boleh ?? Boleh aja dong. Kan nanti ada tes sama wawancaranya. Nanti saya ambilkan formulirnya ya. Biar nanti kamu isi terus kamu bisa ikut seleksinya." Ucap pak Jhonny yang hanya dibalas senyuman oleh Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible (END)
Fanfiction⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 16 Februari 2021 . . . . . Kisah dari Jeno (Lee Jeno) yang mempunyai seorang sahabat sejak dia kecil bernama Kia (Kim So Hyun). Mereka yang saling bertetangga membuat hu...