30. Tolong Kalian Baikan Ya ??

56 14 18
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Minta tolong baca note nya, ada yang aku sampaiin disana. Terimakasih 😊😊😊

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Gue nggak mau pulang sama lo. Karena lo sama dia. Gue udah pernah bilang, kalo lo lagi sama dia jangan harap gue mau pergi bareng sama lo." Tolak Kia yang membuat Jeno melepaskan genggamannya pada tangan Kia. Jeno tau siapa 'dia' yang Kia maksud.

"Lo tinggal milih, mau pulang sama gue atau Dara ??" Ucap Kia. Jeno diam. Dia tidak mungkin memilih satu diantara mereka berdua. Dia tidak mungkin memilih Dara dan membiarkan Kia. Dia juga tidak mungkin memilih Kia dan membiarkan Dara, karena tadi dia pergi bersamanya.

"Nggak bisa ya ?? Sesulit itu milih satu diantara dua ??" Sindir Kia pada Jeno yang masih terdiam.

"Gue pulang sama Nana aja. Lo sama dia. Gue faham, lo nggak bisa ninggalin dia disini gitu aja." Ucap Kia kemudian masuk kedalam rumah Nana untuk mengambil barang-barangnya sekalian berpamitan dengan kedua orangtua Nana. Diikuti Nana dan Jiji di belakang Kia.

"Lo yakin buat pulang kerumah ??" Tanya Nana memastikan. Kia mengangguk sebagai jawaban.

"Gue tadi udah bilang juga kan. Lo nggak bisa nganterin gue ?? Gapapa sih kalo lo nggak bisa, gue naik bus aja." Ucap Kia sambil mengemasi barang-barangnya.

"Gue anterin." Ucap Nana cepat.

"Kak, kalo kakak pulang, aku masih bisa ketemu lagi kan sama kakak ?? Bisa ngobrol lagi kan sama kakak ??" Tanya Jiji dengan wajah cemberut. Kia tersenyum, gemas dengan Jiji.

"Bisa dong, siniin ponsel kamu. Kakak kasih nomornya kakak ya, biar kamu bisa hubungi kakak." Ucap Kia sambil meminta ponsel milik Jiji. Jiji langsung memberikan ponselnya pada Kia dengan wajah ceria nya. Sedangkan Nana cuma bisa melongo.

"Hah ??!! Gue dapet nomornya Yara aja harus beliin Chandra laptop yang harganya mahal banget. Lah dia, gitu doang udah dapet ??!!" Gerutu Nana masih dengan tatapan tidak percaya.

"Lo pengecualian. Meskipun lo minta ke gue juga nggak bakalan gampang dapetinnya. Sama kayak waktu Chandra minta nomor gue." Ucap Kia membuat Nana mendengus kesal.

"Udah ?? Yuk !!" Ajak Nana ketika melihat Kia sudah selesai membereskan semua barangnya. Kia, Nana dan Jiji keluar dari rumah setelah Kia berpamitan dengan Agung dan Yuna. Jeno masih ada disana. Memohon lagi pada Kia agar Kia mau pulang bersamanya.

"Pulang bareng gue ya Ki ?? Gue mohon..." Ucap Jeno sambil menangkupkan kedua tangannya.

"Dan lo biarin pacar lo pulang sendirian ?? Karena gue udah pernah bilang sama lo. Kalo gue nggak mau ketemu sama dia, kalo dia lagi sama lo." Tekan Kia mengingatkan Jeno lagi.

"Lo cemburu ?? Cemburu karena gue bisa dapetin Jeno ??" Sindir Dara yang membuat Kia menoleh dengan tatapan tajamnya.

"Gue sama sekali nggak cemburu sama cewek modelan kayak lo. Kita beda level asal lo tau." Sarkas Kia membuat Nana dan Jiji reflek menahan tawanya. Berbeda dengan Jeno yang masih setia menggenggam tangan Kia.

"Udah, gue bisa pulang sama Nana. Gimanapun juga lo harus tanggungjawab karena lo ajak Dara. Itu artinya lo juga yang harus antarin dia pulang." Ucap Kia sambil melepaskan tangannya dari Jeno.

Dia kemudian berlalu menuju ke mobil milik Nana dan masuk kedalamnya. Disusul dengan Nana dan juga Jiji. Jeno buru-buru masuk kedalam mobil juga ketika menyadari kalau mobil milik Nana akan melaju. Disusul dengan Dara yang juga ikut masuk kedalam mobil milik Jeno. Setelah itu, yang Jeno lakukan hanya mengikuti mobil Nana dari belakang.




























Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang