19. Gue Nggak Mau Lo Sakit Lagi

58 16 14
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Kia langsung menuju ke ruang guru begitu dia mendapat hasil olimpiade waktu itu, untuk menemui pak Wisnu sambil menunjukkan bukti lolosnya dia ke babak selanjutnya. Memang itu adalah tujuannya dari awal. Membuktikan kalau dirinya tidak akan gugur hanya di babak penyisihan. Bahkan dia mendapat skor tertinggi dari semua murid yang pak Wisnu bimbing.

Kia langsung menyodorkan kertas yang tadi dia bawa ke hadapan pak Wisnu. Pak Wisnu menatap bingung kearah Kia. Tapi kemudian Kia menjelaskan maksud dan tujuannya itu.

"Bapak lihat kan, saya nggak hanya sekedar ikut olimpiade. Bahkan tanpa bimbingan dari bapak, saya berhasil masuk ke sepuluh besar. Bahkan saya mendapat skor tertinggi, mengalahkan skor semua murid yang bapak didik. Jeno bahkan kalah dari saya. Jadi, bapak masih mau meremehkan saya ??" Tanya Kia pada pak Wisnu. Pak Wisnu tersenyum penuh arti kemudian ekspresinya kembali datar.

"Mungkin itu cuma kebetulan saja. Saya nggak akan meremehkan kamu lagi, kalau kamu beneran bisa ngalahin Jeno." Tantang pak Wisnu.

"Oke, tapi saya ingatkan pada bapak. Kalau bapak ingin hasil yang real, lebih baik jangan pernah bapak beritahu Jeno kalau saya juga ikut dalam olimpiade ini. Kalau Jeno sampai tau, Jeno pasti akan mengalah sama saya dan bapak tidak akan tau kemampuan saya yang sebenarnya." Ucap Kia dengan wajah yang tak kalah datar. Dia kemudian pergi dari hadapan pak Wisnu begitu saja.





























🐶🐶🐶
































Jeno langsung berlari menghampiri Kia yang sedang terduduk di tepi lapangan basket. Gadis itu kembali membaca bukunya lagi. Jeno sekarang yakin kalau gadis itu benar-benar bertekad akan berubah jadi lebih baik. Jeno langsung saja memeluk Kia, mengabaikan protes yang dilayangkan oleh Kia.

"Kenapa sih Jen ?? !!" Tanya Kia kesal sambil melepaskan pelukan Jeno yang membuatnya sesak nafas karena saking eratnya.

"GUE LOLOS BABAK PENYISIHAN !! Dan lo tau ?? Cuma ada tiga orang yang lolos dari sekolah kita buat masuk ke 10 besar tiap rayon terus ikut semifinal !!" Jawab Jeno antusias.

"Waaahh congrats deh. Emang kemampuan lo nggak perlu diraguin lagi. Siapa aja emang yang lolos ??" Tanya Kia yang juga antusias. Padahal sebelumnya dia sudah tau tentang kabar itu, hanya saja dia lebih memilih untuk pura-pura tidak tau.

"Gue, Ryan, sama Dara." Jawab Jeno.

"Dara ??" Gumam Kia yang kemudian diangguki oleh Jeno. Ekspresi wajah Kia seketika berubah. kenapa cewek itu selalu ada di sekeliling Jeno. Di osis dia selalu bersama Jeno. Dan sekarang, olimpiade itu dan pastinya mereka akan sering ketemu buat bimbingan.

"Oohhh, yaudah semangat ya buat ngelanjutin perjuangan lo. Gue bakalan selalu dukung lo apapun yang terjadi." Jawab Kia memaksakan senyumannya. Jeno kemudian kembali memeluk Kia lagi.

"Yaudah, gue mau balik ke kelas dulu ya. Habis ini ada penilaian harian soalnya." Pamit Jeno kemudian pergi meninggalkan Kia sambil melambaikan tangannya. Tidak lupa dengan senyumannya yang membuat bentuk matanya menjadi seperti bulan sabit.

"Lo lolos juga kan ke babak semifinal ??" Tanya seseorang yang ada dibelakang Kia. Kia menoleh dan mendapati Ryan yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk. Dia memasukkan kedua tangannya kedalam sakunya. Ryan kemudian berjalan menghampiri Kia dan duduk disamping gadis itu.

Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang