⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
Happy Reading 💚💚💚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jeno pulang dengan senyuman yang terukir diwajahnya. Dia sudah berusaha melupakan tentang pertengkarannya dengan Kia pagi tadi. Dia bahkan tidak menyadari apa dampaknya pada Kia. Jeno memasuki rumahnya dan mendapat tatapan menuntut penjelasan dari Mark. Mark sudah berdiri di hadapan Jeno dengan kedua tangan yang dia lipat didepan dada.
"Kamu darimana ?? Kenapa nggak bilang kalo nggak pulang sama Yara ??" Tanya Mark to the point.
"Aku pergi sama Dara kan tadi aku udah bilang dan Kia nggak mau aku ngajak dia kalo aku lagi sama Dara." Jawab Jeno. Mark menghela nafasnya pelan.
"Terus kenapa nggak bilang sama abang kalo Yara nggak pulang sama kamu dan biarin dia pulang sendiri ?? Tau gitu abang yang pulang sama dia." Ucap Mark lagi.
"Kia belum pulang ??" Tanya Jeno dengan wajah sedikit tegang.
"Dia udah pulang, pulang kerumahnya sendiri. Dan dia bilang, dia nggak mau disini lagi karena nggak mau ngerepotin keluarga ini lagi. Kamu habis ngomong apa ke dia ??" Tanya Mark menuntut jawaban dari Jeno. Jeno terdiam seketika. Dia hampir melupakan tentang pertengkarannya dengan Kia tadi tapi sekarang dia kembali diingatkan oleh Mark. Dia jadi bingung harus menjawab apa pada Mark. Dia takut Mark akan marah ketika tau apa yang dia ucapkan pada Kia. Jadi Jeno hanya memilih untuk diam.
"Abang nggak tau apa yang terjadi di antara kalian. Apa yang kamu omongin sama dia. Yang abang tau, Yara nggak pernah bilang kayak gitu sebelumnya. Dan abang ngerasa ada yang janggal sama keputusan dia buat pulang kerumah." Ucap Mark.
"Dia beneran pulang kerumahnya ??" Tanya Jeno kemudian dijawab anggukan oleh Mark.
Buru-buru Jeno pergi ke kamarnya kemudian melangkah ke balkon sebelah. Dia memasuki kamar Kia tapi disana tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali. Kamar itu masih tetap kosong dan dingin, tidak ada yang masuk sama sekali kesana. Jeno kemudian mencoba menelfon Kia tapi ternyata nomornya sedang tidak aktif. Jeno kemudian kembali kerumahnya dan kembali mengambil kunci mobilnya. Dia bahkan tidak menghiraukan panggilan ayahnya. Fokusnya sekarang adalah dimana Kia berada.
"Lo kemana Ki ?? Lo nggak punya tujuan kecuali rumah gue atau rumah lo sendiri." Gumam Jeno.
"Maaf, maafin gue." Gumam Jeno sambil meruntuki dirinya sendiri. Kenapa tadi dia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya sendiri hanya karena kabar yang bahkan belum jelas kebenarannya. Jeno kemudian memutuskan untuk mencari Kia kerumah Chandra dan juga rumah pak Jhonny. Dia juga mencoba mencari Kia ke tempat biasa Kia bimbingan, rumah Wendy.
🐶🐶🐶
Kia memutuskan untuk keluar dari kamar Yuna setelah dirasa kondisinya lumayan membaik. Dia melihat dari ambang pintu, Nana dan adiknya sedang terlibat pertengkaran kecil. Mereka berdua saling mengejek. Tapi itu sukses membuat perasaan Kia menghangat. Dia sangat ingin merasakan kehangatan seperti itu di keluarganya sendiri. Tapi ketika dia mengingat kenyataannya, Kia hanya bisa menghela nafasnya pelan.
"Jiji !! Apaan panggilannya Jiji, Ih jiji ih kotor !!" Ledek Nana dengan wajah mengejek.
"ABAAANG !!! Daripada abang panggilannya Nana kayak anak cewek !!" Teriak Jiji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible (END)
Fanfic⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 16 Februari 2021 . . . . . Kisah dari Jeno (Lee Jeno) yang mempunyai seorang sahabat sejak dia kecil bernama Kia (Kim So Hyun). Mereka yang saling bertetangga membuat hu...