46. Beberapa Perhatian Kecil

49 13 15
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!



Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah keluar dari cafe, Kia langsung menuju ke taman yang tadi dia beritahukan pada Nana. Dia duduk di salahsatu bangku taman sambil melihat beberapa pasangan yang sedang bermesraan. Kia menunggu Nana datang sambil melihat pemandangan disekitarnya. Tapi setelah beberapa menit Kia menunggu, dia merasa perutnya sakit. Sangat sakit, tepatnya di bagian kanan. Kia meremat perutnya berharap nyeri yang dia rasakan meredah. Tapi ternyata Kia salah, rasa sakitnya semakin menjadi. Dia membuka tasnya, mencari obat yang biasa dia minum untuk menghilangkan rasa sakitnya. Tapi ternyata dia lupa membawanya.

"Na...sakit..." Gumam Kia pelan sambil meremat perutnya semakin kuat kemudian semuanya menjadi gelap. Kia kehilangan kesadarannya.

Di sisi lain, Nana barusaja datang mencari keberadaan Kia di taman. Dia mencoba mengirim pesan pada Kia tapi tidak ada balasan. Dia kemudian menelfon Kia tapi tidak juga diangkat. Nana mengedarkan pandangannya dan ada satu objek yang menyita perhatiannya. Ada seorang gadis, sedang tertidur di sebuah bangku taman. Bisa jadi pingsan. Dan Nana mengenali siapa gadis itu. Nana langsung berlari menuju ke bangku taman dan melihat Kia yang pingsan sambil memegangi perut bagian kanannya.

"Ra !! Bangun Ra !! Lo kenapa ??!! Yara bangun !!" Ucap Nana panik sambil menepuk-nepuk pipi Kia pelan. Wajah Kia sangat pucat sekarang. Nana merasa kalau ada cairan menetes dari atas. Nana mendongak, ternyata hujan sudah mulai turun. Nana buru-buru menggendong Kia dan berlari menuju ke mobilnya. Dia segera melajukan mobilnya menuju ke rumahsakit. Setelah sampai di rumahsakit, dia langsung menelfon Rendi untuk memberitahukan tentang Kia.

"Halo Ren !!"

"Lo ke rumahsakit sekarang ya. Yara masuk rumahsakit. Tadi dia pingsan."

Setelah mendapat jawaban dari Rendi, telfon langsung terputus. Meninggalkan Nana yang terjebak didalam keheningan yang tiba-tiba membuat dadanya terasa sesak.

"Please Ra, berjuang. Gue bakalan berjuang sama lo." Gumam Nana sambil menyembunyikan wajahnya di kedua telapak tangannya. Air matanya menetes ketika bayang-bayang kehilangan Kia terputar jelas di otaknya.






























🐶🐶🐶
































Rendi berlari menuju ke ruang UGD. Bahkan dia meninggalkan Yudha, Ryan dan Fiza dibelakang. Ya, Rendi memaksa Fiza untuk ikut ke rumahsakit dengan ancaman dia akan pergi dari rumah jika Fiza tidak ikut. Meskipun terpaksa, setidaknya Kia akan mengira kalau mamanya masih peduli dengannya. Dia langsung menghampiri Nana yang barusaja selesai bicara dengan dokter.

"Yara gimana ??" Tanya Rendi dengan nafas yang memburu setelah berlari.

"Kata dokter Dimas, Yara drop karena dia terlalu stress. Daya tahan tubuhnya menurun dan membuat kondisinya juga ikutan menurun." Jelas Nana. Rendi berfikir sejenak kemudian satu pemikiran terlintas di benaknya.

"Yara lupa minum obatnya sejak kemarin. Dia kemarin minum obatnya cuma pagi. Iya bener, tadi gue sempet hitung obatnya Yara dan dia nggak minum obatnya sebanyak 4 kali. Jelas aja kondisinya drop. Apalagi dia selalu kepikiran KTI sama masalah Dara itu." Jelas Rendi.

Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang