32. Penyesalan dan Penebusan

65 14 16
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kia sudah kembali kerumahnya lagi. Kakinya sudah sembuh sepenuhnya. Jadi tidak ada  alasan lagi keluarga Azkana menahan Kia untuk tetap disana. Kia terduduk di meja belajarnya. Dia kembali memikirkan ucapan Nana waktu itu. Tentang siapa yang ada dibalik semua kejadian yang terjadi pada dirinya.

Kia bertanya-tanya apa motif sebenarnya yang membuat Dara memperlakukannya seperti itu. Tidak mungkin hanya karena ingin bersama Jeno kan ?? Kecuali kalau Dara terlalu terobsesi pada Jeno. Kia merasa kalau ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Kia membuka ponselnya dan menghela nafasnya ketika tau siapa pengirim pesan itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

+62814598xxxxx
Halo Queen !!

Kita belum sempat bermain-main kan waktu itu ??

Bagaimana kalau kita bermain ??

Main petak umpet seru kayaknya

Aku tidak membutuhkan jawaban darimu Queen, aku akan segera memulainya

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kia tidak bisa tau apa yang akan dilakukan oleh mantan pacarnya itu. Memang, Kia sengaja tidak menyimpan nomor Hendri, karena menurut Kia itu sama sekali tidak penting. Kia kemudian mendengar pintu balkonnya terbuka dan memperlihatkan Jeno yang berdiri di ambang pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Kia mengangkat kedua alisnya, bertanya apa yang ingin Jeno lakukan.

"Lo bener-bener ya, daritadi gue chat nggak dibales !!" Protes Jeno sambil menjitak kepala Kia. Kia langsung memeriksa ponselnya dan benar saja, ada beberapa pesan dari Jeno yang tidak dia baca.

"Hehe, maaf. Gue terlalu fokus sama bacaan gue." Ucap Kia. Untung saja dia menaruh buku biologi di hadapannya. Buku yang dia beli sendiri dengan uang yang dia dapat dari juara olimpiade waktu itu.

"Kok bacaan lo jadi serba pelajarannya anak ipa sih ?? Lo mau ikut olimpiade lagi ??" Tanya Jeno penasaran. Dia kemudian merebahkan dirinya di ranjang milik Kia sambil melirik kearah Kia.

"Niatnya begitu kalo ada lagi." Ucap Kia.

"Jadi...lo udah putusin mau ambil apa nanti kalo kuliah ??" Tanya Jeno memastikan kalau sahabatnya itu sudah mempunyai tujuan yang jelas.

"Kayaknya gue mau lintas jurusan aja deh. Rencana mau ambil kedokteran juga. Tapi gue nggak berharap banyak sih, kan peluangnya buat keterima jalur SNMPTN nya kecil kalo buat anak lintas jurusan. Jadi kayaknya bakalan ngambil SBMPTN nya." Jelas Kia memutar posisinya menjadi menghadap kearah Jeno.

"Seriusan lo mau ambil kedokteran ?? Kalo gitu, bisa jadi kita satu jurusan sama satu kampus dong ??!!" Pekik Jeno yang langsung bangun dari acara rebahannya.

Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang