25. Semuanya Seperti Sia-Sia

55 14 20
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dibawah ada pertanyaan, aku berharap kalian bisa ngasih jawaban ya. Aku butuh jawaban dari kalian soalnya 🙏🙏🙏

.
.
.
.
.
.

Jeno berjalan menuju ke ruang kepala sekolah dengan wajah cerahnya. Banyak orang yang menyapanya atau memberikan ucapan selamat padanya. Jeno hanya menanggapinya dengan senyumannya lengkap dengan matanya yang membentuk bulan sabit. Sebenarnya tadi dia juga mengajak Kia untuk kesana, tapi gadis itu malah menolak dan langsung menuju ke kelasnya. Tapi tidak masalah, Jeno sama sekali tidak mau memaksa Kia kalau berujung membuat gadis itu tidak nyaman.

Sesampainya di ruang kepala sekolah, Jeno mendapati beberapa orang sudah ada disana. Ternyata tidak hanya dirinya yang dipanggil kesana. Ada Ryan, Dara, pak Wisnu dan pak Jhonny juga disana. Tapi entah kenapa atmosfir disana terasa aneh bagi Jeno. Seperti ada yang tidak beres.

"Hai Jen !! Congrats ya buat kemenangannya !!" Sapa Dara yang kemudian dijawab anggukan oleh Jeno.

"Dibayar berapa anda ??" Tanya pak Wisnu tiba-tiba. Pak Jhonny mengernyit bingung begitupun dengan Jeno. Bingung dengan maksud pembicaraan dari pak Wisnu itu.

"Maksudnya ??" Tanya pak Jhonny to the point.

"Anak pembawa onar seperti Yara, mana bisa dia mendapat posisi pertama. Pasti dia bayar anda mahal kan buat nyogok panitianya. Dibayar berapa anda ??" Jeno terkejut. Dia benar-benar terkejut dengan ucapan dari pak Wisnu. Tidak menyangka kalau gurunya sendiri bilang seperti itu. Padahal pak Wisnu juga guru dari Kia.

"Yara sama sekali nggak pernah ngelakuin hal menjijikkan kayak gitu !!" Desis Jeno sambil menatap tajam kearah pak Wisnu. Pak Wisnu tertawa remeh kemudian mencondongkan tubuhnya sedikit kedepan.

"Kamu pikir saya percaya ?? Anak yang awalnya nggak pernah mendapat juara, bahkan masuk 10 besar saja tidak. Terus tiba-tiba dia mendapat posisi pertama di olimpiade, kamu pikir saya percaya kalau dia mendapatkannya tanpa bantuan orang dalam ??" Tanya pak Wisnu. Jeno tertawa getir. Seburuk itukah image sahabatnya didepan semua guru ??

"Bapak diam saja ?? Ada murid bapak yang lain loh disini yang diremehkan." Tuntut Jeno pada bapak kepala sekolah, pak Agus.

"Untuk itulah saya memanggil kalian semua kesini. Jadi dimana Yara ?? Dia tidak datang bersamamu ??" Tanya pak Agus.

"Dapat uang darimana dia mau nyogok panitia ?? Kalau dia membayar panitia hanya untuk sebuah kejuaraaan, apa untungnya buat Yara ??" Bela pak Jhonny.

"Ketenaran ?? Image nya yang buruk jadi berbalik menjadi bagus." Jawab pak Wisnu.

"Dia bahkan tidak pernah mendapat perhatian dari kedua orangtuanya. Mana bisa Yara melakukan semua itu ??!!" Tanya pak Jhonny dengan suara yang sedikit meninggi.

"Tapi dia di fasilitasi barang-barang mewah kan ?? Karena terkadang dia berangkat membawa mobil balap yang harganya sangat mahal." Cecar pak Wisnu.

"Itu pemberian dari ayah saya. Yara, sama sekali tidak pernah meminta uang pada papanya. Uang sakunya saja jarang dia gunakan." Desis Jeno tidak terima. Karena dia sangat tau benar bagaimana Kia. Mana mau dia melakukan perbuatan seperti itu ??

"Anda kalau tidak tau kehidupan Yara sebaiknya diam. Jangan berbicara sembarangan tentang Yara !!" Sahut pak Jhonny. Ryan sedaritadi diam. Dia bahkan bingung dengan apa yang mereka bahas sekarang ini.

Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang