29. Pilih Satu Diantara Dua

58 14 22
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seperti rencanya kemarin, Nana mengajak Kia berjalan-jalan dengan alibi ajakan dari Jiji. Tapi tentunya cowok itu sudah menyogok adiknya itu agar tidak bicara yang sebenarnya pada Kia. Karena Nana takut kalau Kia tidak mau diajak jalan-jalan dengannya. Hubungan Jiji dengan Kia sudah lumayan akrab. Tidak secanggung awal bertemu. Karena usaha Jiji yang selalu mengajak Kia mengobrol hanya untuk menghibur gadis itu.

Kia sudah siap setelah dia melaksanakan sholat subuh tadi. Untung saja dia selalu membawa mukenah di dalam tas. Jadi dia tidak perlu repot meminjam mukenah pada keluarga Nana. Takut ngerepotin lagi. Kia langsung menuju ke dapur ketika melihat Yuna yang sudah sibuk di dapur. Dia berinisatif untuk membantu Yuna memasak.

"Pagi tante !! Tante, aku bantuin masak, boleh ??" Tanya Kia setelah menyapa Yuna dengan senyuman cerahnya. Yuna tersenyum membalas sapaan dari Kia.

"Pagi Yara !! Kamu mau bantuin ?? Boleh dong. Mama seneng malah kalo ada yang nemenin mama masak." Ucap Yuna yang membuat Kia semakin antusias.

Dia bahkan tidak pernah mendapatkan moment seperti ini di rumahnya sendiri. Hal kecil seperti ini, adalah hal yang sangat berarti menurut Kia. Kia langsung memasang celemek seperti yang dipakai Yuna. Dia kemudian mencoba membuat makanannya sendiri. Tentu saja Yuna memperbolehkannya.

"Kadang Nana yang bantuin mama masak. Anak itu heboh banget kalo urusan nemenin masak." Ucap Yuna mengajak Kia mengobrol agar suasananya tidak terlalu sepi.

"Kamu biasanya masak bareng juga sama mama kamu ??" Tanya Yuna yang membuat gerakan Kia terhenti. Tapi dia kemudian tersenyum pada Yuna agar Yuna tidak merasa sungkan.

"Enggak tante, biasanya aku bantuin bunda masak." Jawab Kia.

"Jadi kamu manggilnya bunda ??" Tanya Yuna lagi masih fokus dengan kegiatannya.

"Bukan, bunda itu tetangga aku yang udah aku anggap seperti bunda aku sendiri. Lebih tepatnya beliau bundanya Jeno. Tante pasti pernah denger kan dari Nana." Tebak Kia yang membuat Yuna mengangguk faham.

"Hubunganku sama mama nggak sedekat itu sampai harus masak bareng kayak gini. Aku bisa masak juga diajarin sama bunda. Semua yang aku bisa diajarin sama bunda." Jelas Kia masih terus fokus dengan masakannya.

"Gapapa sayang, nanti juga hubungan kamu sama mama kamu akan indah seperti hubungan anak dan mamanya. Semuanya hanya butuh proses dan waktu yang tepat." Ucap Yuna yang lagi-lagi membuat Kia tersenyum. Iya semua ada proses dan menunggu waktu. Tapi menurut Kia, kesempatan seperti itu mungkin tidak akan pernah datang. Karena kedua saudaranya tidak pernah kembali.





























🐶🐶🐶





























Pagi-pagi sekali, Jeno sudah siap untuk mencari keberadaan Kia lagi. Dia masih tidak tenang karena semalam masih tidak menemukan keberadaan Kia. Bahkan dia sampai di rumah pukul 12 malam. Membuat dia jadi mendapat omelan dari abangnya. Sekarang Jeno bertekad untuk mencari Kia lagi sampai ketemu. Dia tidak akan pulang sebelum Kia ketemu. Jeno masih terus mencoba menelfon Kia. Tapi tidak mendapat jawaban dari pemilik nomor. Nomornya masih tidak aktif.

Jeno melangkahkan kakinya keluar setelah sarapan dan berpamitan. Barusaja dia akan melangkah menuju ke garasi untuk mengambil mobilnya, dia melihat Dara berdiri sambil melambaikan tangannya didepan pagar rumahnya. Dia tersenyum lebar tapi tidak bisa membuat Jeno ikut tersenyum juga. Pikiran Jeno sekarang tidak ada disini, tapi berkelana memikirkan kemungkinan tempat yang akan di datangi Kia.

Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang