Jeno memasuki rumah Kia seperti biasanya. Dia sengaja ke rumah gadis itu pagi-pagi buta. Karena dia tau kalau jam segini dia masih belum bangun dan kedua orangtuanya sudah pergi kerja. Jeno langsung berkutat di dapur untuk membuatkannya sarapan. Pagi ini dia berinisiatif membuat sup ayam dengan telur dadar. Dia udah nggak perlu masak nasi lagi, karena emang udah siap nasinya.
Setelah sibuk selama beberapa waktu, Jeno pergi ke kamar Kia untuk membangunkan gadis itu. Ya memang itu rutinitasnya setiap pagi. Dia seperti orangtua kedua bagi Kia. Selama 2 minggu dia ada di Surabaya saja, dia selalu menelfon Kia tanpa henti sampai gadis itu bangun dan mengangkat telfonnya.
"Kia !! Bangun Ki !! Kia !! Yara !! Kia Nayara Queensha !! Bangun udah pagi !! Woi bangun kampret !!" Teriak Jeno dari luar kamar sambil menggedor-gedor kamar Kia.
Tapi dia sama sekali tidak mendapat jawaban dari pemilik kamar. Jeno memutuskan untuk masuk kedalam kamar milik Kia untuk membangunkan gadis itu. Hal pertama yang dituju Jeno adalah membuka gorden kamar Kia agar cahaya masuk kedalam kamar dan membuat Kia menutupi wajahnya dengan selimut.
"Tutup lagi Jen !! Tangan gue masih sakit, mau tidur." Pinta Kia dengan suara serak khas bangun tidur.
Apa hubungannya tangan sakit sama tidur. Jeno kan hanya memintanya untuk bangun dan pergi ke sekolah. Lagian tangannya udah mendingan, udah nggak parah-parah amat.
"Bangun kampret !! Lo mau kita telat ke sekolah hah ??!! Buruan bangun terus sarapan !! Gue udah bikinin sarapan dibawah !!" Pinta Jeno sambil menarik selimut Kia agar tidur gadis itu terganggu.
"Males, gue ngantuk !! Libur dulu aja, bilangin ke gurunya kalo gue capek hidup buat sekarang doang." Kesal Kia yang sekarang ganti menutupi wajahnya dengan guling. Jeno yang menahan kesal langsung menggendong Kia dan menurunkannya didalam kamarmandi.
"Nyebelin lo Jen !!" Protes Kia sambil menghentakkan kakinya.
"Buruan mandi, biar gue siapin barang-barang lo. Nggak ada penolakan !!" Tegas Jeno ketika melihat Kia akan melayangkan protes.
Setelah selesai semua, Jeno kembali kerumah dan memanggil abangnya itu untuk sarapan bersama dirumah Kia. Karena dia juga tau, ujung-ujungnya juga bakalan dia yang masakin Mark buat sarapan. Karena orangtua mereka masih belum balik dari Surabaya.
Jeno kembali bersama Mark dan sudah mendapati Kia duduk di meja makan sambil meminum susunya. Jeno langsung memutar badan Kia agar duduk menyamping kemudian mengikat rambut Kia yang masih tercepol asal.
"Sampe kapan sih lo nggak ngerepotin gue ??" Protes Jeno yang sebenarnya sebuah candaan. Karena nyatanya dia sama sekali tidak keberatan setiap hari melakukan hal itu. Buktinya, dia selalu mengeluh tapi tetap saja melakukan itu semua.
"Sampe gue punya suami." Jawab Kia singkat kemudian kembali meminum susu cokelatnya.
"Lo kalo nyari suami jangan kayak bang Mark. Dia nggak bisa masak dan lo jarang mau kalo disuruh masak. Cari cowok yang bisa juga ngurus pekerjaan rumahtangga." Celoteh Jeno sambil sibuk menguncir rambut panjang Kia. Berbeda dengan Mark yang sekarang tersedak karena mendengar ucapan Jeno tadi.
"Kenapa bang ??" Tanya Kia dengan wajah tanpa dosa.
Membuat Mark gelagapan sendiri, bingung harus menjawab apa dan berujung diam saja. Hal yang seperti ini yang selalu bikin Kia bingung. Dia nggak ngapa-ngapain tapi selalu bikin Mark gelagapan sendiri.
"Udah, jangan cepol asal lagi. Lo mau sekolah ya bangsat bukan mau main ke komplek sebelah." Omel Jeno lagi dengan di akhiri jitakan di kepala Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible (END)
Fanfiction⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 16 Februari 2021 . . . . . Kisah dari Jeno (Lee Jeno) yang mempunyai seorang sahabat sejak dia kecil bernama Kia (Kim So Hyun). Mereka yang saling bertetangga membuat hu...