⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lagi-lagi Kia mengantarkan keberangkatan Jeno ke Bandung. Dia hanya mengantar sebatas gazebo depan gerbang saja. Disana masih belum ada orang. Hanya ada mereka berdua saja. Jeno meminta Kia melakukan pelukan lagi seperti terakhir kalinya. Kia pun menerima permintaan dari Jeno itu.
"Hugs charge !!" Seru mereka berdua seperti biasa. Mereka berpelukan lumayan lama karena memang Jeno tidak bisa bertemu dengan Kia selama 3 hari. Lebih tepatnya hanya Jeno, karena Kia masih bisa memantau keberadaan Jeno tanpa sepengetahuan cowok itu.
"Permisi, ini tempat umum bukan tempat untuk bermesraan !!" Peringat Rendi yang datang bersama Ryan lagi.
"Lo tuh ya, dateng-dateng protes mulu !! Diem-diem gitu nggak bisa apa ?? Ganggu aja !!" Sarkas Kia setelah melepaskan pelukannya dengan Jeno.
"Udah sih jangan ribut mulu sama Rendi. Nanti kalo gue nggak disini siapa yang ngurusin kalian kalo masuk bk lagi ??" Tanya Jeno kemudian Kia mendapat tatapan meminta penjelasan dari Rendi.
"Bisa kita ngobrol bentar ??" Tanya Ryan menyita perhatian mereka bertiga.
"Kalian gimana kenalnya ?? Perasaan sebelumnya kalian nggak saling kenal. Waktu itu juga tiba-tiba aja ngobrol bareng." Tanya Jeno yang masih kebingungan.
"Dia cewek yang ngaku temen gue, terus donorin darahnya buat gue waktu gue habis kecelakaan dan butuh donor darah. Waktu gue ketemu sama dia beneran, eh dia nggak kenal sama gue." Jelas Ryan pada Jeno. Jeno kemudian melihat kearah Kia. Gadis itu hanya mengedikkan bahunya.
"Ayo, katanya mau ngobrol." Ajak Kia pada Ryan kemudian mereka pergi sedikit menjauh dari tempat Jeno tadi.
"Kenapa ??" Tanya Kia to the point.
"Selama tiga hari kita ada di Bandung. Selama itu juga, kita nggak bakalan bisa latihan secara bebas. Apalagi dengan lo yang nyembunyiin kalo lo ikut olimpiade dari Jeno." Ucap Ryan.
"Ya terus ?? Gue harus latihan biola sendiri gitu ?? Tapi kan gue nggak punya biola." Jawab Kia.
"Ini. Bawa punya gue. Gimanapun, janji tetap janji. Janji gue selama sebulan ngajarin lo. Dan dalam sebulan itu juga gue bakalan ajarin lo meskipun secara nggak langsung. Lo udah bisa dasar-dasarnya sama satu lagu. Lancarin dulu itu. Bila perlu kirim video waktu lo latihan di kamar hotel lo." Jelas Ryan setelah memberikan tempat biola yang juga berisi biola itu pada Kia.
"Tapi gue nggak punya nomor lo." Ucap Kia.
"Siniin ponsel lo. Gue kasih nomor gue." Ucap Ryan sambil meminta ponsel milik Kia agar dia bisa memberikan nomornya pada Kia. Ryan tau, tipe-tipe seperti Kia nggak akan dengan mudah ngasih nomor telfonnya ke sembarang orang.
"Eh buset, lo nggak punya temen apa gimana sih ?? Kontak lo cuma papa, mama, ayah Jeffry, bunda Rosa, bang Mark, Jeno, pak Jhonny, kak Wendy, Chandra, sama...cowok gila ?? Siapa cowok gila ??" Tanya Ryan setelah mengetikkan nomornya dan menatap bingung kearah ponsel milik Kia. Bahkan nomor saudara kembarnya, Rendi, Kia tidak punya.
"Nggak usah kepo !!" Sarkas Kia sambil mengambil lagi ponselnya dari tangan Ryan. Dia kemudian berniat pergi dari hadapan Ryan dan kembali ke tempat Jeno. Tapi suara Rendi menginterupsinya dan membuat Kia kembali berbalik.
"Jadi Jeno masih belum tau lo ikutan olimpiade ini juga ??" Tanya Rendi to the point.
"Ya menurut lo aja sih. Udah kelihatan kan dari gue nggak bawa tas segede mereka berdua." Jawab Kia.
![](https://img.wattpad.com/cover/230193090-288-k749773.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Impossible (END)
Fanfiction⚠️ Cerita murni karangan author sendiri ⚠️ Plagiat pergi jauh-jauh !!! ⚠️ Start 16 Februari 2021 . . . . . Kisah dari Jeno (Lee Jeno) yang mempunyai seorang sahabat sejak dia kecil bernama Kia (Kim So Hyun). Mereka yang saling bertetangga membuat hu...