36. Terungkapnya Sebuah Kebenaran

49 12 11
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!



Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


"KENAPA LO JADI PEDULI SAMA GUE ??!! KALAUPUN GUE DITAHAN YAUDAH, ITU BUKAN URUSAN LO KAN ??!! DENGAN BEGITU BUKANNYA LO JADI JAUH SAMA GUE ??!! DAN JUGA, KENAPA GUE HARUS DENGERIN LO ?? KENAPA ??!!" Bentak Kia juga. Dia juga merasa tidak terima jika harus dibentak.

"KARENA KITA SAUDARA !!" Bentak Rendi. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa dia gunakan untuk membungkam mulut Kia.

"Kita saudara kembar Ra, kita bertiga. Jadi mana mungkin aku biarin kamu ditahan padahal kamu nggak ngelakuin apapun. Bahkan kamu yang nolongin Freya meskipun berakhir sia-sia." Ucap Rendi dengan nada melemah.

"Enggak !! Lo bohong !! Lo bukan kembaran gue !! Gue udah ketemu sama kembaran gue asal lo tau !! Lo nggak bisa bohongin gue Jun." Ucap Kia sambil tertawa remeh.

"Dia yang bohong. Siapa namanya ?? Gibran ?? Dia bohong. Dia sengaja ngelakuin itu karena ada tujuan lain Ra. Dia mau nyakitin kamu." Ucap Rendi meyakinkan Kia.

"Yan, yang diucapin Rendi bohong kan ??" Tanya Kia. Tapi Ryan sama sekali tidak memberikan jawaban.

"Jadi, yang bener sebenernya yang mana ?? Kalian atau Gibran ??" Tanya Kia sambil memegang kepalanya. Kepalanya sakit karena mencoba mencerna semua ini. Ini semua telalu tiba-tiba baginya. Rendi kemudian menyandarkan Kia di mobil. Dia memegang kedua bahu Kia dan menatap tepat di manik mata Kia.

"Dengerin aku, lihat mata aku. Aku tau kamu bakalan susah buat nerima semua ini. Aku sama Ryan awalnya juga gitu Ra. Kita nggak bisa terima waktu tau kalau keluarga kita yang sekarang itu bukanlah keluarga kandung kita, melainkan keluarga angkat. Tapi lama-kelamaan kita berusaha buat nerima semuanya dan nyari tau keluarga kandung kita." Jelas Rendi. Kia masih diam, menunggu Rendi melanjutkan ucapannya.

"Awalnya aku nggak mau kamu tau kalau kita berdua adalah saudara kembar kamu karena aku berfikir itu malah merusak kebahagiaan kamu saat ini. Tapi ketika aku tau kebenaran tentang hidup kamu dan kamu diperlakukan kayak tadi, aku nggak ragu lagi buat ngasih tau kamu. Dan sekarang, aku mau kita berjuang sama-sama buat keluar dari masalah ini. Tanpa mama sama papa." Lanjut Rendi sambil memegang kedua lengan Kia.

"Sekarang aku mau egois Ra. Aku mau maksa kamu buat nerima kita sebagai saudara kembarmu setelah aku tau kamu diperlakuin kayak gitu tadi. Kamu percaya ya sama aku ??" Tanya Rendi mencoba memberi pengertian pada Kia. Ryan kemudian mendekat ikut menatap lekat manik mata Kia.

"Kita memang kembar tiga. Tapi kamu adalah bungsunya kita. Sudah kewajiban kita buat ngelindungi kamu Ra. Jadi kita minta sama kamu, kali ini kamu nurut ya ?? Kita pergi cuma buat sementara, cuma sampai kita dapat semua bukti kalau kamu nggak salah." Ucap Ryan lembut.

Dia yang paling tenang diantara keduanya. Karena memang Ryan lah yang selalu menjadi penengah diantara keduanya ketika bertengkar. Mereka bertiga kemudian saling berpelukan. Mereka saling memberi kekuatan meskipun salahsatu diantara mereka masih menyimpan keraguan. Sampai akhirnya atensi mereka teralihkan karena sebuah suara. Rendi yang mendengar itu bukannya melepas pelukannya dari Kia, dia malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Saudari Kia Nayara." Ya, mereka tidak sadar kalau ternyata mobil mereka di ikuti oleh pihak polisi sedaritadi.

"Ada yang manggil gue Ren." Ucap Kia parau. Rendi menggeleng sebagai jawaban, airmatanya mengalir begitusaja di pipinya. Dia tau siapa yang memanggil Kia. Bahkan Ryan hanya bisa mematung ditempatnya.

Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang