26. Itu Enggak Bener...

52 16 18
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini, Kia berangkat ke sekolah bersama Mark. Jeno harus datang lebih pagi karena ada sesuatu yang harus dia urus di osis. Tapi begitu dia sampai di sekolah, Kia bingung kenapa semua orang melihat kearahnya. Tapi tatapan mereka bukanlah tatapan kagum karena Kia mendapat juara olimpiade beberapa hari lalu. Lebih tepatnya ke tatapan sinis. Dia langsung menangkap seseorang yang membicarakan sesuatu hal yang membuatnya faham dengan semua tatapan yang ditujukan padanya.

"Pantesan dia sering buat onar tapi jarang dapet hukuman. Ternyata ngandelin koneksi." Padahal kan Kia jarang banget dapet hukuman karena pak Jhonny udah bingung mau kasih hukuman apalagi ke Kia. Mau dipanggil orangtuanya, juga nggak bakalan dateng.

"Nggak kaget sih dia bisa menang olimpiade ngalahin Jeno, bisa aja dibayarin sama cowoknya kan." Kia langsung nenghampiri murid yang tadi membicarakan dirinya untuk bertanya apa maksud mereka itu.

"Maksudnya apa ??" Tanya Kia pelan.

"Lo pacaran sama Narendra kan, itulah kenapa lo gampang banget dapetin juara itu." Jawab siswi itu yang membuat Kia menatap tidak percaya. Dia hanya terdiam tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kalo masih belum tau, lihat aja sendiri di mading. Gue baru lihat aja udah jijik sama gaya pacaran lo sama Narendra." Ucap siswi itu sambil bergidik.

Langsung saja Kia menuju ke mading yang dimaksud oleh siswi tadi. Disana sudah banyak sekali murid berkumpul untuk melihat isi mading yang menurut mereka menarik itu. Kia tidak percaya dengan apa yang dia lihat kali ini. Sebuah foto yang sama sekali tidak dia sangka akan tersebar menjadi satu sekolah. Bahkan sudah menjadi perbincangan hangat ketika masih pagi. Kia masih diam mematung, mencoba mencerna apa yang sedang dia lihat sekarang.

"Lo lihat berapa kali pun itu nggak bakalan berubah. Ada yang mainin kita berdua disini dengan manfaatin kejadian kita adu beladiri waktu itu." Celetuk Nana yang barusaja datang dan berdiri disamping Kia dengan wajah datarnya. Dia juga marah. Meskipun dia menyukai Kia, tapi tidak begini caranya. Itu sama saja menyakiti Kia.

"Jadi cewek murahan banget sih ??"

"Mau aja nempel-nempel ke cowok sampe kayak gitu."

"Udah gitu posisinya gitu banget, tinggal dikit aja langsung bisa nyosor tuh."

"Cewek kok agresif banget."

"Punya harga diri enggak sih ??"

Celetukan-celetukan itu seketika membuat telinga Kia panas. Memang, foto yang dipajang saat ini adalah fotonya dengan Nana ketika tanding beladiri terakhir kalinya dengan keterangan 'Narendra Jaevano Xavier, putra salahsatu donatur terbesar di sekolah resmi berpacaran dengan Kia Nayara Queensha kelas 11 IPS 1, pemegang juara 1 olimpiade sains dan kedoteran dasar.' Di foto tersebut, posisi Kia menindih tubuh Nana dan menahan kedua tangan Nana kesamping kanan dan kiri. Padahal sebenarnya Kia sedang mengunci pergerakan Nana agar dia tidak mendapatkan serangan balik. Tapi itu malah menjadi boomerang pada dirinya sendiri.

"Nggak usah didengerin, itu bukan beneran kan ?? Habis ini juga redah gosipnya." Ucap Nana tapi tidak mendapat jawaban dari Kia. Gadis itu malah pergi dari hadapan Nana tapi entah pergi kemana. Nana hanya menghela nafasnya pasrah. Mungkin setelah ini hubungannya dengan Kia akan merenggang. Nana hanya bisa pasrah.









































Nothing Impossible (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang