28. TERLUKA BERSAMA [New Vers]

5K 352 135
                                    

28. TERLUKA BERSAMA [New Vers]

Hiya update.

150 Vote& 250 Komen kawan.
Izinkan saya berduka sebentar atas kepergiannya🥀

Selamat membaca. Tandai kalo ada typo.

"Tahu apa yang lebih sakit dari diputus pacar? Di kecewakan sama keluarga. Level tertinggi dari semua rasa sakit ada disana." -ALF.

"Catat Kar. Hari ini, tanggal ini, tahun ini, kita terluka bersama." -ALF.

.
.
.

Dua jam setelah kedua manusia bumi itu ditemukan. Arulina, Mahar, dan Langgeng berjaga pada ruang inap mereka yang dijadikan satu. Agar nanti mereka tidak capek menjaga Alfero dan Sekar. Ditambah hanya ada tiga orang untuk menjaga dua orang. Selainnya kembali keperkemahan. Untuk melanjutkan apa yang tertunda. Karena hari ini adalah penutupan kemah itu.

Arulina duduk menyender pada sofa panjang disudut kamar. Ia sedikit memijat kening yang tiba-tiba pening tanpa sebab pasti. Mungkin efek kecapean dan begadang demi menemukan temannya.

Mahar yang menyender pada tembok disebelah jendela. Menikmati sejuknya hawa dingin selepas ia mencuci wajah yang kusut. Sedangkan Langgeng terlihat tidur nyaman dipangkuan Arulina.

Suara gemuruh dari perut Arulina membuat Mahar menoleh seketika. Mahar menaikkan alis bertanya yang malah membuat Arulina menunduk menahan malu. "Gue keluar sebentar," katanya tanpa basa-basi.

"Nitip es krim mochi. Uangnya nanti gue ganti," tutur Arulina membuat Mahar menatapnya lama. Tanpa menjawab Mahar berlalu pergi.

Arulina yang melihat itu bersikap masa bodo. Mahar memang tipikal orang yang bertidak semaunya. Suka tidak jelas menurut Arulina. Seperti tadi, tinggal jawab 'iya' atau anggukan saja Mahar tidak mau.

"Yang lama-lama itu namanya kenangan. Ada lalu membekas. Kalo yang baru namanya masa depan. Atau mungkin masa depan yang berakhir menjadi kenangan," celetuk Langgeng yang mendengarkan percakapan singkat antara Mahar dan Arulina.

Sejak tadi Langgeng memang tidak benar-benar tidur. Hanya merebahkan kepala untuk rasa lelahnya.

"Dihidup ini ada 3 perkara manusia. Pertama, orang yang datang hanya sekedar singgah. Kedua, orang yang datang, menetap, lalu memilih pergi. Dan ketiga, orang yang akan menetap selamanya," terang Langgeng.

"Pernah denger kalimat ini; bertemu, berpisah dan dipertemukan lagi dalam bentuk versi yang lebih baik dan dewasa," tanya Langgeng kepada Arulina yang hanya diam mendengarkan.

Arulina lantas mengangguk. Gadis itu pernah mendengar kalimat Langgeng barusan. Kalimat yang pernah terucap dari mulut manis manusia bumi yang ia temui beberapa tahun lalu. Dan hari ini, Langgeng kembali mengucapkan kalimat sama.

"Apa ia orang yang sama?"

Arulina mengangguk membernarkan, "Iya. Dia adalah orang yang sama. Yang beberapa tahun lalu menetap disini. Kemudian pergi dalam bentuk yang buruk," jelas Arulina panjang.

Perihal orang yang sama. Yang pernah ditemui oleh beberapa manusia. Yang berawal menyenangkan namun berakhir menyakitkan. Kenangannya membekas sangat dalam. Sampai rasanya melupakannya sungguh sulit.

Kemudian, Langgeng mengalihkan pembicaraan singkat mereka. Tidak mau berlama-lama larut dalam urusan masa lalu yang menyakitkan. Langgeng mengerti rasanya dipatahkan.

"Mau cari makan bareng?" ajak Langgeng berdiri dari rebahan.

Arulina mendongak untuk menatap Langgeng yang tinggi menjulang. "Mereka gimana?" tanya Arulina. Mata indah itu bergulir menatap dua manusia bumi yang tengah menutup mata. Beristirahat dalam damai penuh ketenangan. Seolah tidak ada beban uang dipikul. Tapi nyatanya adalah sebaliknya.

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang