51. RUSAKNYA SMANTERA DAN AWAL KEHANCURAN.
Happy reading.
Tandai kalo ada typo.
"Singa tidak pernah takut pada lawan yang pecundang." -Ferocioz.
"Macan tidak akan mundur ngelawan seorang pembunuh." -Tegra.
.
.
.Suara kaca yang pecah memenuhi SMA Lentera dengan begitu keras. Memekakkan telinga pendengar yang disusul teriakkan kencang dan pilu saat pecahan kaca jendela mengenai bebebapa anak Smantera. Rintihan penuh rasa sakit yang mendera tak berujung. Menyakiti setiap sel kulit dalam serpihan kaca bening menimbulkan luka dan jejak yang berwarna pekat.
Disana ada anak geng Motor Tegra yang membawa pasukan sangat banyak. Berdiri dengan sangat gagah membawa baner geng berlogo kepala macan dan peralatan tawuran lainnya. Mengepung SMA Lentera dalam lingkup yang memutari area sekolah.
Semua orang-orang yang disana tampak kesal dan marah karena kekacauan yang dibuat oleh anak-anak geng Motor Tegra tanpa tahu tempat bahwa perbuatan mereka tadi bisa saja menjatuhkan banyak korban. Belum usai sampai disana, seruan dari ketua Tegra berhasil membuat siswa-siswi berlari mencari perlindungan.
"Ferocioz! Keluar atau sekolah lo hancur?!" teriakan penuh itu saling menyudutkan geng Motor Ferocioz yang baru saja usai membersihkan masjid sekolah -hukuman kedua mereka karena pembolosan berturut-turut.
"Geng lo pada emang nggak jelas. Pembawa sial dan musibah!" cetus seseorang dengan rambut cepak yang menatap Ferocioz marah. Berandalan SMA Lentera itu selalu membuat ulah semenjak didirikannya sebuah geng besar tanpa tahu dibalikmya seperti apa.
"Jaga omongan lo!" sentak Bayu tidak terima. Belum sempat Bayu maju, Alfero lebih dulu menarik pundak Bayu untuk kedepan sekolah.
Melewati berbagai macam kejadian rasa takut, kesal, kecewa, marah, sedih beradu menjadi satu. Beberapa anak-anak Ferocioz bergerak cepat membantu anak-anak yang terkena pecahan kaca. Cukup serius luka yang membentang disekitar lengan, perut, paha dan kaki. Ada juga yang belakang kepalanya bocor.
Delvin menahan napas melihat korban yang cukup banyak. Dihitung ada sepuluh lebih korban dengan luka-luka ditubuh.
Alfero menatap tajam pada lautan anak-anak SMA sebelah. Khususnya Anak Tegra yang membawa beberapa batu, siap melemparkan kembali. Rahang Alfero mengeras seiring dengan detupan jantung yang menguat berdetak. Menahan amarah yang siap meledak dalam satu waktu karena ada yang mengusik tempat menimba ilmunya. Cowok berkalung kepala singa itu menggulung lengan baju keatas sebelum mengikat kepala dengan handban bertulis Ferocioz yang ditulis huruf besar.
Tanpa basa-basi dia menggerakkan tangan untuk turun menuju gerbang sekolah dan menyuruh sebagian anak-anak geng Motor Ferocioz untuk melindungi siswa-siswi Smantera. Mencari tempat aman untuk melindungi mereka dalam serangan dadakan yang dilakukan oleh satu belah pihak.
Alfero, Delvin, Mahar, Langgeng, Kevin, dan Bayu telah sampai dipagar sekolah. Disana mereka melihat anggota Ferocioz yang kesusahan mencairkan suasana yang memanas. Geng Tegra tidak segan-segan mambawa balok kayu dan tongkat basebal yang diketuai langsung oleh Rival. Dengan gagah cowok bermarga Opskaro itu menunjuk dada Alfero menggunakan tongkat basebal.
"Ketua buruk rupa dan seorang pem- upss gk menarik kalo langsung ngomong," sapa dia tenang. Memiringkan kepala sambil tersenyum separuh. Tongkat basebal dia ayunkan sampai menyentuh pundak Alfero.
Alfero berdesis menahan geraman mendengar sapaan tenang yang diucapkan Rival tanpa beban. Kemunculan Rival dengan pangkat baru; ketua geng Tegra dihadapan anak-anak Ferocioz seolah melebarkan bendera perang. Emosi yang sejak dulu kurang stabil bertambah memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALF ||FRCZ 201 [New Version]
Teen FictionUsai& lg di publish bertahap. Baca dulu sampe bab 30. . . . Ketiga anak dengan luka cacat masing-masing saling menatap dalam kebisuan. Berdiri dari sisi ke sisi. Membuat sebuah bentuk pola segitiga dikegelapan. Cowok dengan separuh wajah buruk rupa...