32. MULAI HILANGNYA KEPERCAYAAN [New Vers]

4.4K 371 59
                                    

32. MULAI HILANGNYA KEPERCAYAAN

Happy Reading.

Menjejaklah bow. Apresiasi kisah ini dengan vote di pojok kiri bawah dan komentar kalian yang menyenangkan dibaca.

"Bukannya kami nggak percaya sama lo. Tapi tingkah lo seakan-akan membuat kami hilang kepercayaan." -Mahardika A.P

.
.
.

Sampai dilantai bawah. Sekar menundukkan kepala saat ditatap oleh lima manusia disana. Ia kurang nyaman menjad pusat perhatian seperti ini. Dia merasa hina dan kotor setelah keluar dari kamar itu. Ditambah penampilan yang acak-acakan membuat mereka berpikir yang tidak-tidak.

"Diapain sama si berengsek?" tandas tanya Mahar to the point. Langgeng menyoyor kepala Mahar yang asal ceplos. "Nggak gitu cara bertanya yang sopan goblok!" sikat Langgeng.

"Sial! Gue nggak bisa kaya lo yang bermulut buaya," ketus Mahar. "Sianjing kalo dibilangin!" dengkus Langgeng.

"Duduk dulu Kar," ajak Bayu sambil mengambil segelas air hangat. Ia memberikan kepada Sekar yang menatap air itu kosong. Tidak ada satupun pusat dunianya saat ini. Berkat Alfero dan kamar itu. Sekar kembali ke sifat semula. Menutup diri dari lingkungan sosial.

Kendati demikian. Mereka tidak menyerah untuk terus mengajak Sekar mengobrol dan bercanda. Mereka tahu, ada yang tidak beres pada Alfero dan Sekar setelah apa yang menimpa mereka beberapa waktu lalu. Ditambah hari ini, dalang dibalik munculnya gadis itu dan T 1212 belum terungkap. Mereka harus waspada lebih karena besok malam, tepatnya saat ketua mereka balapan. Bisa menjadi pertanda bahwa T 1212 tidak menewaskan dua orang yang mereka kenal. Melainkan hanya luka berat.

"Aku mau pulang," ucap Sekar pada akhirnya. Martiorus menatap Sekar datar dan berdiri sambil memakaikan jaket ketubuh Sekar. Gadis itu bergeming dalam diamnnya meskipun raga yang seperti mayat hidup itu menatap kosong.

"Ayo. Gue anter," ucap Martiorus. Lantas Kevin ikut berdiri. Menghalangi Martiorus agar tidak mengantar Sekar. Ia takut, Martiorus membelokan Sekar pada tempat yang tidak seharusnya mengingat sebajingan apa cowok itu yang asal keluar masuk. "Nggak boleh."

"Gue yang anter dia," sela Langgeng menganggukan kepala kepada Kevin agar cowok itu tidak khawatir Sekar ditangan yang salah.

"Gue bisa anter dia. Lo percaya deh," papar Martiorus. Dari raut wajahnya memang datar. Namun siapa tahu bahwa Martiorus bisa bertindak gila seperti ketua mereka.

"Mulut lo nggak bisa dipercaya. Sama kaya hati lo," tukas Bayu membaca sedikit gerakan tubuh Martiorus yang menegang sesaat. "Lo pada tahu gue benar ternyata," tutur Martiorus.

"Selain bajingan. Lo juga pemain." Mendengar itu, tawa Martiorus pecah. Pemain bajiangan tepatnya.

"Gue yang anter Sekar ke rumahnya," final Langgeng mendekati Sekar dan mengajaknya pulang bersama. Mereka cukup takut melihat keadaan Sekar yang seperti mayat hidup.

"Jangain dia sampai kerumahnya Lang," pesan Kevin yang dibalas anggukan dan acungan jempol.

"Melangkah sekali lagi. Duel maut sama gue!" suara yang menggelegar dilantai atas menghentikan niat Langgeng untuk turun mengantar Sekar. Mereka semua menolehkan pandang kearah Alfero yang tergesa-gesa menuruni tangga dan menyambar lengan Sekar untuk ikut bersamanya. Mengabaikan teriakan nyalang dari teman-teman si cowok.

"Bajingan lo Bos! Belum puas buat anak orang kaya mayat hidup?" tekan Mahar yang mengejar langkah lebar Alfero.

"Lo urus perintah gue dan jangan ikut campur!" sahut Alfero dingin. Ia menatap anak buahnya yang ikut mengejar. Senyum itu kembali terbit. Meremehkan mereka semua. "Ternyata, lo pada bener-bener naruh hati sama gadis pincang ini."

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang