36. UJUNG JALAN& TANGISAN BUMI [2]

2.8K 376 503
                                    

36. UJUNG JALAN& TANGISAN BUMI [2]

Disuruh update. Masio vote e gng jangkep. Gk pp ws. Tp nk bab iki gk rame kapakno Bow? 😳

250 vote+ 500 komen ya Bow? Tolong ramein komentar antusias kalian ya.

Happy Reading Bow🖤. Tandai aja klo ad typo.

"Semesta juga mengerti, tentang perasaan aneh yang tengah menyelimuti jiwa mereka."

.
.
.

Sore itu, saat hujan kembali membasahi bumi dengan rinainya. Menjadikan keadaan semakin suram saat kelima inti Geng Motor Ferocioz mendengar kabar buruk tentang kejadian diujung jalan yang merobohkan pohon dengan korban yang sangat mereka kenal akrab sebagai sang ketua.

Kelima cowok remaja SMA itu melesatkan motor dengan kecepatan penuh saat gerbang sekolah SMA Lentera terbuka lebar menandakan waktu sekolah telah usai.

Dengan dibarengi tangisan sang bumi. Guyuran hujan ditubuh mereka tidak menghentikan niatnya untuk berteduh sebentar. Ada manusia sakit yang harus segera mereka datangi. Melihat keadaannya bagaimana. Dan semoga kabar baik menjadi kalimat menangkan bagi mereka.

Secepat apapun laju motor mereka bergerak. Masih sangat jauh untuk sampai ketempat tujuan. Mata dari mereka memburam karena kaca helm penuh oleh tetetas air. Delvin memberi komando dengan gerakan tangan keatas untuk memberitahukan bahwa mereka harus membelokan diri kearah gang diujung jalan.

Melihat bagaimana kondisi ujung jalan yang ramai karena warga sekitar turut adil menolong ketua mereka. Langgeng menahan napas saat melihat darah tergenang oleh air hujan.

Selepas mereka memakirkan motor asal dan segera berlari untuk  melihat keadaan disana. "D-darah.." bisik Kevin menegang. Tubuhnya terasa kaku melihat betapa merahnya darah yang bercampur air hujan. Samar-samar, aliran darah itu hanyut terbawa air.

"Tenang, kendaliin diri lo," ucap Bayu sembari mengusap bahu Kevin yang kaku. Masih ingat bahwa Kevin pernah trauma sama kecelakaan atau darah? Itu menyebabkan Kevin rapuh melihat kejadian yang seperti ini. Kelebatan masa lalu semakin merasuk ramai dipikiran mereka.

Delvin berlari sekuat tenaga untuk sampai pada mobil silver yang siap melaju meninggalkan lokasi. Sebelum terjadi, Delvin berhasil mengetuk kaca mobil dan melihat keadaan Alfero yang sangat kacau. "B-bang.." panggil Delvin, suaranya bergetar teredam air hujan.

Delvan, selaku Kakak dari Delvin yang memberitahukan bahwa Alfero korban jatuhnya pohon diujung jalan. Cowok itu menggeleng pelan. Delvin semakin mengeratkan genggamanya pada kaca. Napasnya memburu sebelum pandangan itu beralih pada teman sang Kakak. "Kita bicarakan dirumah," putus Khares. Dan mobil itu melaju menembus lautan warga yang segera menyingkir untuk memberikan akses jalan.

Mahar datang setelah memberi konfirmasi pada polisi bahwa korban sudah ditangani. Polisi datang tepat saat mobil silver itu menghilang dibelokan jalan.

"Kita nyusul sekarang," pungkas Delvin diikuti oleh keempat teman lainnya. Langgeng tidak berkomentar selain menatap jam dipergelangan tangan. Langgeng semakin mendengkus kasar saat namanya diteriakin oleh teman-temannya.

Lantas kelima motor itu kembali melaju dijalan raya. Mengikuti jejak mobil yang membawa ketua mereka. Rasa marah, kesal, kecewal, kalut, sesak, menjadi satu dengan gemuruh yang berdetak kencang didada mereka.

Bagaimana tingkah Alfero yang belakangan ini selalu mencari perkara dengan mulut tidak terkontrolnya. Amarah yang melingkup seperti ruang pengap tanpa ventilasi. Cara Alfero memperlakukan Sekar layaknya permainan. Benar katanya, bahwa Sekar memang sebuah pemain dilingkup permainan mereka.

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang