09. SENIN YANG TERLAMBAT

6.1K 684 62
                                    

Alf kembali hadir. Untukmu sang pembaca kisah. Penikmat cerita. Dan untuknya sang pemain kisah. Si tokoh utama dengan jabatannya.

Siap membaca?

Udah ninggalin jejak? Kl blm. Tolong tinggalin ya& tandai kalo ada typo.

Happy Reading. 

09. SENIN YANG TERLAMBAT

"Disetiap sekolah pasti ada peraturan yang harus kita terapkan. Kedisiplinan adalah hal utama yang wajib kita lakukan." –SMA Lentera.

.
.
.

Upacara bendera adalah hal paling membosankan bagi setiap siswa. Tapi demi menghormati para pejuang yang telah gugur di medan perang dalam mempertahankan negara indonesia dari penjajah. Setiap siswa wajib mengikuti upacara.

Pada hari senin ini semua siswa SMA Lentera berbaris rapi. Rela panas-panasan demi mendengarkan sang pembina upacara menjalankan amanatnya ditengah teriknya sinar matahari pagi.

"Gue capek berdiri terus. Mana panas banget lagi. Gerah gue," keluh Arulina yang dari tadi tidak bisa diam di tempat berdirinya. Cewek dengan rambut bergelombang itu mengerutu sambil mengibas-ngibaskan baju saat keringat menetes disekitar leher.

"Sabar aja Na. Bentar lagi juga selesai," jawab Sekar yang mendengarkan keluhan Arulina. Gadis itu juga sama gerah dan lelahnya berdiri namun dia tidak banyak komentar seperti Arulina yang tidak bisa diam di tempat.

"Sumpah,  gue nggak kuat. Kaki gue pegel banget," cerocos Arulina lagi. Sibuk dengan keluhan-keluhannya.

Sekar menghela napas. Lelah mendengarkan keluh kesah Arulina yang sejak tadi berisik disisinya. "15 menit dari sekarang juga udah selesai," ucapnya memberi tahu agar Arulina tidak banyak mengeluh.

Arulina memajukan bibirnya lucu. Seperti anak kecil yang ingin membeli permen namun tidak diperbolehkan oleh orang tuanya. Karena bisa membuat gigi ompong.

Sampai lima menit lamanya Arulina diam. Selanjutnya cewek itu bersuara sambil menunjuk ke arah cowok yang baru saja sampai diarea sekolah. Lengkap dengan seragam yang tidak dimasukkan kedalam celana. Juga dasi yang berpindah tempat di bahu. Belum lagi kepala yang terikat headband hitam menjadi pelengkap siswa urakan itu. Bersama teman-temannya. Mereka berdiri sejajar menghadap guru BK.

"Ehh, bukanya itu kak Fero sama temen-temennya?" Beritahu Arulina kepada Sekar. "Hari senin, upacara bendera tapi masuk jam 8 kurang 10 menit? Gila," sambung Arulina tidak habis pikir. Tanganya mengarah tepat kearah gerbang yang melihat kak Fero berserta teman-temannya.

Sekar menoleh kearah gerbang. Seperti yang dikatakan oleh Arulina. Melihat beberapa anak bandel yang bolos saat jam upacara berlangsung. Harusnya, pada hari senin mereka sudah sampai disekolah pada jam setengah 7. Agar nanti dapat mengikuti upacara bendera. Tapi ada beberapa dari mereka yang sengaja telat atau bolos agar tidak panas-panasan. Belum lagi mendengarkan amanat panjang dari pembina yang membuat mereka mengeluh lelah karena berdiri.

"Iya," sebut Sekar seadanya. Tentang cowok ketua geng itu. Sekar tidak mau lagi ikut campur dengan urusan mereka. Akan panjang ceritanya kalau Sekar kembali berhadapan dengan mereka yang suka ikut-ikutan tawuran. Cukup kemarin. Dan jangan lagi. Sebut Sekar dalam hati.

Menurut pendapat Sekar. Anak geng Motor tidak luput dari adegan tawuran, balapan, minum, bahkan bisa jadi terlibat kasus mengerikan bagi anak seusia mereka. Jadi Sekar akan menghindari segerumbulan cowok seperti mereka.

Arulina mendengus. "Wajar sih buat mereka yang suka berlangganan masuk ruang BK."

Di samping pos jaga. Bu Reta. Selaku guru BK kelas sebelas sedang menceramahi siswa-siswi yang membolos pada jam upacara berlangsung. Tidak tanggung-tanggung, guru itu menghukum mereka dengan push up dan kalimat-kalimat pedas miliknya.

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang