67. TETAWAN DIKUASA KETUA SEBELAH

1.4K 143 67
                                    

67. TERTAWAN DIKUASA KETUA SEBELAH

Nungguin kisah mereka?

Vote& komen jangan lupa ya. Makasih yg udah bertahan sampai disini.

Happy reading. Ramein ya& tandai kalo ada typo.

"Dia ketua. Begitu munafik dengan memiliki sifat asik dan bertindak baik saat ada luka yang tersembuyi didalamnya. Jangan percaya."

.
.
.

Sebuah kepulan asap rokok mengudara dengan bebas. Beberapa anak remaja dan kenakalannya tidak luput dari barang berjenis asap itu. Ditambah semakin maraknya menghisap akan membuat candu berkepanjangan. Melepas dari rokok tidaklah mudah.

Hari ini lumayang dingin, ditemani teh anget yang menjadi pelengkap acara merokok keenam anak geng motor itu. Duduk menyandar di warung dengan sebuah ponsel yang memberikan informasi berita tentang pembubaran geng mereka beberapa waktu lalu belum juga surut. Masih sangat panas dengan beberapa komentar tidak terima.

Enam remaja itu cukup terkenal dikalangan anak-anak seusia mereka. Ditambah pertemanan yang meluas dan tingginya solidaritas memperkuat pertahanan mereka.

Usai dengan acara temu kangen diikuti tangisan dan bogeman mentah yang didapatkan Alfero pada sudut bibir kiri yang mana –kini masih menggunakan scraft wajah. Alfero seolah enggan berkomentar banyak.

Bayangan-banyangan lalu selalu berputar tanpa arah dikepalanya. Membabat habis isi pikiran yang semakin bercabang.

Kharez selalu saja membuat Alfero kelimpungan saat mengambarkan bahwa cowok itu sedang berada dimarkas besar Ferocioz menunggu kedatangannya dan para teman-temannya yang sedang berkumpul disatu tempat.

Tidak sampai disitu rentengan kejadian terkejut tentang Kharez yang menuntut mereka untuk segera datang dalam waktu 20 menit, jalan yang menjadi tempat bernaungan kendaraan mendadak macet usai terdengar sirine ambulan yang suaranya menandakan bahaya.

Pada saat yang sama, Alfero dengan sigap mendekati body samping kemudi untuk mengomando supir ambulan agar mengikuti mereka yang akan memberikan jalan. Disusul oleh Delvin dan Mahar yang membawa motornya kesisi kanan dan kiri dengan gerakan tangan untuk membuat kendaraan lain menyingkir, Alfero yang berada didepan memimpin dan Langgeng, Bayu, Kevin mengikuti dari belakang.

Kejadian itu belum juga selesai, Alfero bersama kelima temannya dengan keberanian yang memumpuni ikut mengantarkan mobil ambulan itu pada rumah sakit besar yang menjadi rujukan pasien. Sekelebat mata Alfero menatap kedalam kaca mobil usai turun dari motor, disana terbaring seorang gadis kecil yang tengah terbatuk, mengeluarkan cairan berwarna merah pekat yang membasahi sebagian baju pasien. Mata mereka bertubrukan sekian detik sebelum Alfero berdehem. Lalu hilang pada jarak pandangnya saat ranjang rumah sakit itu didorong dengan tergesa-gesa.

"Terima kasih banyak untuk bantuannya," ucap seorang supir ambulan dengan wajah yang pucat pun lesu. Berdiam tidak enak diri sambil terus melirik bankar yang semakin menjauh.

Mahar menyaut dan memberikan anggukan, "sama-sama Pak, sehat selalu," ucapnya tulus melihat guratan sedih dan peluh yang menetesi wajah pria paruh baya itu.

Supir yang perkiraanya berumur 53 tahun tersenyum kecil. "Sehat juga para anak pemuda bangsa," balasnya mendapatkan anggukan serempak dari mereka. "Saya pamit, sekali lagi terima kasih," sambungnya berlalu pergi meninggalkan keenam cowok yang dua diantaranya memandang Bapak itu rumit.

Sekelebat saja, mereka tahu bahwa supir ambulan itu tengah menahan tangis saat tangan bergetar itu mengusap sudut matanya dengan gerakan kasar.

"Tadi itu, anaknya?" tanya Bayu bergumam rendah.

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang