01. DIA S.A

18.8K 1.6K 131
                                    

01. DIA S.A

ALF New Version. Ini akan lebih beda dari yang pertama. Kisahnya lebih kacau. Jadi, bersiaplah.

Semoga berhasil sampai akhir.

"Tuhan, rasanya sungguh sakit. Mau menyerah. Tapi, apa boleh?" -Sekar Azzahra.

.
.
.

Seorang gadis dengan rambut tergerai sepunggung juga poni yang menutupi mata terlihat merenung diruang tamu. Bersama dengan sang Nenek yang setia menemani dia dari masa-masa sulit sampai bisa ditahap ini.

Dunia memang suka bercanda. Mengubur indahnya semesta dalam kehancuran. Namun, disisi lain pasti ada kebahagiaan yang datang setelahnya. Memeluk diri dengan sangat erat karena keajaiban yang telah ditakdirkan untuknya.

Dia Sekar Azzahra, seorang gadis lugu yang pincang. Karena kecelakaan yang membuat salah satu kakinya patah. Dengan terpaksa Sekar bersekolah menggunakan tongkat bambu yang di buat oleh Kakeknya.

Kakek yang menemani Sekar dalam masa-masa terpuruk, dibantu dengan tangan-tangan rapuh milik Nenek. Mereka akan menjadi salah satu dari sekian banyaknya dunia milik Sekar. Karena, bagi Sekar tidak ada yang lebih indah daripada ketemu Kakek dan Nenek. Selain bertemu dengan orang tua kandung tentunya. Namun, kapan?

Sejak kecil Sekar selalu mempunyai mimpi. Mimpi sederhana yang orang lain pun belum tentu sekuat Sekar. Menerima takdir dengan sangat ikhlas karena dia anak yang dibuang.

"Sekar pengen ketemu sama orang tua Sekar," ucap Sekar yang duduk di ruang tamu bersama Nenek menunggu Kakek yang mengambil sesuatu di dalam kamar. Matanya menerawang keatas dengan sendu. Mengingat bagaimana cara semesta menguji dirinya akan takdir yang tidak selalu berpihak indah.

Nenek yang mendengar itu lantas menjawab. "Nanti saat waktunya telah tiba. Sekar pasti bertemu dengan mereka. Jangan khawatir," tutur Nenek lugu. Sekar hanya mengangguk sebagai balasan.

"Semoga masanya segera datang." Mohon Sekar kepada langit dimalam itu. Langit gelap yang menjadi ciri khas pada malam hari. Ditambah bulan bintang tidak muncul seperti mendiskripsikan hidupnya. Kelam dan suram.

Setelahnya, muncul Kakek yang baru saja keluar dari kamar membawa gelang perak di tangan kanannya. "Gelang perak ini ada disamping Sekar saat Kakek dan Nenek menemukanmu hanyut disungai. Mungkin ini bisa membantu Sekar menemukan orang tua kandung Sekar," kata Kakek sambil menyerahkan gelang perak sambil duduk di bangku kosong sebelah Sekar.

Sekar menerima gelang itu dan menatapnya lama. Sebelum matanya menangkap sebuah ukiran yang ada di dalam gelang perak itu. Ukiran huruf P yang di tulis dengan huruf latin. Indah. Ukirannnya indah. Sekar mengaguminya. Ada senyum kecil yang terbit disana.

"P itu nama siapa?" tanya Sekar kepada Kakek. Rasa penasarannya membuncah besar ingin segera bertemu dengan orang tua kandungnya. Sebelum gelengan dari Kakek mengacaukan kebahagiaan sederhana itu.

Kakek lantas menggeleng. "Kakek sama Nenek nggak tau nama siapa yang ditulis di dalam gelang itu," ucapnya melunturkan senyum Sekar.

"Kami hanya menemukan gelang itu berada disamping kamu waktu kecil. Dan kami menyimpannya sampai sekarang. Agar nanti, kalo kamu udah besar bisa mencari mereka," timpal Nenek dengan tangan yang berada di pundak Sekar. Memberi dukungan lewat tindakan.

Pandangan Sekar mengelap. Dia nyaris akan marah untuk takdir miliknya. Tapi, dia tetap diam. Menyembunyikan lukanya sendirian. Sampai nanti ada yang mau berbagi luka dengannya.

Kemudian Sekar membalas dengan mengangguk lesu saat mendengar itu. Ia lantas memasukan gelang perak kedalam saku baju. Tangannya bergerak untuk meraih tubuh Kakek dan Nenek memeluk tubuh itu dengan erat.

"Dunia kejam ya Kek, Nek. Rasanya Sekar nggak akan sanggup melewatinya. Mereka jahat," bisik Sekar lirih. Dia menyembunyikan wajahnya diantara pelukan Kakek dan Nenek. Membagi kesedihan dipundak rapuh itu bersama-sama.

Kadang, kita memang merasa tidak adil akan takdir yang telah ditentukan. Dan kita juga dipaksa kuat untuk bisa melewatinya. Berbagai hal yang nantinya akan menjadi kekuatan hidup dimasa yang akan datang.

"Tuhan, rasanya sungguh sakit. Mau menyerah. Tapi, apa boleh?"

.
.
.
Tbc.

22/11/2020

Secuil jejak kalian adalah semangatnya kami.

Ramein buat update besok bisa nggak?

Di sebuah ruko yang sedang hujan deras. Pukul 21.11 WIB.

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang