35. TANGISAN SANG BUMI
Yg g sbr nnggu kisah ini update?🙌
250 vote& 450 komen untuk ngeramein Bab ini bisa Bow?😎🙏
Happy reading.
"Mungkin benar, jika berdekatan denganmu adalah bagian dari hal baru yang menantang juga luka dan segala konsekuensinya." -A.Z
.
.
.Alfero melangkah tegas menyusuri koridor kelas yang sepi. Waktu beranjak siang. Pukul 12.15 tepatnya. Namun cowok dengan gelar ketua geng itu tidak menghentikan langkahnya untuk keluar dari area sekolah. Benar, cowok itu akan segera melipir ke parkiran sekolah guna membolos.
Remaja dan juga kenakalanya memang satu bagian yang tidak terpisahkan. Alfero kerap membolos dijam setengah 1 siang saat selesai menunaikan ibadah sholat dhuhur. Waktu yang pas untuk menyelinap keluar menurutnya. Hari ini, Alfero membolos sendiri. Masih terekam jelas bagaimana cara teman-temannya yang melindungi Sekar diluar kuasa Alfero. Cowok itu tidak suka melihat kedekatan mereka yang sangat akrab. Berbeda dengan Alfero yang hanya sebatas penabur garam diatas luka.
Kalimat demi kalimat waktu awal perkenalan mereka memang cukup baik dan menyenangkan. Namun semakin lama semakin kesini. Itu semua berubah cepat. Entah apa faktor yang menyebabkan Alfero bertidak diluar kendalinya. Bagaikan duplikat Alfero versi terburuk sebelum T 1212 terjadi.
Sifat Alfero semakin menjadi berengsek. Sasaranannya juga seorang gadis yang menyedihkan menurut mereka. Bukankah cocok jika mereka bersatu dalam kesengsaraan? Cowok yang kerap mengatakan buta dan buruk rupa bersatu dengan sang gadis pincang bersuara gagap.
Alfero tetap berjalan menelusuri koridor sekolah. Sampai mata teduh itu menatap objek yang menjadi bahan pikiran. Sekar, Alfero mengenalnya. Sekilas hanya tentang satu kata nama bukan cerita hidupnya.
Alfero membelokkan langkah mendekati Sekar yang baru saja keluar dari ruang kamar mandi. Tepat pada saat Sekar akan melangkah, jalan itu tertutup oleh sepatu hitam. Sekar mendongakkan kepala pelan. Sampai pada bagian dada sebelah kiri, Sekar membaca nama itu. Alfero L.F. Singkat, padat, jelas. Nama bordir benang hitam backgroud putih menjadi fokus Sekar. Dalam sekejap berpindah pada kalung yang menggantung didada cowok itu. Selalu saja, kalung tegas yang melekat sempurna pada leher Alfero menjadi titik mata Sekar berhenti pandang.
"Puas liat dada gue?" ucap Alfero datar. Sendari tadi Alfero terus mengikuti gerakan kepala Sekar sampai berhenti dikalung miliknya. Alfero bukannya tidak tahu bahwa Sekar selalu mencuri-curi pandang melihat kalung berbandul kepala singa yang mengintip dibagian kerah baju.
"M-maaf," balas Sekar pelan, cewek itu kembali berucap, "permisi," lanjut Sekar untuk pergi melewati tubuh Alfero. Masih banyak tugas Sekar yang menumpuk siang ini. Meladeni Alfero sama saja membuabg waktu.
"Siapa yang nyuruh lo pergi?" tanya Alfero tanpa menolehkan kepala. Kedua tubuh itu berdiri sejajar menyamping. Berdampingan seperti dua insan yang akan melengkapi.
Kening Sekar berkerut tipis. Sekar tidak paham maksut Alfero. Cowok dengan dua sisi baik dan buruk. Kadang irit bicara kadang banyak bicara. Kadang bisa diandalkan dalam segala hal namun bisa melukai detik itu juga.
"Ikut gue," kata Alfero tegas. Nada itu seperti bomerang bagi Sekar. Mengikuti Alfero sama saja membunuh dirinya sendiri. Alfero pernah berkata bahwa; senang menjadikan lo sebagai bahan pelampiasan emosi. Bukankah itu akan terus berlanjut entah sampai kapan periode masanya mereka habis.
"Aku nolak," kata Sekar cepat.
"Gue nggak suka."
"Aku nggak peduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALF ||FRCZ 201 [New Version]
Teen FictionUsai& lg di publish bertahap. Baca dulu sampe bab 30. . . . Ketiga anak dengan luka cacat masing-masing saling menatap dalam kebisuan. Berdiri dari sisi ke sisi. Membuat sebuah bentuk pola segitiga dikegelapan. Cowok dengan separuh wajah buruk rupa...