69. KILASAN BOLAK-BALIK [Seb New Vers]

1.2K 124 49
                                    

69. KILASAN BOLAK BALIK

Vote& Komennya jgn lupa ya.

Happy reading. Ramein& tandai klo ada typo.

"Kala senja yang datangnya sesaat namun berjanji akan kembali esoknya. Menyukai hujan itu adalah anugerah baik untuk menutupi lara." -Langgeng Gibrael Mahendra.

.
.
.

"Jadi pacarnya Kak Langgeng aja, ya, gue akan selalu mengajak lo ke pantai melihat matahari tenggelam, berlanjut menua bersama." Kalimat panjang dari Langgeng mengudara bebas dengan kedipan mata cari perhatiannya.

"Dih, receh," sahut Rain menyenggol bahu Langgeng dengan sengaja saat tidak sadar mencuri dengar pembicaraan cowok itu dan adik kelas mereka yang tengah lewat disamping pojok jendela kelas mereka.

"Rain, kalau mau digombalin tuh bilang, nggak usah sok jual mahal gitu. Perlu, lo jual gue tawar?" tanya Langgeng menyauti, cowok itu beralih menatap Rain yang membawa buku paket dari meja samping Langgeng.

"Nggak, gue sih, anti ya sama cowok cap kadal macam lo."

Bibir Langgeng berkedut menahan senyum yang akan terukir, sebelum kembali menyauti dengan godaan. "Yang bener, Ain? Nanti nangis kalau gue dapet cewek baru."

Bayu yang mendengar lantas menyaut sambil mengeraskan sedikit suaranya, "nggak bahaya ta?" seruan itu disusul tawa dari anak-anak IPA 1. Sengaja mengoda Rain yang kala itu pernah menangis sesegukan saat melihat Langgeng sekarat melawan musuh.

"Siapa dulu yang takut Mas Langgengnya sekarat waktu ikut tawuran?" tanya anak lain dikelas itu yang lantas dijawab mereka dengan serempak.

"Dek Ain..," jawaban mereka kompak disusul suitan dan teriakan penuh kehebohan. Jangan lupa ceng-cengan manis yang membuat Rain semakin menahan wajah agar tidak berubah warna. Langgeng tertawa mendengarnya, menjadi bahan hiburan untuk mereka adalah rutinitas selama menduduki IPA 1 hampir setahun ini bersama sang pemilik nama hujan tentunya yang kerap kali ia panggil dengan sebutan Ain akhir-akhir ini.

"Ck!" decak Rain mengangkat tangan dan mengacungkan jari tengahnya kepada Langgeng. Bukannya marah, Langgeng malah asik tertawa melihat kelakuan malu-malu wakil ketua kelas mereka itu.

"Ain, tolong ya. Gengsinya diturunin lagi, kalau nggak gue dobrak tuh pintu," ujar Langgeng semakin menambah suasana panas diantara mereka. Mengoda Rain adalah hal wajib baginya.

"Pintu apaan tuh?" sela Kevin menaikkan alis, ikut mengoda sambil melirik Rain yang pura-pura tidak mendengar dengan menelusupkan kepala ke lipatan lengan.

"Pintu hatimu."

Langgeng dan seribu gombalan recehnya adalah pasangan serasi. Bagaimanapun cowok yang menjadi players di Ferocioz atau bisa dibilang geng tanpa arah. Ya, geng tanpa arah adalah sebutan Ferocioz saat ini. Setelah utuh berakhir runtuh berlanjut tanpa arah.

Catatan tentang hari-hari tanpa perasaan bahagia ada ditangan Langgeng, cowok itu yang terakhir memegang buku keluh kesah setelah bubarnya Ferocioz. Buku itu akan dipersembahkan kepada Alfero nantinya, kalau cowok itu mau mendengarkan kata hati mereka.

Soal Delvin, ia sudah bodo amat. Tidak lagi peduli tentang Ferocioz meskipun kadang kala, ia juga merasa rindu kebersamaan mereka. Seperti saat ini, diruang kelas XI IPA 1. Keenam cowok itu duduk dipojokan kelas tepat selesainya pelajaran mereka.

Mengobrol bersama dan menulis cacatan dibuku itu. 'Tidak, semesta tidak jahat. Kita yang dipaksa kuat. Jika nanti kita lelah, cukup rehat sejenak untuk kembali pulih.'

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang