22. PERTEMANAN SEKAR DAN ARULINA [New Ver]
Yey bisa update. Saya minta maaf karena update telah semalam.
Selamat menikmati peran Arulina dan cowok misteriusnya selagi kisah Alkar's yang memabukkan.
Tandai typo& Jejaknya okey?
"Dia akan tetap menjadi pemenangnya. Sampai kisah ini selesai ditulis." -Ar.
.
.
."Kar, temeni gue ke bazar yuk," ajak seorang gadis berpenampilan sederhana dengan mengenakan jaket dan celana jeans. Rambut panjangnya ia kucir keatas memperlihatkan leher jenjang miliknya.
Sekar berkerut kesal mendengar ajakan Arulina. Bazar menjadi bagian akhir yang akan ia kunjungi malam ini. Bahkan dia tidak mau lagi ke tempat ramai itu setelah kejadian buruk itu terulang kembali.
"Nggak Ar, aku mau dirumah aja nemeni Nenek," jawab Sekar memberikan alasan klasik. Arulina mendengkus kasar sambil merebahkan diri ke kasur lusuh itu. "Ayolah Kar. Jangan kolot jadi anak perempuan. Gue pastiin lo bakal seneng pergi kesana, karena malam ini adalah malam puncak sekaligus malam terakhir bazar mereka," terang Arulina lugas. Mereka yang dimaksut adalah anak-anak Ferocioz dan malam ini adalah malam terakhir acara besar itu diadakan oleh mereka.
"Kapan lagi kita bisa keluar malam bareng?" sambung tanya Arulina meyakinkan Sekar agar menemaninya ke bazar. Karena selama bazar itu berlangsung, Arulina belum pergi kesana karena urusannya.
Sekar membalikkam badan menghadap Arulina yang tengah tersenyum polos. Baginya, Arulina itu bukan sekedar teman yang menyenangkan. Namun, keluarga yang hebat. Mengenal Arulina itu sungguh anugerah yang harus Sekar syukuri. Dimana ia akan menjadi pahlawan nomer satu saat Sekar terluka. Kecuali, pada bazar malam pembukaan itu.
"Merka kembali Ar," singkat Sekar memberitahu kepada Arulina dengan cerita singkat yang langsung membuat Arulina melompat dari tepat tidur dan bergerak mendekati Sekar.
"Lo serius? Kapan?" desak Arulina mendelik.
Sekar mengelengkan kepala tidak tahu. "Tapi, aku ketemu dengan mereka pada malam pembukaan bazar," lanjut Sekar mengulas kembali kejadian itu. Saat mereka dengan lancangnya merusak kesenangan Sekar dan kembali mematahkan tongkat itu. Cerita malam pembukaan bazar itu terus mengalir hingga tuntas. Dengan pengawalan dari ketua itu yang meminta Sekar datang. Menjemputnya dan meminta izin pada Kakek.
"Ck, mereka itu benar-benar berengsek Kar!" umpat Arulina langsung. Ada rasa sesal karena tidak bisa menolong Sekar malam itu. Jika saja Arulima datang ke bazar. Kemungkinan kejadiaan itu tidak akan pernah ada. "Terus siapa yang nolongin lo waktu dibully sama mereka?" lanjut Arulina.
Gadis itu diam beberapa saat dengan napas yang berantakan. Pengendalian diri Sekar itu sangat buruk. Ditambah ada rasa yang menyulutnya untuk tetap pada sikap tenang.
"Kak Alfero," dengus Sekar muram sambil menatap tongkat pemberian Alfero kemarin sore.
Arulina menatap Sekar tajam. Tanpa berkedip saat pertama kali ia mengenal sosok Alfero yang bertangan dingin menolong Sekar cuma-cuma. Diingat-ingat kembali saat cowok itu menolong Sekar pingsan ditengah lapangan bayarannya adalan menemani balapan liar. Garis bawahi itu.
Kalau ini, Arulina tidak bisa menebak apa bayaran yang setimpal untuk penolongan pamrih orang itu.
"Jadi ini alasan lo nggak mau nemani gue ke bazar?" tebak Arulina saat melihat gelagat tidak nyaman Sekar semenjak membicarakan bazar tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALF ||FRCZ 201 [New Version]
Teen FictionUsai& lg di publish bertahap. Baca dulu sampe bab 30. . . . Ketiga anak dengan luka cacat masing-masing saling menatap dalam kebisuan. Berdiri dari sisi ke sisi. Membuat sebuah bentuk pola segitiga dikegelapan. Cowok dengan separuh wajah buruk rupa...