07. DUA KALIMAT SAMA.

6.4K 721 79
                                    

ALF KEMBALI. MENCERITAKAN SEPENGGAL KISAH DARI BEBERAPA EPISODE YANG TERLEWAT.

SIAP MEMBACA?

SEBELUMNYA. TINGGALIN JEJAK KALIAN.

HAPPY READING.

07. DUA KALIMAT SAMA

"Nyatanya, semesta selalu ingkar. Pada saat masa yang terlewat sudah. Kini kembali hadir masa yang sama. Dimana luka itu kembali terbuka."

.
.
.

Tentang masa yang sudah lalu biarlah menjadi kenangan yang tersimpan sudah. Dan kembalinya Ferocioz dengan versi terbaru harus dipertahakan. Jangan terkecoh oleh mulut biadab milik Barzio Ardhan yang tidak tahu baik buruknya tentang geng Motor Ferocioz.

"Bocah kemarin sore. Lagaknya jangan sok keras!" cetus Alfero mendengus. Dia menarik diri saat sang lawan dengan leluasa mengayuhkan tongkat basebal kearahnya. Memutari sang ketua dengan raut kesalnya karena pukulan darinya selalu salah sasaran.

"Cih!" decih Zio memukul wajah Alfero dengan tangannya. Namun, lagi-lagi gagal karena Alfero sudah bisa membaca gerakan si lawan.

"Memang benar 'kan? Ferocioz itu geng buruk dengan segala kenakalannya!" terus saja. Zio selalu berkomentar tentang buruknya Ferocioz tanpa tahu bahwa ketua itu sebentar lagi akan marah besar.

Menjelek-njelekan Ferocioz adalah kesalahan fatal yang tidak ada kata maafnya. Dengan cara mengemis pun tidak akan bisa mendapatkan kata maaf. Kalimatnya memang seserhana namun cara mendapatkanya sangatlah susah.

"Tentang geng gue. Lo nggak ada hak buat berkomentar!" Sentak Alfero membalas pukulan dan tendangan bertubi-tubi untuk Zio. Dengan sigap, Alfero menendang jauh tongkat basebal yang sejak tadi menjadi senjata Zio melawan Alfero. Beberapa kali, tongkat itu sempat mengenai tubuh Alfero.

"Ferocioz adalah harga yang nggak ada angkanya. Lo salah mencari lawan. Karena menginjak di wilayah Feroz. Bayaranya bisa nyawa lo!" cetus Alfero sambil melirik kondisi sekitar. Saat teman-temannya juga saling baku hantam dengan lawan mereka masing-masing. Sang ketua dan tugas yang di embannya tidak pernah luput dari penglihatan yang bergerak liar. Melihat teman-temannya baik-baik saja atau tidak.

Kembali. Baku hantam antara kedua geng itu terjadi dengan sangat kasar. Mereka saling memukul satu sama lain. Demi mempertahankan geng mana yang paling kuat.

"Jangan banyak omong! Gue tunggu kekalahan lo!" Zio dengan kecepatam larinya berhasil memukul rahang Alfero dengan tinjuan kerasnya sebelum dia bisa menghindar.

Bibir cowok itu sobek. Dia mengusap darah diujung bibir dengan kasar. Menatap penuh kepada Zio yang tersenyum penuh kemenangan.

"Bermimpilah setinggi mungkin. Gue akan bertidak sebagai penonton yang akan tetawa keras melihat kekalahan geng lo pada hari ini dan seterusnya!" Alfero mengayunkan kepalan tangannya kearah perut Zio. Membalas perbuatan dari apa yang bocah kemarin sore itu lalukan. Zio adalah anak kelas 10 di SMA Glaxi. Nyalinya besar juga sampai menantang geng Motor Ferocioz.

Bugh!

Bugh!

Tanpa sadar. Tongkat basebal yang terpental beberapa meter dari tempat Alfero dan Zio berkelahi diambil oleh salah satu anggota Tegra yang melawan Delvin. Cowok dengan gaya urakan itu berhasil memukul punggung Delvin dengan kerasnya.

Delvin jatuh terduduk bersimpah tanah yang menjadi tompangan dari kesadaran miliknya yang kian menipis. Dia mengadah keatas. Menatap sang lawan dengan pandangan gelapnya. Bayu dan Langgeng segera berlari membantu Delvin berdiri.

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang