76. LAHIRNYA ADALAH SEBUAH KESALAHAN

476 60 2
                                    

76. LAHIRNYA ADALAH SEBUAH KESALAHAN.

Update lgi nih.. ada yg nungguin gk?☝️🔥

Wait, udah Follow? Kalo belum Follow dulu ya Lord😭 VOTE DAN KOMEN JUGA YA😭

Siap membaca?

Happy reading. Semoga kalian puas ya.

"Kenapa harus dilahirkan, jika akhirnya nggak dianggap." Alfero Leo Fernando.

"Dan kenapa harus dilahirkan, kalau akhirnya dibuang." Sekar Azzahra P.

.
.
.

Sekar berjalan dengan cepat menelusuri jalan setapak yang akan membawanya ke jalan raya. Tepatnya disebuah taman yang tidak jauh dari sekolah tempat Sekar menimba ilmu. Tangan Sekar seakan mati rasa saat mengenggam sebuah surat yang dia yakini berasal dari orang yang Sekar cari selama ini.

Sekar ingat, dua kali dia mendapatkan surat yang sama persis dengan sampul seperti ini. Yang pertama saat dia kehujanan bersama Alfero hingga berakhir dengan surat itu jatuh saat dia akan mengantonginya. Setelahnya saat mereka keluar dari area sekolah, hujan deras tiba-tiba datang mengharuskan mereka untuk meneduh disebuah rumah kosong dengan pohon yang tumbang menyebabkan mereka berdua terluka. Dan surat kedua adalah surat yang dia dapatkan dari laci dimeja kelasnya.

Sekar menarik napas saat sampai dijalan raya. Cewek berponi itu dengan segera melangkahkan kaki melewati jalan yang kian ramai. Jujur saja dia sangat merindukan momen bertemunya dia dengan orang tua kandungnya. Jika ada kesempatan, semoga ini waktu yang tepat.

Sekar tidak tahu lagi kapan tepatnya ia akan mengejar impian kecilnya, seberapa besarnya ia mau mewujudkan hal kecilnya sebelum beranjak dewasa. Sekar mau saat umurnya akan menginjak 17 tahun nantinya, ia lebih dulu bisa mengenalkan kado terindah sepanjang hidupnya walau hanya sekedar bertemu sapa dengan sang Ibu dan Ayah.

Sampai dimana ia berpijak, ditengah perjalanan Sekar dihentikan oleh Kakak kelas yang mengklaim Sekar gadis juga babunya. Cowok yang terkenal dengan sebutan singa sekolah. Ketua geng Motor Ferocioz yang menyimpangkan motor besarnya dihadapan Sekar. Seolah menghentikan niat Sekar yang akan bertemu dengan orang lain. Kenapa disaat seperti ini, batin Sekar memberontak.

"Mau kemana?" tanya Alfero sambil melepas helm. Menatap Sekar datar saat perasaan yang tidak Alfero inginkan tiba-tiba muncul. Membuat dadanya semakin berdetak kencang saat berada di dekat cewek itu.

Sekar menunduk gugup saat ditatap Alfero dengan tajam. "Emm. Ma-mau ke—" kata Sekar menggantungkan kalimatnya. Berdebat dengan diri sendiri untuk memberi tahu akan kemana Sekar pergi kepada Alfero atau tidak. Karena memang ini tidak ada urusannya dengan ketua geng itu.

"Kemana? Udah malem, nggak usah keluyuran. Nggak baik buat gadis gue," sela Alfero berurutan, mengklaim bahwa Sekar adalah miliknya memang terdengar mengelikan selagi ia juga berbuat sesuatu yang menyakitinya.

"Ta-tapi ini penting. Aku harus nemuin orang itu yang udah—" mata Sekar melebar dengan tangan yang menutupi mulut. Memperlihatkan surat bersampul yang ia pegang ditangan kiri. Sialnya, dia keceplosan akan bertemu dengan seseorang. Hingga membuat mata Alfero menyipit seolah mencari tahu dengan siapa ia akan bertemu dimalam-malam begini.

"Mau ketemu sama siapa? Terus itu surat apa?"

Diam. Sekar menggeleng pelan. Tidak mau menjawab pertanyaan Alfero dan memilih memnyembunyikan surat itu kedalam saku celana panjangnya.

"S-sekar pergi dulu Kak. Permisi," pamit Sekar menjauhi Alfero yang segera mengejar Sekar. Menarik paksa lengan Sekar agar berhenti berlari karena ia tahu Sekar tidak akan sekuat itu dengan keadaan kakinya yang masih belum sembuh total.

ALF ||FRCZ 201 [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang