Bagian 39 : Sore Hari di Exfard

11.1K 827 15
                                    

Sore hari di lapangan basket Exfard High School terdapat tiga pemuda yang tengah asik bermain bola basket. Althan, Dean, dan Alex sebenarnya memiliki jadwal latihan bersama anggota Klub  dan mereka telah selesai latihan.

Di pinggir lapangan, Dean dan Alex tengah duduk sembari menikmati pemandangan romantis di hadapan mereka. Di tengah lapangan, di bawah langit kelabu Elsa tangah mengelap keringat di wajah Althan dengan handuk kecil. Interaksi sepasang kekasih itu mampu membuat hati yang patah semakin patah dalam rasa iri dan cemburu.

Tidak hanya Althan, Dean dan Alex juga merasa lelah sehabis latihan dan mereka juga ingin merasakan kasih sayang seperti Althan.

"MENTANG-MENTAH UDAH ADA PACAR, SAHABAT DITINGGAL!!" Teriak Alex di lapangan yang luas.

Althan yang cuek tetap bersikap acuh, dia melanjutkan latihannya lagi. Sedangkan Elsa tertawa, dia menuju ke tempat dua sahabat kekasihnya itu.

"Makannya cari pacar, Lex."

Wajah Alex bertambah masam. "calon gue udah ada, tapi sayang susah di dapet," ujar Alex mengingat perjuangannya yang selalu diacuhkan oleh sang pujaan hati. Kemarin dia mencoba lagi untuk mengajak gadisnya berpacaran. Namun, sayang dia berakhir sama seperti sebelum-sebelumnya. Ini adalah kali pertama dalam sejarah hidupnya dia di tolak hingga nyaris 20 kali.

Mendengar jawaban Alex membuat Elsa melotot tak percaya. "Serius?!"

"Hebat, kan? Ini karma buat lo, karena sering mainin cewek." Dean tertawa diatas penderitaan sahabatnya.

Alex mendelik sinis. Dia juga tidak tahu mengapa gebetannya itu selalu menolak dia. Padahal menurut nya, dia itu tampan walau tidak setampan Althan, tinggi, kaya, lucu, dan fashionable. Disamping otaknya yang berada di urutan terbawah dari ketiga sahabatnya, tetapi dia memiliki banyak kelebihan.

"Satu kali lagi penolakan genap 20 kali gue gagal." Mendengar pengakuan Alex, Dean dan Elsa melotot.

"WOW!" seru mereka berdua kompak.

Dean memeluk pundak Alex. "Lex, bukannya lo dijodohin ?" Dean tiba-tiba mengingat ucapan Alex kala itu.

Alex mendesah kesal. "Gue gak mau."

"Emang siapa calonnya?" Elsa bertanya.

Alex selalu kesal setiap kali mengingat tentang perjodohannya. Dia memutar matanya lalu menyebutkan satu nama dengan malas, "Sella."

"Sella?" ulang Elsa. Sementara itu Dean sudah tertawa. Dia sungguh merasa kasihan dengan nasib sahabatnya itu.

"Sella si cabe itu? Anjir! Mending lo setuju, lumayan tu anak. Dia gak kalah cantik dari Elsa dan Scarlet."

Mendengar namanya disebut Elsa merasa bingung. "Sella siapa, sih?!"

"Anak sebelas MIPA satu. Dia itu terkenal cabe-cabean." Elsa mengangguk paham, kemudian dia ikut menggoda Alex bersama dengan Dean.

"Ogah! Lagian kita gak saling suka. Si Sella itu suka Genta sedangkan gue punya gebetan."

Dean melotot. "Tahu dari mana, Lo?!"

"Dia ngaku dan karena itu perjodohan gue batal." Wajah Alex yang semula suram menjadi senang. Dia senang Sella memudahkan nya. "Kalau soal Genta itu, gue gak sengaja denger."

Elsa yang tidak mengerti hanya menyimak.

"Bukannya Genta suka si cupu."

Alex mengangguk. "Gue gak sengaja dengar dia ribut sama si cupu. Dia nyuruh cupu untuk jauhi Genta," ujar Alex diikuti tawa.

Sementara itu di tengah lapangan sembari berlatih, Althan mendengar semua percakapan ketiga orang itu. Althan menyudahi latihannya, dia menuju pinggir lapangan.

Kisah Gadis Cupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang