Bagian 23 : Lingkaran Mimpi Buruk

13.8K 968 5
                                    

Holla!
Selamat Membaca🎉🎉
.O.

Althan, Dean dan Alex tengah berkumpul di ruang kebesaran mereka. Dean dan Alex tengah bercanda, sedangkan Althan tampak sangat tidak tertarik untuk bergabung dengan mereka. Raut wajahnya datar, dengan asap hitam yang mengelilingi tubuh pemuda itu. Bisa dibilang, dibalik raut datar yang pemuda itu tunjukkan terdapat rasa kesal yang amat besar.

Secara tidak sadar, Althan mengepalkan tangan kanannya ketika mengingat kejadian tadi.

"Woy, Althan! Bokap lu nelpon!" kata Alex sembari melempar smart phone miliknya kepada Althan.

Althan menangkap ponsel Alex, dia menggeser tombol warna hijau. "Halo, pa."

"Halo, Althan. Papa mau kamu pergi mengurus kantor kita yang ada di Korea Selatan. Papa sudah memesan tiket untukmu dan nanti disana kau akan dibantu oleh orang suruhan, papa." ujar suara diseberang sana.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Segeralah bersiap, pesawat akan berangkat besok pagi."

Althan menghela napas, "baik, pa."

Tut-

Saat Althan mengembalikan benda pipih ditangannya, Alex bertanya, "Lo kenapa?"

"Bokap lu nyuruh apa lagi sama, Lo?" Dean menyahut.

"Korea Selatan."

"NGAPAIN LO KE KOREA?! MAU KETEMU SAMA BLACKPINK ATAU TWICE?! SEJAK KAPAN LO DOYAN BEGITUAN?!" jawaban singkat Althan justru mengundang kehebohan dari Alex. Dean memukul lengan Alex yang berteriak tiba-tiba di dekatnya.

Sedangkan Althan hanya menutup mata saat Alex berbicara. "Ludah lu muncrat."

"Sialan lu!" Alex mengumpat sembari mengelap bibirnya dengan punggung tangan.

"Gua ada kerjaan disana." ucap Althan yang direspon anggukan kompak oleh Alex dan Dean.

"Gue pulang." Althan bangkit dari duduknya, dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku pemuda itu berjalan keluar.

"JANGAN LUPA BAWA CEWEK!" Teriak Alex walau tidak direspon oleh Althan.

Pemuda itu terlalu malas untuk memikirkan hal semacam itu.

W.O.W

Keesokan hari di Exfard High School, Rembulan berangkat sekolah tidak seperti biasanya. Kedua tangannya meremas tali tas, kepalanya menunduk, dan beberapa kali Rembulan berlari seperti dikejar sesuatu. Jantungnya berdebar-debar, karena gelisah.

Hari ini Rembulan sengaja berangkat lebih siang dari biasanya. Gadis berambut sebahu itu masih mengingat kejadian kemarin sore dan dia merasa belum siap untuk bertemu mereka. Oleh sebab itulah sikap Rembulan berbeda dari biasanya.

Ketika tiba di kelas, Rembulan langsung duduk tenang di bangkunya. Tidak membutuhkan waktu lama bel masuk berbunyi. Membuat suasana kelas yang tadinya ribut menjadi tenang, satu-persatu murid kembali ke bangku masing-masing disusul seorang guru memasuki kelas. Rembulan mengembuskan napas, dia mulai konsentrasi pada pelajarannya.

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam berkutat pada pelajaran, bel istirahat Exfard High School berbunyi nyaring. Guru yang mengajar di kelas Rembulan pun pamit, diikuti oleh satu-persatu siswa yang keluar ruangan. Seperti Rembulan, kali ini gadis itu ingin makan di kantin. Dia lupa membawa bekal, akibat terlalu khawatir.

Usai memberi nasi bungkus dan es jeruk, Rembulan duduk di bangku yang kosong. Dia juga sengaja memilih bangku yang ada di pojok untuk menghindari murid-murid lain.

Kisah Gadis Cupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang