🎉Selamat Membaca 🎉
.O.Hari pertama ujian sekolah kelas XII. Sesuai perintah pria berkacamata itu hari ini Rembulan harus melaksanakan tugas pertamanya yang akan menjadi tugas selama ujian sekolah berlangsung.
Sama seperti terakhir kali, rasanya jantung Rembulan berdetak cepat. Saking gugupnya, Rembulan berkeringat tidak seperti biasanya. Sejak kemarin malam, Rembulan bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kira-kira dia hanya tidur selama 2 jam, setelah menerima telepon Althan yang mambuatnya bahagia dan gusar secara bersamaan. Pagi-pagi buta Rembulan telah bangun untuk memasak makanan terbaik demi Althan.
Kini ketika jarum jam menunjuk pukul 07.00 Rembulan telah berdiri di depan kelas XII Galaksi. Rembulan terlalu gugup untuk melangkahkan kakinya memasuki kelas Galaksi, sampai seseorang menepuk pundaknya.
"Hei!"
Rembulan terkejut, kemudian dia tersenyum saat melihat wajah Elsa yang tersenyum kepadanya.
"Ngapain berdiri diam di tengah jalan?"
"Maaf, kak. Rembulan terlalu gugup."
Elsa tertawa singkat. Melihat Elsa tertawa membuat Rembulan terpana akan kecantikan Elsa selama beberapa saat. "Kok gugup? Santai aja kali!"
"Eh iya kak."
"Itu apa?"
Rembulan melihat kotak bekal ditangannya. "Ini bekal."
"Wah, buat siapa? Pasti buat pacar yaa???"
"Eh eng-gak kok, kak!" Rembulan menggeleng panik.
Elsa tersenyum, "ngaku aja! Reza? Alex? Bastian? Atau siapa? Dia ada di dalam?" tanya Elsa sembari sedikit mengintip ke dalam.
Rembulan menggeleng. "Bukan Kak. Rembulan cuma mau antar bekal buat Kak Althan,"jawabnya jujur, sedetik kemudian Rembulan tersadar akan ucapannya.
"Althan?" ulang Elsa.
"Eh!! I-tu Bu-lan cuma di-suruh." Rembulan tiba-tiba merasa sangat canggung dan merasa bersalah. Dia takut Elsa marah.
"Hey, Rembulan!!!" Rembulan dan Elsa sama-sama menengok ke arah asal suara.
Rupanya Scarlet yang memanggil, gadis itu tidak sendirian. Dia bersama empat orang lainnya, yaitu : Althan, Alex, Dean, dan Zea. Tubuh Rembulan terpaku saat tanpa sengaja kedua bola matanya bersinggungan dengan kedua bola mata tajam Althan.
Tanpa banyak bicara, ketika tiba di hadapan Rembulan pria berkacamata itu mengulurkan tangan kanannya. Rembulan mengerti tetapi dia melihat kearah Elsa terlebih dahulu, apalagi tadi ucapannya pasti membuat gadis itu marah.
Namun, bukannya marah Reaksi yang ditunjukkan Elsa justru sebaliknya. Gadis itu menebar senyuman seindah bunga tanpa ekspresi kesal atau cemburu. Dia mengkode Rembulan untuk menyerahkan bekal makanannya.
"Sans, gue santai kok! Eh, boleh dong gue nanti minta bekalnya?"
Rembulan mengembuskan napas lega, dia tersenyum sembari mengangguk kan kepala.
"Lo lihat Althan! Jadi boleh dong bagi dua?"
"Serius Lo, El? Yang masak orang kampung loh!" ujar Zea.
"Awokwkwkwk, kampungan!!" tambah Alex, sedangkan Dean tersenyum meremehkan Rembulan.
"Ck!" Scarlet berdecak
Sedangkan Elsa tampak tak terpengaruh, dia mengulangi perkataannya. "Boleh kan, Than?"
"Terserah," jawab Althan datar membuat Elsa tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Roman pour AdolescentsWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...