Dalam sebuah dongeng, Raja digambarkan sebagai sosok yang berkuasa dan berwibawa. Ucapannya adalah perintah dan sosoknya tidak suka diabaikan.
Maaf update lama🙏
.O.
Terhitung nyaris dua Minggu dia terjerat oleh Althan dan satu Minggu berlalu juga semenjak kejadian di toilet putri kala itu
Tidak banyak hal-hal istimewa yang Rembulan alami, kebanyakan adalah hal buruk. Siksaannya dimulai dan menjadi jauh lebih berat dari sebelumnya, tetapi Rembulan rasa siksaan yang lebih berat akan dia temui di masa mendatang.
Pada pagi hari hingga siang, Rembulan bersekolah. Selama di sekolah dia tak jarang mendapatkan perilaku tak adil dari para siswa Exfard. Kemudian setelah pulang sekolah Rembulan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menuruti segala perintah Althan atau Scarlet, karena itu jam kerjanya di cafe menjadi berkurang. Menjelang malam, Rembulan kembali ke rumah dengan segala rasa pegal dan kebas menempel di tubuhnya. Nenek Samatha yang heran melihat cucunya kerap kali pulang terlambat selama seminggu belakangan lantas bertanya, tetapi Rembulan tidak ingin Neneknya tahu atas persoalan ini jadi dia berbohong dengan mengatakan bahwa ada perpanjangan jam pelajaran atau belajar kelompok selepas pulang sekolah.
Nenek Samatha tidak curiga, beliau justru menyuruh Rembulan untuk lebih menjaga diri dan terkadang menyiapkan bekal dengan porsi lebih sehingga membuat Rembulan sangat merasa bersalah karena telah berbohong sekaligus terharu.
Rembulan memiliki waktu senggang atau kebebasan yang tidak menentu, walaupun pada hari libur dia harus tetap menjalankan perintah Althan atau Scarlet.
Seperti sore selepas pulang sekolah nanti, dia memiliki janji dengan Althan dan kawan-kawan. Omong-omong soal Scarlet gadis itu tidak mengetahui perihal situasi yang terjadi. Rembulan rasa tidak lama lagi statusnya akan terbongkar, entah bagaimana reaksi Scarlet, Rembulan berharap dia tidak marah.
"Rembulan!"
Rembulan langsung menengok ketika seseorang berteriak memanggil namanya.
"Kamu ini dengar saya bicara tidak?! Jika tidak suka pelajaran saya silahkan keluar!"
Rembulan meringis dalam hati, "maaf pak saya tidak akan mengulanginya lagi."
"Huh dasar, maju dan kerjakan nomor empat!" titah pak guru yang mengampu mata pelajaran matematika peminatan.
"Baik, pak." Rembulan maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang diminta pak guru. Dari tempatnya Rembulan dapat mendengar ejekan-ejekan teman sekelasnya. Dia mengambil napas dan mengembuskan napas panjang.
Dalam waktu tiga menit Rembulan berhasil menyelesaikan jawaban. Untunglah dia selalu mempelajari materi sebelum waktunya sehingga dia bisa menjawab dengan baik. Jika tidak, malunya akan berlipat-lipat. Sudah ketahuan melamun, dimarahi ditambah tidak bisa mengerjakan soal.
Rembulan bersyukur pada Tuhan.
"Bagus, lain kali jangan diulangi. Tidak hanya bagi Rembulan, ini juga peringatan bagi kalian semu. Mengerti?!"
"MENGERTI, PAK!" jawab murid XI MIPA 1 kompak.
Rembulan kembali ke tempatnya, kini dia memperhatikan materi yang disampaikan dengan seksama.
W.O.W
Sepuluh menit setelah bel pulang sekolah berbunyi, Rembulan selesai mengerjakan tugas piket. Seperti biasa, dia akan selalu menjadi tumbal dari teman-temannya. Dia yang membereskan kelas mulai dari menghapus tulisan hingga menyusun kursi yang berantakan, sedangkan teman satu tim piket nya tidak sudi untuk sekadar turun membantu dengan hal kecil. Mereka hanya akan meninggalkan pesan yang lebih terdengar sebagai perintah kemudian berlalu pergi tanpa berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Novela JuvenilWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...