Selamat Membaca
.O.Tangan Rembulan meremas tanah liang kubur neneknya, kepalanya tertunduk dengan isakkan tangis yang sesekali terdengar. Tidak peduli kotor nya tanah dan panasnya matahari, sudah 30 menit Rembulan duduk bersimpuh.
Para pelayat telah meninggalkan pemakaman, tersisa Rembulan yang ditemani oleh Nn. Scarla dan Tn. Xander dari kejauhan. Pasangan suami-isteri itu menatap Rembulan dengan pandangan sendu.
"Yah, Mama jemput Nila dulu." Tuan Xander mengangguk.
Nn. Scarla menghampiri Rembulan, beliau menjajarkan tubuhnya dengan Rembulan. "Rembulan sayang, kita pulang ya?"
Rembulan tidak menjawab bahkan sekadar menggeleng atau mengangguk. Nn. Scarla mengembuskan napas, dia mengelus rambut sebahu milik Rembulan. "Hari ini panas banget, tante gak mau kamu sakit. Kamu juga belum makan, kamu bisa setiap hari mengunjungi nenek kamu. Tante gak melarang, asalkan kita pulang dulu."
Walaupun berat, Rembulan mengangguk lemas. Dia berdiri dan mengusap air matanya dengan punggung tangan. Nn. Scarla tersenyum, dia menuntun Rembulan menuju mobil.
"Rembulan harus istirahat, nanti kalau kamu mau nanti sore tante bisa antar kamu kesini lagi."
Rembulan tertunduk, mereka memasuki mobil. Melalui kaca jendela mobil samping nya Rembulan menatap luar. Lagi-lagi dia terisak bersamaan dengan mobil yang melaju meninggalkan kawasan pemakaman.
Setah 15 menit duduk diam di dalam mobil, Rembulan tiba di kediaman Tuan Xander. Dia berjalan lesu di tengah antara Tuan Xander dan Nn. Scarla. Rembulan sempat menangkap Tuan Xander berbicara dengan seseorang hanya sebentar.
"Ma!"
Panggilan mengagetkan itu mampu membuat Rembulan membeku. Gadis yang semula menundukkan kepalanya lantas mendongak, dia merasa familiar dengan suara panggilan itu.
Deg!
Tubuh Rembulan benar-benar menegang, kelopak matanya sedikit melotot menatap seorang gadis yang berdiri sekitar tiga meter dari dirinya. Mata Rembulan yang semula memancarkan sinar lesu
lantas bersemangat menjelajahi tempat dia berada.Sial! Bagaimana ini! Rembulan mengasihani dirinya yang bertindak ceroboh.
"Scarlet kamu mengagetkan mama."
Scarlet, kakak kelas kejamnya. Salah satu orang yang sangat ingin Rembulan hindari sejak memasuki Exfard. Sialnya beberapa detik lalu Rembulan telah menginjakkan kakinya ke dalam kandang singa. Kedua telapak tangan Rembulan meremas sisi samping roknya. Dia kembali menunduk saat bertemu dengan kedua bola mata indah nan mengerikan milik Scarlet.
Scarlet berjalan mendekati mamanya tanpa melepas pandangan dari Rembulan yang tengah menunduk. "Dia siapa?"
Rembulan semakin menguatkan remasan nya. Apakah Scarlet sedang berpura-pura tidak mengenalnya?
"Oh! Ini sepupu kamu yang ayah bilang. Mulai hari ini dia tinggal bareng kita," ujar Nn. Scarla antusias.
"Lo memangnya kamu gak kenal dia? Kalian satu sekolah loh!" Giliran Tn. Xander berbicara.
"Satu sekolah bukan berarti kenal, yah. Mungkin aku gak kenal dia, tapi dia kenal aku. Iya kan?"
Rembulan langsung mendongak dan mengangguk kaku. Dia tidak tahu apa rencana Scarlet, tetapi Rembulan akan mengikuti kemauan kakak kelasnya itu sebisa mungkin.
"Wah bagus deh! Kalian bisa berangkat bareng dan semakin dekat. Scarlet kamu antar Nila ke kamar ya?"
Tubuh Rembulan menegang, dia melihat Scarlet tersenyum manis kearahnya. Memang manis, tetapi bukan dalam arti yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Novela JuvenilWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...