Warning!! Terdapat unsur tak pantas di dalam chapter ini!! Kalian bisa istighfar sebelum dan sesudah membaca cerita❗❗❗⚠️
.O.Althan melonggarkan dasi yang telah mengikat lehernya selama berjam-jam. Usai mengikuti pertandingan basket antar sekolah, Althan mendapat pesan dari Ayahnya untuk segera ke kantor mengikuti rapat. Setelah rapat pun Althan tidak langsung pulang, melainkan dia singgah selama berjam-jam di kator untuk menyelesaikan laporan yang harus segera mungkin diserahkan kepada ayahnya.
Memilih untuk tidak langsung pulang, Althan menuju salah satu hotel terkenal di Jakarta untuk bergabung bersama kedua sahabatnya yang telah menunggu. Althan memasuki lift, benda berbentuk kubus itu bergerak keatas hingga berhenti di ruangan paling atas gedung. Begitu pintu lift terbuka pemandangan familiar menyambut Althan. Dia juga merasa familiar dengan bau tempat ini, selain itu kebisingan yang memenuhi tempat itu. Bukan itu kah hal yang wajar bagi tempat hiburan malam?
Althan bergerak menuju tempat kedua sahabatnya berkumpul. Begitu tiba, dia memberikan salam khas seorang pria kepada Dean dan Alex.
"Minum?" Dean menawarkan sebotol anggur.
Althan mengangguk, Dean menuangkan cairan memabukkan itu ke gelas Althan. Dalam sekali tegukan Althan meminum cairan memabukkan itu.
"Tumben lo mau gabung sama kita," kata Alex. Pasalnya, sahabat mereka yang satu ini sangat susah untuk diajak pergi ke club. Mereka harus berusaha keras terlebih dahulu agar Althan mau ikut bersama mereka, tetapi kali ini pria itulah yang justru mengajak mereka.
"Hmm."
"Lo gak lagi ada masalahkan?" Dean bertanya khawatir. Dean bertanya sebab biasanya, Althan hanya akan minum tanpa dipaksa jika pemuda itu sedang memiliki masalah.
"Gak, cuma pengen."
"Oh! Gue gak maksa lo buat cerita," ucap Dean yang direspon dehaman oleh Althan.
Althan mengedarkan pandangannya ke penjuru tempat. Bukan pemandangan aneh bagi Althan dan teman-temannya melihat para wanita yang sengaja memamerkan tubuhnya kepada laki-laki asing. Althan juga merasa tidak masalah, selama mereka tidak mengganggu dirinya.
Sedangkan Alex dan Dean sibuk bercengkrama dengan wanita di kanan dan kiri mereka. Kedua pria itu berbeda dengan Althan, bagi mereka minum tanpa dikelilingi wanita seksi bagikan memakan makanan saat sakit. Hambar.
Salah seorang wanita dengan pakaian merah ketat tak menutupi seluruh area pribadinya mendekati Althan. Dia dengan berani memeluk lengan kekar pemuda itu walau sudah dilarang oleh Alex dan Dean. Tampaknya dia penasaran dengan Althan yang berbeda dengan kedua sahabatnya.
"Minggir." Nada bicara Althan terdengar sangat dingin. Membuat siapa saja yang mendengarnya seolah-olah membeku.
Bukannya melepaskan pegangan nya pada lengan Althan, wanita itu justru semakin mengeratkan pelukannya. Dia semakin menipiskan jarak tubuhnya dengan Althan.
Althan berdecak tak suka, dengan kasar dia mendorong wanita itu hingga terjatuh dari sofa. Orang-orang yang melihat kejadian memalukan yang dialami wanita itupun tak kuasa menahan tawa dan mulai mencibir.
"Gue bilang juga apa. Daripada sama dia mending lo cari pelanggan lain atau gabung sama kita," ujar Alex sembari tertawa.
Wajah wanita itu merah padam menahan malu. Dia menyumpahi Althan, kemudian berlalu pergi untuk mencari mangsa lain. Althan tidak peduli, dia dengan santai menyesap minumannya. Walaupun Althan terbilang jarang minum dan pergi ke club, kemampuan pria itu untuk menahan minuman keras patut diacungi jempol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Roman pour AdolescentsWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...