Althan membawa Elsa ke rumah atas permintaan bundanya. Saat Althan mengatakan jika Elsa akan kerumahnya hari ini, ibundanya itu sangat bersemangat. Saking semangatnya bunda tercintanya itu bahkan juga mengajak Elsa untuk makan malam dan menginap.
Elsa setuju, sebab dia juga ingin mengenal keluarga Althan lebih dekat. Gadis itu merasa takjub saat memasuki pekarangan rumah Althan. Dia terpukau tetapi tidak dia tunjukkan dengan jelas. Uh! Kekasihnya itu bukan orang sembarangan.
Begitu tiba di depan pintu mereka langsung mendapat sambutan hangat pelukan hangat Nyonya Xavier. Lebih tepatnya hanya Elsa, tidak untuk Althan.
"Hallo, sayang!!"
Elsa tersenyum lebar, "hallo, Tan!"
"Panggil bunda aja biar sama seperti Althan." Elsa mengangguk mengerti. "Baik, Bun!" Sekali lagi Nyonya Xavier memeluk Elsa.
"Kamu cantik banget loh! Bunda beruntung punya mantu kayak kamu," puji Nyonya Xavier.
"Bun, Elsa be-"
"Iya bunda tahu! Lagian Elsa yang akan jadi istri kamu kelak. Gak masalah dong bunda nganggap Elsa mantu Bunda." Althan hanya mengembuskan napas pasrah, dia mengangguk.
Sedangkan Elsa tertawa, dia merasa terhibur lihat raut wajah pasrah Althan untuk pertama kalinya.
"Kalian pasti capek. Althan kamu siap-siap makan malam, gih! Elsa ikut bunda ke kamar ya, kita ngobrol-ngobrol." Ujar yonya Xavier tersenyum.
Sepasang kekasih itu kompak mengangguk, mereka berpisah. Althan masuk ke kamarnya, sedangkan Elsa dibawa oleh bundanya.
Begitu memasuki kamar, Althan langsung menuju kamar mandi. Sebenarnya dia juga merasa tak nyaman saat berkeringat, jadi walaupun hari sudah malam dia tetap akan mandi. Althan menghabiskan waktu selama 15 menit di kamar mandi. Dia keluar dengan rambut basah dan jubah mandi. Althan merasa lebih segar dari sebelumnya.
Althan mengambil handphone nya yang berbunyi dari dalam tas. Ada notif pesan dan dia membuka pesan itu.
[Bulan]
Kesayangan lo ada di gue.
Kedua alis Althan bertautan. Kesayangan? Althan merasa bingung, mengapa gadis itu mengirimkan pesan tak jelas seperti ini. Lagipula sejak kapan gadis itu menggunakan panggilan lo-gue? Althan tidak menanggapi pesan itu, dia hanya membacanya lalu mematikan ponsel. Sepertinya gadis itu salah kirim dan melihat pesan dari Rembulan membuat Althan merasa apa yang dikatakan teman-teman benar. Rembulan tidak hanya berpura-pura polos.
"Bang, buruan!" Althan menoleh kearah pintu yang menapakkan kepala adiknya.
"Hmm." Althan mengambil pengering rambut, dia mengeringkan rambutnya.
Ethan yang merupakan adik Althan lantas memasuki kamar abangnya. Dia tidur terlentang di kasur. "Cewek lu cakep juga." Althan diam, dia fokus mengeringkan rambutnya.
"Gue itu iri sama lo. Gak cuma cewek, Lo hebat di segala hal. Gue sering heran, mengapa gue gak bisa jadi sehebat Lo? Padahal fans gue lebih banyak dari lu, tapi mereka lebih suka lo."
Althan mematikan pengering rambutnya. Dia tahu siapa yang dimaksud Ethan. "Hidup pilihan. Walau kita lahir dari ibu yang sama, bukan berarti kita sama."
Ethan bangun dari posisi tidur terlentang nya. "Gue ngerasa gak adil. Lo itu lebih hebat dalam segala hal dibanding gue. Rahasia lo apaan sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Teen FictionWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...