Bagian 13 : Ganti Rugi Pertama

17.5K 1.1K 6
                                    

-Selamat Membaca-
.O.


Ada satu hal yang membuat Rembulan resah sejak kemarin. Karena keresahannya, dia menjadi sulit tidur dan sering melamun. Untuk mengurangi rasa resah nya itu, Rembulan memutuskan pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Mungkin dengan membaca buku dapat membantu dia.

Karena, masih pagi. Perpustakaan Exfard High School yang terletak di lantai dua gedung timur sepi pengunjung. Biasanya pada saat jam-jam istirahat perpustakaan ini lumayan ramai, entah meminjam buku karena tugas atau membaca novel yang tersedia. Rembulan mengambil buku Dengan sampul merah yang terletak di barisan rak tingkat ke-3 tiga. Kemudian dia mendaratkan bokongnya di kursi kayu tak yang telah disediakan oleh pihak sekolah.

Rembulan membuka halaman pertama buku itu. Bola matanya  bersinar saat menemukan bahwa halaman di buku ini disertai dengan gambar yang menarik bak buku anak-anak. Tidak membutuhkan waktu lama, Rembulan larut dalam bacaannya.

Saking serunya materi yang ada dibuku itu membuat Rembulan tanpa sadar telah menghabiskan setengah halaman buku dan dia juga tidak sadar jika bel masuk sekolah telah berbunyi. Rembulan merasa aneh saat dia menutup bukunya, dia merasa hawa yang tidak seperti biasanya. Terlalu tenang.

Apakah sudah bel? -Tanya Rembulan cemas untuk dirinya sendiri.

Kedua bola mata Rembulan lantas bergerak mencari jam yang ada di perpustakaan. Dia menemukannya, betapa terkejutnya Rembulan saat melihat dua angka yang ditunjuk oleh kedua jarum itu. Rembulan berharap semoga jam itu salah. Segera, dia taruh buku yang dia baca sebelumnya ke tempat semula.

Ya Tuhan! - Jeritnya.

Rembulan berlari sambil menyambar tasnya. Perpustakaan Exfard High School cukup luas dan dia berada di bagian jauh dari pintu keluar. Begitu tangannya hampir mencapai pintu keluar, Rembulan dikejutkan oleh seorang pria yang tiba-tiba melalui pintu itu. Rembulan terbelak, dia berusaha mengerem kedua kalinya untuk berhenti.

Namun, tidak selamanya berjalan mulus. Karena berhenti mendadak, Rembulan menabrak dada bidang pria itu dengan cukup keras. Rembulan meringis, dia tidak dapat mencegah saat tubuhnya di dorong ke belakang sehingga pantatnya lebih dulu mencium permukaan lantai nan keras.

"Aduh!" Rembulan mengeluh, kemudian dia mendongak.

"Udah?" Pria yang tadi dia tabrak bersuara.

Kedua bola mata Rembulan terbuka lebar, dengan tergesa-gesa dia berdiri dari posisi jatuh memalukannya.

Tentu saja malu! Karena kejadian beberapa detik lalu kedua pipi Rembulan bersemu merah. Dia berdeham untuk menghilangkan kecanggungan. "Ada apa kak?"

Pria itu berwajah datar seakan tidak terpengaruh oleh kejadian tadi. "Lo tahu."

"Hah?" Rembulan mendongak dengan menunjukkan ekspresi bertanya.

Pria tadi maju selangkah, membuat Rembulan mundur satu langkah. Bola mata Rembulan bergerak tidak jelas dengan kedua tangan diletakkan ke belakang tubuh. Jantung Rembulan kian berdetak lebih cepat saat pria berkacamata dihadapannya itu bergerak maju.

Pria itu maju, tetapi Rembulan terus mundur seiring langkah pria itu. Hingga akhirnya, Rembulan terdesak. Tanpa sadar belakang Rembulan adalah rak buku dan dia menjadi lebih panik dari sebelumnya.

Gadis itu hendak berlari, tetapi pria berkacamata itu menarik tasnya hingga dia dia kembali ke posisi semula. Bedanya, jarak antara pria itu dan tubuhnya sangat dekat. Saking dekatnya, Rembulan menahan napas saat ini. Dia dapat merasakan hembusan napas pria dihadapannya.

Kisah Gadis Cupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang