Bagian 9 : Tipu Muslihat Iblis

20.7K 1.3K 19
                                    

Warning!! 🚫🚫Terdapat adegan kekerasan, bagi yang tidak suka silahkan menjauh!
.O.

Rembulan merasa puluhan ton batu menimpa kepalanya sekaligus. Begitu membuka mata, hal pertama yang dia rasakan adalah pengap dan berat. Matanya seakan di lem dan tubuhnya seakan berputar.

Rembulan memejamkan mata, dadanya kembang-kempis mencari-cari oksigen yang dapat dihirup. Tubuhnya kaku tak bisa digerakkan. Ditambah lagi, penerangan yang begitu minim dan debu dimana-mana.

"Nenek.." Ucapnya begitu lirih.

Setelah beberapa saat berusaha bangkit, Rembulan tersadar jika tubuhnya diikat begitu kuat dengan tali. Sekuat apapun dia berusaha dengan tenaga yang berada di daerah merah, dia tidak akan bisa lepas.

Gadis itu mengedarkan pandangan ke sekeliling, dia meniup beberapa helai anak rambut yang mengganggunya. Tidak ada benda yang dapat membantunya. Tempat dia di sekap Rembulan rasa sebuah gudang tua terbengkalai.

Penuh debu, sempit, tanpa ventilasi, banyak suara-suara mengerikan, dan lampu gantung yang tak bersinar dengan semestinya. Rembulan tidak dapat melihat barang-barang apa saja yang ada di sekitarnya, sebab mereka ditutupi oleh kain lusuh berukuran besar.

Soal mengapa dia berada di tempat seperti ini? Rembulan sudah tahu alasannya. Dia pingsan karena seseorang pria memukul tengkuknya dan akibatnya bekas pukulan itu terasa nyeri dan tidak nyaman. Andai waktu dapat diputar, dia tidak ingin berada di tempat seperti ini. Dia akan terus mengayuh sepeda tanpa mempedulikan suara gaduh itu.

Omong-omong perihal memutar ulang waktu, Rembulan merasa perasaan sedih, kesal, dan takut mengingat Nenek Samatha yang dia tinggal sendiri di rumah. Rembulan panik ketika benda-benda yang menjadi tujuan utamanya keluar rumah tidak ada di dekatnya. Keringat keluar begitu banyak ketika dia memikirkan kemungkinan akan mati di tempat ini. Mungkin dia menjadi salah satu dari korban yang akan diberitakan di TV, jika hal itu terjadi dia tidak dapat bertemu dengan nenek untuk selama-lamanya kecuali di alam baka.

Tanpa sadar Rembulan menggigit bibirnya hingga berdarah, tetapi dia tidak merasa sakit karena ada hal penting yang lebih dari darah pada bibirnya.

"TOLONG! TOLONG!!!! TOLONG LEPASIN REMBULAN!!!" Rembulan berteriak meminta bantuan, dia ingin bersama neneknya.

"TOLONG! TOLONG! TOLONG REMBUKAN Hiks.."

DORRR!!! "BERISIK!"

Rembulan terkejut dengan suara gaduh itu, jantungnya seakan nyaris melompat keluar. Tubuh Rembulan bergetar dia menunduk berurai air mata. "Hikss.."

Ditengah proses penormalan dari keterkejutan, Rembulan sesekali sesenggukan. Bahkan, dia dapat merasakan air matanya yang tidak dapat dia lap. Tidak berlangsung lama, beberapa detik kemudian dia buru - buru menahan air matanya agar tidak keluar lagi lantaran mendengar suara pintu dibuka. Rembulan mengasah, dia menoleh kearah pintu.

Sesosok manusia dengan pakaian formal muncul dari balik pintu. Rembulan menggigit bagian dalam mulutnya ketika melihat penampilan orang itu yang tampak beribawa dan penuh aura tak biasa. Dia tidak dapat melihat jelas wajah pria itu, karena pencahayaan yang minim. Akan tetapi setelah jarak mereka hanya tinggal beberapa jengkal, Rembulan begitu terkejut menemukan sosok itu datang.

Gigitan Rembulan kian menguat. Rembulan kurang yakin jika pria ini datang untuk menyelamatkannya, sebab sebelumnya mereka tidak pernah saling mengenal. Hanya sekadar saling tatap.

Pria itu membungkuk kan sedikit badannya hingga jarak antara dia dan Rembulan tipis. Rembulan menahan napas, ketika hembusan napas pria itu mengenai wajahnya.

Kisah Gadis Cupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang