Sedang negatif thinking sama cerita sendiri ಥ‿ಥ gak enak sekali bung!
.O.Pengumuman kelulusan kelulusan kelas 12 sedang berlangsung di lapangan utama Exfard High School. Di atas podium, selepas mengumumkan bahwa angkatan kelas 12 tahun ini lulus 100% beliau memberikan pidato sebagai bekal para murid nantinya saat memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pidato dari sang kepala sekolah yang berlangsung selama 30 menit nyatanya mampu membuat para murid mengaduh lelah.
Hari semakin siang, sinar matahari pun semakin terang dan panas. Contohnya Alex, pria itu sejak tadi mengomeli kepala sekolah yang membuat dia kelelahan.
"Sial! Si pak tua ngomong apaan sih, panjang bener! Gue udah gosong nih!" omel Alex.
Dean juga merasakan hal yang sama, dia lelah berdiri terus selama nyaris 2 jam dengan matahari yang semakin terik. "Pura-pura pingsan."
Alex menatap Dean. "Ogah!" tolak Alex dengan cepat.
Penolakan Alex membuat salah satu alis Dean naik. "Bukannya itu kebiasaan lo."
Alex menggeleng. "Lihat noh!" Pria itu memberikan kode melalui matanya.
Dean mengikuti arah mata Alex, kemudian dia pun menahan tawanya. Rupanya alasan Alex menolak pura-pura pingsan adalah karena salah satu anggota PMR yang sedang bertugas merupakan fans fanatik pria itu. Alex pernah bercerita, jika dia trauma melihat gadis itu.
Katanya begini, "sumpah gak level banget! Badan dia gede kayak gajah, pake make-up tebel macam badut. Lihat wajahnya aja buat gue trauma."
Dan itu pertama kalinya Dean mendengar curhatan Alex yang takut terhadap seorang perempuan.
"WOY, PANAS NIH!! UDAH NGAPA?!" Dean terkejut, dia mengelus daun telinga kirinya yang terkejut mendengar teriakkan Alex.
"Bangke, telinga gue." Alex hanya tersenyum tanpa dosa kepada Dean.
Sementara itu, teriakan Alex berhasil memicu keributan lain dari murid-murid yang pro terhadap nya. Kegaduhan yang dibuat Alex membuat dia mendapat teguran dari kepala sekolah dan beberapa guru. Tetapi, karena itu juga kepala sekolah memutuskan untuk mempercepat pidatonya dan segera dilanjutkan ke acara berikutnya. Tidak lain adalah "Acara pemberian penghargaan bagi 3 besar Exfard."
"Althan dimana?" Dari barisan belakang, Elsa muncul bersama Scarlet. Dua gadis itu menyelinap ke barisan laki-laki.
Dean sontak membuang muka, sedangkan Alex hanya mengedikan bahu acuh.
"Ck! Kemana juga si Althan. Padahal sebentar lagi namanya dipanggil."
Yap! Tidak ayal jika Scarlet mengatakan bahwa nama Althan akan dipanggil. Sebab seluruh Exfard High School tahu jika salah satu alasan Althan menempati posisi King of Exfard karena posisinya yang mutlak. Tidak berubah, sejak kelas 10 pemegang juara umum adalah Althan dengan isi rapor yang terbilang nyaris sempurna.
"Paling bareng si Cupu," ujar Alex. Tetapi kemudian pria itu terdiam saat sebuah ingatan masuk ke otaknya.
"Nisa marah gak ya sama gue, aduh duh!" itulah yang Alex khawatir kan saat ini. Ingatan mengenai Nisa yang menatapnya marah dua hari lalu muncul membuat Alex resah.
Benar saja, berikutnya setelah mengumumkan pemegang juara 3 dan 2 kepala sekolah menyebutkan nama panjang dan kelas Althan sebagai pemilik posisi pertama. Suara tepuk tangan memenuhi lapangan, dengan ini Althan berhasil membuat dirinya menjadi juara umum selama 6 semester.
Namun, kegaduhan timbul saat sosok yang menjadi juara pertama tidak kunjung maju ke depan untuk menerima penghargaan. Kepala sekolah, guru, staf, serta murid-murid pun mulai mempertanyakan keberadaan Althan. Dean, Alex, Scarlet, dan Elsa yang dikenal sebagai orang terdekat Althan mendapatkan pertanyaan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Ficção AdolescenteWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...