Selamat Membaca 💜
Tandai apabila ada kesalahan
.O."Kamu jahat banget sih, ta!"
Rembulan menatap nanar seorang perempuan yang sedang menangis di samping jenazah Genta. Perempuan itu Naera—kekasih Genta selama hampir tiga tahun. Setelah terlepas dari jeratan Sella, Genta jatuh hati kepada Niera beberapa bulan kemudian. Seharusnya, lima hari lagi mereka menjadi pasangan suami-istri yang sah, tetapi kejadian tak terduga datang.
Mereka semua, tidak pernah mengira jika Genta akan pulang ke pangkuan Tuhan secepat ini. Pasalnya, tiga hari lalu mereka sempat merayakan pesta ulang tahun Ke-1 untuk anak pertama Rembulan dan Althan. Namanya Daiva Tishya Xaviera dan Genta memberi hadiah berupa boneka domba kecil yang sangat lucu. Bahkan sampai saat ini, Daiva membawa Boneka domba itu bersamanya, memeluk erat seakan takut direbut.
Tatapan Rembulan beralih ke Althan dan beberapa anggota Black Rose yang sedang berkumpul. Geng Black Rose memang telah bubar satu tahun lalu, tetapi ikatan pertemanan antara mereka tidak pernah putus. Saat ada kesempatan, mereka akan berkumpul. Sayangnya, mereka kehilangan satu anggota inti mereka.
"Sayang, jangan diemut jarinya. Kotor," tutur Rembulan sembari menarik jari kecil putrinya.
"Rembulan!"
Rembulan berbalik saat mendengar panggilan Nisa. Nisa tampak kesusahan berjalan dengan perut berisi kehidupan lain di sana. Sahabatnya itu tampak semakin bersinar semenjak mengandung buah hati dia dan Alex. Yap! Alex—pria itu berhasil mendapatkan Nisa setelah sekian lama berjuang. Tidak mudah, keluarga Nisa yang terkenal religius mengharuskan Alex untuk memperbaiki diri terlebih dahulu. Setelah Alex yakin akan perubahan dirinya yang semakin baik, sekali lagi Alex melamar Nisa.
Nisa setuju begitu juga dengan orang tuanya, mengingat perjuangan Alex sejak SMA. Pernikahan Alex dan Nisa pun terbilang mewah, Alex ingin pernikahan mereka mewah dan tidak terlupakan. Saat ini kandungan Nisa menginjak usia 33 minggu.
"Kamu tidurin Iva di kamar aja. Udah aku siapin."
Rembulan menatap bayinya, dia melihat mata Daiva Yang tampak sayu. "Kamu gak ikut ke makam, Nis?"
Nisa menggeleng. "Mas Alex gak kasih izin. Tidurin aja ke kamar, sekalian aku juga mau istirahat."
"Oke deh, aku nitip ya."
Rembulan dan Nisa pun menuju kamar yang terletak di lantai dua. Saat tiba di kamar, rupanya Daiva telah tertidur sambil memeluk boneka pony pink. Rembulan tersenyum tipis, pelan-pelan dia meletakkan Daiva di kasur. Pipi Daiva yang berisi membuat Rembulan tidak tahan untuk tidak mengelus pipi itu, sangat lembut.
"Aku nitip Iva ya, Nis. Kalau Iva rewel telepon aku atau Mas Althan aja."
Nisa mengacungkan jempol. "Siap! Sekalian simulasi jaga bayi," ungkap Nisa diikuti tawa.
Rembulan pun ikut tertawa. "Aduh yang mau jadi mama muda."
"Iva gemoy, Lan. Siapa tahu dekat dengan Iva bisa buat anak aku gemoy juga. Kan lucu tuh," tutur Nisa sembari mengelus pipi Daiva.
"Bayi emang gemoy kali, Nis."
"Eh iya, yak!"
Rembulan menggelengkan kepalanya beberapa kali, sahabatnya itu tidak berubah. Kemudian dia pamit untuk bersiap menuju makam. Setidaknya kehadiran Nisa bersama Daiva membuat Rembulan merasa tenang meninggalkan Daiva.
Satu-persatu kaki Rembulan menuruni anak tangga. Pemandangan di lantai satu sangat suram, tidak ada tawa atau kebahagiaan. Hanya ada kesedihan akibat kehilangan seseorang. Dada Rembulan sesak, berbagai kilasan kenangan bersama Genta di masa lalu bermunculan. Saat dia dibully, Genta lah orang yang baik dengannya. Bahkan setelah dia suruh Genta untuk menjauh, pria itu tidak dendam. Genta tetap peduli dan baik, bahkan sampai turut menyelamatkan dia dari Ethan, bersama Althan. Jika tidak ada Genta dan Althan saat itu, dipastikan Rembulan hanya tinggal nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Teen FictionWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...