Bagian 18 : Belenggu Masa Lalu

16.2K 1K 43
                                    

NOTE : Aku harap kalian selalu baca author note yang aku kasih, walaupun itu gak penting. Namun, terkadang ada hal penting yang ku cantumkan di sana. Di part ini akan ada beberapa paragraf atau adegan yang diambil dari versi lama, tetapi sedikit mengalami perubahan.

Selain itu selalu berharap dapat komen dari kalian. Tentunya komen yang membangun, terutama bagi yang sudah mengalami bangku kelas 3 SMP seharusnya tahu tentang hal ini. Ada materinya di semester 2.

Suka sedih aku tuh kalau kalian diam-diam bae.

Sebelum membaca silahkan membaca istighfar : "Astagfirullah."

Selamat Membaca
.O.





"BAJINGAN LO THAN!"

"Woy mau cari mati, Lo?!"

"Minggir lo semua! Dia itu pasti pake cara curang!! Bangsat!" Pria yang tadi menjadi lawan Althan berteriak kesetanan. Dia tidak terima dengan hasil yang menunjukkan bawah dia kalah.

"Bangsat Lo! Maling teriak maling!" Salah satu anggota kubu Althan berteriak. Mereka sangat kesal dengan sikap pemuda bernama Ethan itu. Jelas-jelas Althan menang dengan cara yang sah.

"GUE GAK PEDULI! GUE AKAN BALES KALIAN SEMUA!!" Teriaknya kemudian berlalu pergi dengan diikuti oleh anak buahnya. Sebelum pergi mereka memberikan tindakan perlawanan pada kubu Althan.

Dean memutar bola mata jengah, sudah bukan hal asing menemukan hal kejadian seperti ini. Dunia anak muda kejam, bro!

Sedangkan Rembulan hanya diam sembari mengamati kejadian tadi dengan jantung berdegup kencang. Dirinya terlalu terkejut dengan tindakan pemuda itu. Setelah melewati garis finish tanpa terduga pria itu turun dari motornya dan langsung menerobos orang-orang yang mengerumuni Althan. Tidak hanya melontarkan kata-kata kasar, pria itu juga nyaris menimbulkan tawuran pada tengah malam. Rembulan mengembuskan napas lega, dia berusaha menormalkan dirinya yang masih shock. 

"Cabut!"

Rembulan mendongak, disusul dengan anggukan kaku. Dia mengucapkan salam berpamitan pada anggota yang lain lalu mengikuti Althan menuju motor.

"Jangan dekat-dekat dengan Genta." Ujar Althan sebelum menjalankan motornya. Alis Rembulan bertautan, dia tidak mengerti kenapa dia tidak boleh dekat dengan Genta. "Kenapa kak?"

"Karena lo punya gue."

Blush!

Wajah Rembulan merona, bintang-bintang di atasnya seakan mengeluarkan cahaya yang paling terang. Rembulan memalingkan wajah dia tidak ingin Althan melihat wajahnya yang sudah bak kepiting rebus.

"Ngerti gak?"

"Ehh, i-iya kak." Jawab Rembulan setengah gugup.

Setelah mendengar jawaban Rembulan, dia mulai menjalankan motornya. Di jok belakang Rembulan tersenyum, lagi-lagi dia jatuh ke dalam pesona lelaki di hadapannya.

W.o.W

Pertichor menyambut begitu Rembulan membuka pintu pada pagi hari. Udara berhembus sejuk, tetapi terasa hangat akibat sinar matahari pagi. Lingkungan tempat Rembulan tinggal mulai ramai. Burung-burung tetangga yang hinggap di sangkar berkicauan saling menyahut, suara deru mesin motor yang dihidupkan, para tetangga saling menyapa atau mengobrol, hingga anak kecil yang berteriak. Itu semua bisa didapatkan tatkala pagi hari sebelum mereka memulai aktivitas seperti bekerja atau sekolah. Menjelang siang, lingkungan tempat tinggal Rembulan akan sepi, sinar matahari sangat menyengat pada siang hari.

Kisah Gadis Cupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang