Bagian 17 : Tengah Malam

16.7K 1.1K 11
                                    

Happy Reading! 🎉
Tekan pojok bintang di kiri bawah 🌟
.O.


Ucapan Althan tidak main-main. Terbukti saat ini Rembulan tengah duduk diam di jok belakang motor ninja yang dikendarai oleh Althan.

Sekitar sepuluh menit lalu, dia mengira ajakan kakak kelasnya itu hanya main-main. Jadi, setelah mengerjakan PR yang menumpuk dia berniat tidur. Sayangnya suara nyaring klakson motor Althan menghentikannya. Rembulan seketika terkejut dan buru-buru membuka jendela kamar untuk meminta Althan menunggu sebentar. Tanpa persiapan, Rembulan yang masih menggunakan baju tidur hanya mengambil jaket yang tergantung di balik pintu. Dengan tenaga tersisa lima persen, Rembulan menembus dinginnya malam demi menuruti permintaan kakak kelasnya itu.

Saat ini Rembulan menggigil kedinginan terkena angin malam. Kulitnya berkali-kali merinding akibat suhu yang terlalu rendah. Rembulan heran, apakah Althan tidak merasa kedinginan?

Terbesit pemikiran konyol untuk mencari kehangatan dengan cara memeluk Althan dari belakang. Namun, sebelum pemikiran konyol itu benar-benar terwujud Rembulan menghempaskan ke ujung dunia. Jujur saja, Rembulan tidak ingin mendapat masalah.

Setelah menghabiskan waktu lima belas menit berkendara, akhirnya Rembulan dapat merasakan bahwa motor yang dia tumpangi perlahan melambat. Kedua telinga Rembulan menangkap sorak-sorai dari di depan sana. Karena, dia memiliki rasa ingin tahu, Rembulan sedikit mengintip.

"Ingat jaga kelakuan, Lo." Itu bukan sebuah nasihat melainkan perintah yang diucapkan dengan nada datar sesuai kepribadian Althan.

"Iya." Ujarnya menyanggupi sembari mengangguk walau Althan tidak melihatnya.

Begitu motor Althan berhenti, mereka langsung mendapat sambutan meriah dari orang-orang yang didominasi oleh para pria. Rembulan menuruni motor dengan hati-hati, begitu dia menginjak permukaan aspal Rembulan merasa dia berada di tengah lingkaran raksasa. Rembulan tidak masalah, hanya saja dia tidak terbiasa dengan situasi seperti ini.

Sembari menunggu Althan yang tengah menyalami teman-temannya, Rembulan bergerak menjauh dari mereka. Dia berdiri sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling sebelum merasakan tepukan pada bahu kanan yang membuatnya nyaris melompat karena terkejut. Rembulan mengelus dadanya, sedangkan sang pelaku tertawa sambil mengucapkan maaf.

"Sorry, Lo ngapain di sini?" Rembulan mendongak, dia sedikit terkejut saat melihat wujud Genta yang telah berdiri di hadapannya.

"Enggak tahu. Kamu ngapain di sini?" Tanya Rembulan balik setelah menjawab.

Kedua alis Genta menyatu dalam kegelapan, "kok gak tahu? Mending kita pulang aja, gak baik cewek keluar malam."

"Eh, Rembulan gak bisa." Ujarnya sambil melirik ke arah balik punggung Genta. Dia menghela napas lega saat melihat Althan masih sibuk mengobrol dengan teman-teman nya.

"Lo lihat apa?"

Rembulan sedikit panik, dia buru-buru mencegah Genta untuk berbalik. "G-gak ada. Rembulan tadi lihat nyamuk terbang."

Genta merasa ada yang salah dengan Rembulan, tetapi perkataan gadis itu tadi lumayan konyol.

"Huh nyamuk? Saking kerennya gue, nyamuk juga demen."

Rembulan tertawa kecil mendengar ucapan narsis Genta. "Iya, terserah kamu deh."

"Nyamuk aja suka gue, Lo kapan?"

"Eh!" Rembulan berhenti tertawa, dia mendongak menatap wajah Genta yang tidak terlalu tampak karena kurang pencahayaan.

"Apa tadi?" Tanya Rembulan.

Kisah Gadis Cupu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang