Peringatan! Diharap untuk bijak dalam membaca ‼️
Selamat Membaca
.O.BRUK!
Tubuh Rembulan terlempar ke kasur dan pelaku yang melakukannya adalah Althan. Gadis itu mendesis kesakitan saat merasakan denyutan tak nyaman pada luka pahanya. Entah ada apa dengan pemuda berkacamata itu, Althan tiba-tiba merebut minuman Regan, lalu menariknya paksa ke salah satu kamar.
Dalam sekali mata memandang pun Rembulan tahu jika ini merupakan kamar kelas atas dan Althan sering datang ke sini. Terbukti dari Althan yang dengan mudah masuk ke kamar mewah ini tanpa harus bersusah payah.
Untuk apa Kak Althan membawanya ke sini? Itulah pertanyaan utama yang ada di otak kecil Rembulan saat ini. Jangan kalian kira Rembukan tidak melawan atau mencoba kabur. Dia telah mencoba berbagai cara untuk kabur, tetapi tenaga pria itu terlalu kuat dan perintahnya bagaikan titah raja yang mutlak. Rembulan yang lemah tidak sebanding dengan Althan.
Sementara itu, Althan hanya berpikir bahwa ia harus membawa Rembulan pergi sejauh mungkin dari keramaian. Terlintas di otaknya jika dia membawa kartu salah satu kamar VVIP, jadi dia merasa tempat itu aman. Namun, karena tergesa-gesa Althan tanpa sadar melakukan kesalahan. Dia tidak mempertimbangkan jika berada satu ruangan dengan Rembulan justru memperburuk keadaannya dan juga mungkin keadaan gadis itu. Dia mungkin berhasil menjauhkan gadis itu dari keramaian, tetapi mereka sama-sama sekarat dan berada di satu ruangan yang tertutup.
Sial!
Althan mengumpat begitu merasakan panas yang membakar tubuhnya. Tubuhnya bersandar pada daun pintu, dengan kesadaran yang masih ada Althan menyempatkan diri untuk menatap Rembulan.
Shit!
Althan menutup matanya. Melihat Rembulan justru membuat napas pria itu tidak beraturan dan badannya terasa semakin panas. Saat ini tubuhnya benar-benar terasa terbakar dan dia yakin gadis itu juga mulai mengalaminya. Terlihat dari sikap Rembukan yang bergerak gelisah mengibas-ngibaskan tangannya.
Dugaan Althan benar, kini Rembulan mulai merasakan ada yang salah dengan tubuhnya. Semula dia mengira mungkin karena efek gugup berada satu ruang bersama Althan. Nyatanya tidak, semakin lama dia merasa badannya seakan terbakar oleh sesuatu. Peluh gadis itu keluar, padahal dia tahu jika AC pada ruangan ini menyala, tetapi Rembulan tetap merasa kepanasan. Bukannya menjadi dingin justru semakin gerah.
Ada apa dengan tubuhnya? Mengapa semakin gerah? Rembulan bertanya dalam hati.
Dug! Althan melempar remot AC, untungnya bisa Rembulan tangkap tepat waktu.
"Gue ke kamar mandi. Lo di sini jangan kabur," ujar pria berkaca mata itu dengan cepat menuju kamar mandi.
Aneh, Rembulan merasa aneh dengan suara Althan. Suara pria itu seakan sehabis lari maraton, Rembulan samar-samar dapat mendengar suara napas pria itu yang berat. Bahkan, Althan membanting pintu kamar mandi membuat Rembulan terlonjak dari duduknya.
Beberapa detik setelah Althan pergi ke kamar mandi, Rembulan dapat mendengar suara percikan air dari kamar mandi. Mendengar suara air membuat Rembulan juga merasa ingin mengguyur badannya dengan air dingin. Padahal, sebelum berangkat ke pesta dia sudah mandi. Entahlah apa yang terjadi dengan tubuhnya, Rembulan hanya ingin hal-hal yang bisa membuatnya sejuk. Dia merasa kerongkongannya kering, tetapi dia tidak haus. Dia juga merasa sangat gerah sampai-sampai ingin menanggalkan pakaian dan berendam di air dingin, tetapi dia tahu AC menyala bahkan hingga suhu -15°C.
Tetapi mengapa dia tetap merasa panas dan tidak nyaman?!!
Rembulan meneguk air liurnya tatkala mendengar suara percikan air dari balik pintu kamar mandi yang tertutup. Gadis itu beranjak dari kasur menuju depan pintu kamar mandi. Dia tidak tahan, Rembulan juga ingin mencoba meredakan panas tubuhnya dengan air dingin. Maka diketuk lah pintu kayu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Gadis Cupu [END]
Teen FictionWarning mengandung genre violence! Rembulan Cahyaningsih namanya, kerap dipanggil Rembulan atau cupu sesuai penampilannya. Tidak secantik bulan, penampilannya begitu sederhana. Kadangkala, Rembulan ingin mengeluh. Namun, dia tidak memiliki tempat u...