Kisah Gadis Cupu [END]

Bagian 14 : Ladang Bunga di Tengah Badai

Salah satu rasa bahagia adalah, berada di antara ribuan bunga yang sedang tumbuh subur.
.O.

Angin berhembus kencang disertai langit kelabu yang menambah kesan kesuraman di bumi. Tumbuhan dan benda-benda yang digantung bergoyang dengan brutal terkena angin. Cuaca sore hari ini tidak seperti biasa.

Jika pada umumnya sore hari identik dengan langit berwarna oranye hingga kemerahan, angin sepoi-sepoi, dan matahari di sebelah barat. Sore di hari Rabu ini tidak. Semuanya sangat berbeda, matahari tertutup oleh tebalnya awan. Seperti akan terjadi hujan lebat, tetapi tidak ada angin. Terus seperti ini sejak tiga jam lalu. Hingga, Rembulan merasakan bulu kuduknya sering berdiri akibat dinginnya udara yang dia rasakan. Sebagai informasi kecil, Rembulan memiliki sedikit masalah dengan udara dingin. Tubuhnya akan merasa lemas saat udara terlalu dingin, tetapi hal itu hanya terjadi sewaktu-waktu. Seperti saat ini.

Di balik jendela kaca, Rembulan melihat keluar dengan tubuh dibungkus selimut bermotif batik. Kedua kakinya memakai kaus kaki sebagai salah satu cara menghangatkan tubuh. Beberapa kali Rembulan menggosokkan kedua telapak tangannya.

Anehnya, walau tubuhnya menggigil kedinginan sebuah lengkungan keatas di bibir Rembulan justru tampak. Bukannya memasang ekspresi memelas atau kedinginan, Dia justru menampilkan wajah gembira. Gadis yang mendapatkan julukan 'Si Cupu' itu tengah dilanda perasaan yang seakan berada di antara ribuan bunga dengan warna dan pemandangan yang sungguh menakjubkan.

Rembulan menggelengkan kepalanya, dia menjatuhkan tubuhnya ke kasur dilanjutkan memandang langit-langit kamar tanpa senyum yang pudar.

"Perasaan apa ini, Tuhan."

W.o.W

Sama seperti keadaan sore di hari Rabu, angin masih senantiasa berhembus dengan kecepatan kencang. Namun, langit berubah menjadi lebih cerah dari sebelumnya.

Akibat dari angin yang berhembus kencang itu, sampah berupa daun, ranting dan bunga bertebaran dimana-mana. Usaha tukang kebun sekolah yang telah bersusah payah menyapu halaman sekolah, seakan tidak membuahkan hasil. Kebanyakan daun-daun itu memenuhi halaman sekolah bahkan hingga masuk ke ruangan kelas.

Inilah salah satu kerugian berada di lingkungan yang memiliki banyak tumbuhan disekitarnya. Exfard High School tidak hanya sekadar sekolah dengan gedung apik nan megah, melainkan juga sebagai salah satu sekolah yang memiliki banyak tumbuhan di sekitar lingkungannya. Karena, keunggulannya ini banyak siswa yang merasa terbantu oleh kehadiran para tumbuhan hijau itu, selain menghasilkan oksigen, tumbuhan hijau juga memberikan perasaan damai dan tenang yang menyejukkan diri.

Melihat pepohonan yang melambai-lambai terkena angin dari kaca jendela. Pada jam pelajaran kelima yang seharusnya diisi oleh pelajaran Fisika, Rembulan duduk termenung memandang kearah luar. Kepalanya bertumpu pada tangan, dengan tubuh sedikit condong ke depan. Suasana sekitarnya ramai yang diakibatkan oleh ketiadaan pelajaran fisika. Menurut ketua kelas, guru fisika mereka berhalangan hadir karena memiliki acara keluarga yang tidak dapat ditunda.

Kosong+tanpa tugas adalah idaman dari kebanyakan murid.

Rembulan memandang ke arah luar dengan pikiran melayang ke jadian kemarin sewaktu dia membolos bersama Althan. Sejak kemarin sore, hatinya berbunga-bunga saking gembiranya. Dia kira, Althan akan memberikan hukuman mengerikan. Namun, pria berkacamata itu justru mengajaknya mengelilingi kebun binatang, melihat hewan-hewan dengan berbagai pertunjukan. Tidak hanya berkeliling kebun binatang, Rembulan juga mendapat traktiran berupa permen kapas dan semangkuk mie ayam. Pergi ke kebun binatang adalah salah satu dari sekian banyaknya impian Rembulan.

Karena, peristiwa tak terduga itulah perasaan Rembulan semakin dalam. Bunga-bunga bermekaran dengan kupu-kupu menari disekitarnya. Satu lagi hal yang membuatnya senang adalah, saat Althan mengantarnya pulang. Dia kira Althan akan menyuruhnya pulang sendirian, rupanya tidak.